Senin, 12 Januari 2009

Untuk Palestina, Untuk Kemanusiaan















Hari Sabtu lalu adalah hari dimana saya pertama kali ikut yang namanya demonstrasi. Kalau zamannya kuliah dulu di Jakarta saya tidak terlalu merasa terpanggil untuk berdemonstrasi, kali ini alasan untuk berdemonstrasi cukup untuk mendorong orang yang rada-rada cuek seperti saya untuk ikut serta. Yup, berdemonstrasi untuk Palestina!!
Tentunya perang di Palestina sangat memprihatinkan bagi semua makhluk di muka bumi ini yang menyebut diri mereka manusia. Dan kita pun tahu, itu bukan perang, tapi pembantaian. Perbandingan David vs Goliath pun tak bisa lagi dipakai disini. Bayangkan, apa kekuatan Hamas dibandingkan IDF Israel?? Kalau tidak salah dengar dari info yang disampaikan CNN, IDF sebagai salah satu yang terbaik di dunia memiliki anggaran per tahun hingga 10 Milliard USD, itu disebutkan melebihi anggaran untuk tentara Amerika Serikat sendiri!!
Seperti sudah biasa kita alami, Israel tidak mengenal kata damai! Mereka tidak akan berdamai jika mereka belum sampai di titik dimana tentara mereka kalah dan ciut untuk melanjutkan perang. Resolusi PBB pun hanya sekedar kata-kata! Pemimpin arab pun hanya mendukung sebatas ucapan! Mengapa hanya untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan harus tunggu izin Israel??
Ironis memang kalau kita hanya bisa mendukung sebatas kata-kata dan doa. Pahit memang, tapi begitulah faktanya. Demonstrasi yang kami lakukan di kota Weimar bertujuan untuk membuka mata masyarakat Jerman tentang holocaust yang kini dilakukan oleh Israel. Untuk sampai ke Weimar, hanya butuh 15 menit perjalanan dengan kereta api dari Jena. Demonstrasi damai kami lakukan dari depan stasiun Weimar hingga ke depan gedung opera, di sana terdapat patung Goethe dan Schiller, dua orang pujangga besar Jerman, merangkap negarawan dan akademisi. Di tengah perjalanan kami sempat bertemu dengan sekelompok orang yang berdemonstrasi mendukung Israel. Untung cuaca yang ekstra dingin alias masih sekitar minus 3 derajat celcius masih cukup dingin untuk meredam api konflik. Kota Weimar sendiri memiliki salah satu objek wisata yang menjadi trauma bagi Israel: Kamp Konsentrasi Buchenwald! Namun, kekejaman masa Nazi itu sudah berakhir, kini Israellah yang berperan sebagai Nazi!
Di Indonesia, tampaknya pernak-pernik dengan lambang Nazi maupun poster-poster Hitler menjadi barang yang laku di pasar. Saya harus beberapa kali menjelaskan kepada teman-teman Jerman, kalau kita bukan Nazi! Kita bukan Rasis! Kenapa sampai simbol Nazi digunakan di Indonesia? Begini penjelasan saya:
1. Di bawah Nazi, Jerman menjadi salah satu negara terkuat! Mereka baru kalah PD II setelah dikeroyok Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Uni soviet. Kekuatan dan kedigdayaan Jerman inilah yang didambakan masyarakat Indonesia: ingin punya negara yang kuat.
2. Nazi pembantai Yahudi! Logis lambang Nazi digunakan masyarakat kita yang tidak tahu, apa sebenarnya Nazi itu. Banyak yang menganggap Nazi adalah pahlawan dalam melawan zionisme. Terlebih di saat ini, kekuatan Israel dengan dukungan Amerika Serikat tidak ada yang membendung. Kenapa Amerika Serikat sangat mendukung Israel? Wajar, sebab kalau ditanya, kemana sebagian besar Yahudi Jerman mengungsi saat kekuasaan Hitler? Jawabnya: Amerika Serikat.
3. Nazi sangat menyanjung semangat nasionalis Jerman. Nasionalisme buta yang akhirnya menjadikan para pendukung Nazi hilang rasa kemanusiaannya. Saat ini di negara kita, rasa nasionalisme pada bangsa Indonesia sendiri sangat rendah. Jadi simbol ini digunakaan untuk memancing semangat nasionalisme dan secara keliru dimengerti sebagai lambang nasionalisme pada tanah air kita.
4. Simbol Nazi disukai karena alasan selera saja! Suka warnanya...suka bentuknya...suka gaya militer..dsb...
Perlu saya tekankan Bro... Kalau Nazi sampai berkuasa terus, dan sampai ke Indonesia, kita semua juga bakal masuk ovennya kamp konsentrasi! Jangankan kita, orang Jerman yang cacat pun akan dimusnahkan oleh rezim ini! Saat inipun wacana Neonazi masih ramai di Jerman, terutama di wilayah bekas Jerman timur. Mereka banyak melakukan vandalisme terhadap orang asing. Media Jerman pun malu untuk menanyangkan aksi Neonazi, aksi-aksi mereka dianggap aib! Sebaliknya, jika ada aksi yang memerangi aksi Neonazi, maka akan dipublikasikan.
Karena aksi mereka yang diperangi mayoritas masyarakat Jerman yang sangat malu dengan apa yang mereka lakukan terhadap Yahudi di PD II, Neonazi pun merubah strateginya. Tidak lagi sebatas kekerasan, kini mereka mulai menggunakan trik-trik adu domba.
Saat ini, yang menjadi musuh nyata bagi Neonazi adalah penduduk Muslim di Jerman yang mayoritas kaum pendatang. Masyarakat Muslim inilah yang ingin mereka sepak keluar Jerman. tidak hanya dengan aksi teror, mereka juga aktiv menentang pembangunan Masjid-masjid di kota-kota besar di Jerman! Bahkan kini mereka (dengan kedok sebagai organisasi kemasyarakatan) berdiri di belakang Israel, kelompok yang dulu mereka bantai (dan tentunya akan mereka bantai lagi kalau masyarakat Muslim sudah tersepak keluar Jerman). Jadi, semoga Bro bisa menyebarkan informasi ini: stop penggunaan atribut-atribut Nazi!!
Kembali ke masalah demonstrasi hari Sabtu lalu. Kenapa kami menuntut Jerman untuk membuka mata? Jelas, karena Jerman terlalu takut luka lamanya diotak-atik. Hingga saat ini, masalah Israel selalu menjadi masalah super sensitif. Jerman sudah mati kutu, mereka tidak bisa lagi menentang Israel, karena kalau itu mereka lakukan, maka mereka takut munculnya kembali anggapan: Jerman adalah Nazi. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan Menlu Jerman yang meminta Israel untuk menghentikan serangan dan Jerman siap mendukung Israel menghentikan penyelundupan senjata Hamas. Terlihat betapa sangat berhati-hatinya si Menlu dalam hal ini. Angela Merkel pun tidak ada komentar apa-apa soal ini, dia dan politikus lainnya sibuk membahas masalah ekonomi--pastinya tidak demikian jika yang terlibat perang bukan Israel. Media pun menyebut Hamas sebagai gerakan radikal.
Pernah nonton film James Bond, Tomorrow Never Die? Ingat si tokoh penguasa media, Elliot Carver? Ingat kata tokoh ini: Media adalah senjata paling mutakhir di zaman modern. Lihat saja, masyarakat Palestina yang berjuang mendapatkan haknya kembali disebut teroris.. Mereka-mereka yang pengecut dibilang cinta damai! Media internasional tidak mengangkat sejarah invasi Israel! Mereka ingin generasi selanjutnya hanya melihat saat roket Hamas mendarat di Israel, maka kejadian itu dimengerti sebagai tindak terorisme, bukan tindakan untuk meraih keadilan! Saat Israel menyerang Palestina, maka itu dimengerti sebagai tindakan pembelaan diri! Bayangkan Bro, apa jadinya kalau ini menimpa kita? Apa jadinya kalau saat ini kita masih dijajah Belanda? Media barat akan menyebut pejuang pembela kemerdekaan Indonesia dengan predikat: teroris......
Apa hubungan artikel ini dengan dunia motor? Mudah saja, kalau Bro perhatikan foto-foto itu, Bro bisa lihat, ada salah satu pabrikan motor turut andil di demonstrasi kami: Honda.


Sumber:
Prof. Dr-Ing. Dr. Phil. Arie Slight, MBA, Msc, SH, SE, Spsi. (Gelar-gelar ini diperoleh dari salah satu universitas yang cuci gudang)
Foto: HP-Klassikku

2 komentar:

  1. "Apa hubungan artikel ini dengan dunia motor? Mudah saja, kalau Bro perhatikan foto-foto itu, Bro bisa lihat, ada salah satu pabrikan motor turut andil di demonstrasi kami: Honda."
    --->>> mantaffff!!!!!!!

    BalasHapus
  2. Kanibal bikin sirkuit juga dong di Banten...(kompor meledug mode on)

    BalasHapus