Fitnah Membawa Berkah

Hari ini saya berangkat pagi-pagi ke mesjid dalam rangka berpartisipasi dalam acara open house yang diadakan sebagai aksi perlawanan menentang demonstrasi antiislam yang dimotori partai beraliran kanan, NPD. Sekitar 300 meter dari lokasi mesjid, terlihat banyak polisi yang sudah berjaga-jaga, dan saat melewati markas kelompok kiri yang antifasis, terlihat juga beberapa anak punk sudah bersiaga. Saat mau melewati jalan yang biasa dilalui, yakni Wagnergasse yang memang multikultural (di satu sisi jalan full cafe dari berbagai negara dan di sisi lainnya rumah-rumah ibadah, bahkan 50 meter dari situ ada American Table Dance Bar hihihi...), jalan itu ditutup dan sudah banyak orang disana. Akhirnya saya berputar dan mengambil jalan lain. Dalam hati, siap-siap benjol-benjol nih...

Sampai di mesjid keadaan tidak semenakutkan yang saya bayangkan. Alhamdulillah, bahkan hari ini termasuk salah satu hari yang paling membahagiakan selama saya di Jena. Demonstran tidak diizinkan polisi mendekat ke sekitar area rumah yang didalamnya terdapat ruangan mesjid. Sebaliknya, rumah dan pelatarannya ramai dihadiri para penentang demo neonazi. Yup, acara open house dan sarapan pagi bersama dalam rangka menjaga solidaritas dan warna-warni Jena pun bisa dikatakan sangat sukses. Sungguh membuat saya tersentuh melihat partisipasi berbagai elemen masyarakat. Bayangkan, banyak yang meninggalkan aktivitasnya di hari kerja ataupun hari kuliah. Tidak hanya para aktivis mahasiswa, aktivis perempuan dan penghuni "rumah" (maklum, definisi rumah di Jerman berbeda dengan kata "rumah" di Indonesia), tetapi juga dari kalangan gereja Katolik, Evangelis, pihak pemerintah kota dan perwakilan rektor pun turut menghadiri acara ini. Sungguh membawa berkah dengan adanya kejadian ini.... Di acara open house biasa dulu, hanya datang tidak lebih dari 5 orang! Serius, saya tidak salah ketik, hanya 5 orang!

Adanya aksi NPD membuat berbagai pihak lebih tergerak untuk berjuang bersama membela kepentingan masyarakat yang ingin hidup bersama dalam multikulturalisme. Sekarang, keberadaan mesjid jauh lebih diketahui banyak orang. Banyak yang bisa melihat-lihat ke dalam mesjid! Kami juga menekankan kalau mesjid terbuka bagi siapa saja dan setiap hari. Bagi yang punya pertanyaan seputar Islam dan bahasa Arab pun bisa kesini. Misalnya ada dua mahasiswa Jerman yang minta bantuan dalam mengerjakan tugas dari les bahasa Arabnya... Saya sendiri jadi tergerak untuk bisa belajar bahasa Arab dengan benar, tidak boleh puas sebatas bisa membaca Al Quran saja.

Awalnya saya pikir, memang aneh jika NPD mendadak melakukan demo ini. Namun seorang teman berkata, mereka sedang cari popularitas. Memang benar, sebab beberapa bulan lagi Jerman akan menghadapi pemilu. Sebagai partai politik, wajar saja jika mereka melakukan kegiatan untuk menunjukkan, kalau partai itu ada dan bergerak. Sama juga dengan pemerintahan, misalnya sesaat setelah kejadian 11 September, semua orang muslim disini disamperin pihak kepolisian jam 6 pagi di rumah masing-masing dan ditanya: "Kamu teroris bukan??" (Pertanyaan yang aneh....). Kita maklumi sajalah, sebab kalau tidak bergerak, pamor pemerintahan saat itu bisa turun, nanti bisa-bisa ada anggapan kalau pemerintah tidak melindungi rakyatnya (walaupun caranya tidak pantas...).

Kesimpulannya, benar kalau sesuatu yang di mata kita buruk belum tentu buruk dan sebaliknya. Buktinya hari ini, suatu hal yang awalnya buruk menjadi berkah dan membawa kebaikan. Tanpa kejadian ini, umat muslim yang minoritas akan tetap gurem eksistensinya. Dengan kejadian ini, kami pun diakui sebagai bagian dari masyarakat yang turut memperkaya kebudayaan kota Jena. Saya berterimakasih kepada semua pihak yang sudah hadir dan menyumbangkan dana, waktu dan tenaga. Juga terimakasih pada Bro semua yang sudah turut mendoakan, semoga masyarakat di Indonesia pun bisa menjadi masyarakat yang mencintai dan menghargai perbedaan....

Foto:HP-Klassikku