Jumat, 03 Juli 2009

Bukan Hanya Model

Bukan hanya model yang dituntut memiliki tinggi badan dan berat proporsional, pembalap profesional pun juga demikian, betul?????

Kita mulai dari berat badan... Tidak ada kan pembalap level dunia yang overweight? Alasannya Bro sudah pasti tahu... Bayangkan, kalau motor di tune up susah payah untuk menghasilkan tenaga besar, tetapi power to weight rationya anjlok gara-gara jokinya terlalu berat. Tim balap mana yang tidak sakit hati kalau sudah susah payah memasang peranti karbon untuk menggantikan peranti-peranti standard yang lebih berat, tetapi di sisi lain pembalapnya malas menjaga berat badan? Bukan hanya akselerasi motor yang menjadi lambat jika si pembalapnya berbobot lebih dibandingkan pembalap lain, tetapi juga pengaruh ke faktor lain yang sangat penting di dunia balap. Sebut saja konsumsi bensin yang lebih boros. Belum lagi ban akan lebih cepat aus, atau bahkan kalau mau lebih bawel lagi: gir, rantai, mesin dan seisinya, dijamin lebih pendek umurnya kalau si joki over weight.
James Toseland saat ini lagi giat-giatnya berlatih fisik secara keras. Dia berusaha mengurangi bobotnya dengan diet dan fitnes. Hasilnya: gagal...... Maksudnya, secara prestasi masih gagal. Tampaknya doi terlalu stress untuk berprestasi, apalagi rekan (musuh-red) setimnya, Colin Edwards selalu tampil lebih baik. Jangan lupa, pekerjaan yang tidak dilakukan dengan senang hati hasilnya memang seringkali tidak menyenangkan bukan???
Bagaimana kalau jokinya jago??? Apa masih bisa menang??? Ya namanya dunia, apa sih yang nggak bisa?!!!!! Namun, kalau kompetisi sangat ketat, tidak ada itu tawar-menawar. Motor plus pembalap berat, racing linenya cenderung melebar, titik pengereman pun bertambah molor, dan jangan lupa, akselerasi yang lebih lambat...... Kalau sudah begini, apa masih bisa kompetitif?

Sekarang kita beralih ke tinggi badan! Apakah pembalap yang bertinggi badan ideal (maksudnya ga segede pemain basket lho... yang ideal buat balap motor lah) punya keuntungan dibandingkan pembalap berbadan mungil? Pembalap semacam Dani Pedrosa, Marco Melandri, Loris Capirossi tentunya dapat menimbulkan pendapat, bahwa pembalap dengan tinggi badan rendah justru bisa berprestasi lebih baik dibandingkan pembalap yang jangkung. Namun, kita harus ingat: pembalap pendek=logikanya berat badannya ringan, sedangkan pembalap jangkung=logikanya berat badannya lebih berat dibandingkan yang pendek.
Sekarang kita lihat, apakah ada pembalap kelas para raja yang berbadan (terlalu) mungil? Skil yang diandalkan pembalap berbadan mungil untuk menghadapi pembalap tinggi. Meskipun mungil, bukan berarti loyo lho, mereka sangat terlatih! Memang mereka diuntungkan dengan bobotnya yang relatif lebih ringan dan secara aerodinamis lebih baik. Namun, dalam urusan "menggunakan badan" untuk mengendalikan motor, mereka kesulitan. Bagaimana mau menopang motor dengan dengkul kalau posisinya di tikungan terlalu menggantung? Bisa sih, tetapi pasti sangat menguras tenaga kan... Pembalap yang tinggi akan lebih mudah menggunakan teknik ini. Pembalap yang tinggi pun akan lebih mudah menjaga arah dan titik keseimbangan motor. Logikanya: lihat saja di sirkus... Kenapa saat meniti tali si pemain sirkus merentangkan tangan? Kenapa saat meniti tali akan lebih mudah jika menggunakan bantuan tongkat untuk menjaga keseimbangan? Nah sadar-tidak sadar, pembalap yang tinggi bisa lebih mudah memindahkan titik berat motor, ujung-ujungnya mereka lebih mudah mengendalikan motor di tikungan, terutama tikungan kombinasi cepat dan saat mengerem habis-habisan.
Pembalap (kelas MotoGP/Supersport/superbike) itu sebaiknya tinggi (kira-kira 174-184 cm... ini itungan kira-kira saya sendiri lho...) dan berbobot tidak lebih dari 65 Kg. Jika syarat fisik ini terpenuhi, maka si pembalap sudah menang selangkah... Lihat saja Valentino Rossi, Ben Spies atau Marco Simoncelli..... Dengan tinggi badannya mereka bisa dengan sepenuhnya mengendalikan motor. Namun, sekali lagi perlu diingat, menangnya hanya selangkah, sebab balap motor bukannya olahraga yang sangat mengandalkan tinggi badan layaknya basket ataupun voli.
Saat saya ketemu Chris Burns, dia juga punya ciri pembalap ideal lho... tinggi, kekar dan bebas lemak. Kalo ngubek-ngubek di website MotoGP, tinggi Burns tercantum hanya 170 cm, tetapi pada kenyataannya????? Begini Bro, tinggi saya sendiri sudah sekitar 170 cm, masa si Burns tingginya 170 cm??? Barangkali salah tulis tuh... Bro pernah dengar-dengar nama Chris Burns? Doi sempat turun di MotoGP tahun 2003/2004 dengan Harris WCM yang mengandalkan mesin Yamaha R1 yang diodol-odol. Namun, gagal maning....... Dapat point satu saja tidak. Mesin M1 zaman itu saja sudah kewalahan menghadapi RC211V, apalagi kalau cuma pakai mesin R1!! Mungkin kalau tahun ini ikutan bisa jauh lebih mudah meraih point, kan tinggal tunggu jatuh 4 orang, maka point pun diraih dengan sendirinya hihihi....
Kesimpulannya: Memang bukan hanya model yang harus tinggi dan singset, pembalap pun dituntut demikian. Bedanya, di dunia balap tinggi badan itu masih relatif, sedangkan berat badan tidak bisa ditawar-tawar!

Foto: HP-Klassikku

4 komentar:

  1. yup..keungulan pembalap mungil seperti DP keliatan banget pas di Laguna kemarin..
    begitu start, langsung akselerasi kedepan..padahal posisi start di grid kedua..dan pas tikungan akhir yg mau disalip Rossi, DP langsung ngacir begitu keluar tikungan.sepertinya enteng banget akselerasinya..beda sama Rossi pas keluar tikungan...akselerasinya lebih lambat dari DP..

    BalasHapus
  2. yup enteng saat berakselerasi...
    tapi serem juga pas DP ngendorin gas, ampir kesalip gitu... untung itu rossi, coba kalo masih kaya canepa atau talmacsi, wah bubar keseruduk..
    btw, kayanya sachsenring ijk menjagokan DP.. karakternya mirip laguna seca

    BalasHapus
  3. Beughhhh......!!
    Penonton kecewa heheheheheh
    Judulnya itu lho.. Berharap ada penampakan mahluk haluzst,..
    Btw yup setuju edian dapet kemaren menggila panas kali do'i makanya haus di siram sampagne congrat dehh

    BalasHapus
  4. pasti dipikirnya umbrella girl kan??? Tuh Chris Burns mulus kok wakaka...
    bertobatlah saudara Petromaxx hihi....
    gitu deh kalo Pedrosa sehat, Stoner n Lorenzo sakit plus Rossi awal2nya ga pede.
    kalo semuanya fit n settingannya pas sih susaaah juga...

    BalasHapus