Selasa, 27 Januari 2009

Tim Ducati Pabrikan: Bukan Kuda Hitam Lagi

Duet Maut!

Ini dia tim di Motogp yang duetnya dianggap paling maut. Soal skill pembalap, sudah sama-sama tau lah..dua-duanya mantan juara dunia kelas bertabur raja-rajanya balap motor.

Tampaknya Stoner siap mengambil kembali gelar juara dunia dari Rossi. Salah satu faktor yang paling mendukung adalah kekompakan di dalam tim. Penampilan Stoner dan Hayden di depan media terlihat begitu kompak. Media pun menilai, kekompakan itu bukan hanya semata-mata di depan media, tetapi memang begitu adanya. Tidak hanya alasan keduanya yang sama-sama berbahasa Inggris, kepribadian Stoner dan Haydenlah yang dinilai jadi modal besar terciptanya kekompakan di dalam tim. Sangat berbeda dengan keadaan Hayden saat di Repsol Honda. Hubungan dengan Pedrosa terhitung tidak harmonis. Bukan hanya masalah beda bahasa, tetapi karakter Pedrosa yang irit bicara bisa jadi pemicunya. Ditambah manajer Pedrosa, Alberto Puig yang over protektif dan beberapa kali memojokkan Hayden. Tampaknya masalah ini juga mengancam keharmonisan kubu Repsol Honda tahun ini! Susah deh satu tim sama Pedrosa!

Hayden dan Stoner sama-sama ingin menjadi juara dunia tahun ini, jadi tidak ada istilah pembalap no.1 atau no.2 (itu sih katanya lho..lihat saja kenyataannya nanti). Stoner sendiri berkomentar, kalau ia menyukai Hayden...Tenang..tenang...Casey bukan gay hehe...tuh Adriana buktinya! Maksudnya, ia menyukai kepribadian Hayden. Hayden dianggapnya cukup bersahabat. Bahkan sejak Stoner masih di 125 cc, Hayden sudah begitu bersahabat padanya. Sang bos tim Ducati pabrikan, Livio Suppo berkomentar, bahwa ia tidak pernah melihat keharmonisan 2 pembalap kaliber dunia di kelas balap motor tertinggi ini. Suppo pribadi mengharapkan suasana ini tetap terjaga dan mereka bisa bekerjasama untuk jangka waktu yang panjang. Ia percaya, kalau Hayden dan Stoner tidak saling makan-memakan kaya Sumanto. Mereka berdua akan saling mendukung dengan persaingan sehat dan semangat team player yang oke.

Hayden sendiri memuji keprofesionalitasan Stoner. Ia menganggap Stoner seperti Rossi. Saat masih bersama Rossi di Honda, Hayden melihat betapa seriusnya Rossi mempersiapkan segala sesuatunya untuk meraih kemenangan, walaupun yang terlihat kedunia luar adalah kesantaian dan guyonannya saja (bedanya, Rossi saat keluar paddock atau bertemu kamera bercanda, tapi Stoner tetep serius). Saya pribadi tidak mensangsingkan skill Casey Stoner terlepas dari segala kritikan penggunaan peranti elektronik Ducati. Stoner pribadi menilai dirinya terus berkembang. Ia banyak belajar dari Rossi di tahun lalu, terutama dalam hal menyalip secara agresif! Wah siap-siap nih tahun ini lihat pasar senggol di kelas Motogp...adu motor, adu skill, adu mental plus adu sikut dan dengkul!

Insting balap Stoner pun tambah oke! Asal tahu saja, di ajang balap gokart di lintasan salju yang juga diikuti pembalap F1 Felippe Massa, Stoner juara 1 lho. Massa dan seorang tester F1 Ferrari harus puas di podium 2 dan 3. Hayden sendiri harus terima kenyataan finish ke-4.


Ducati Desmosedici GP9

Saat GP9 diluncurkan, tidak ada yang terkejut. Lho kok gitu? Ya terang saja, wong sudah sejak pertengahan tahun lalu di tes di Barcelona kok. Selain itu, penampakannya sudah bisa dinikmati di sirkuit Valencia dan Jerez. Motor berkapasitas 799cc dengan bobot hanya 148 Kg ini sepintas tidak menunjukkan perubahan berarti. Langkah revolusioner Ducati mengandalkan rangka dari serat karbon memang tidak terlihat, kan terbungkus fairing... Meskipun sepintas tidak berubah, tetapi kalau diperhatikan lebih lanjut dan ditilik satu-persatu, Ducati boleh dibilang rajin! Mereka bikin PR mereka untuk menghadapi kompetisi tahun ini! Bahkan ya itu tadi, mencuri start sejak pertengahan tahun lalu! Sektor yang jelas terlihat bedanya adalah knalpot. Ducati memasang knalpot megaphon baru di buritan si merah, pastinya penampilan GP9 dari belakang terlihat tambah ngocol! Siap mengentuti musuh-musuhnya..

Idenya siapa sih bikin rangka dari serat karbon? Siapa lagi kalau bukan si jenius, si bosnya para insinyur Ducati, Filippo Preziosi. Livio Suppo menjelaskan, Preziosi melihat peluang emas dalam penggunaan rangka serat karbon, karena Ducati bisa memainkan kelenturan rangka dari serat karbon ini! Ya mungkin biar lebih lunak, saat meracik rangka, adonan serat karbon dicampur ingus sedikit hehe... Atau kalau mau lebih keras tinggal ditambahkan power glue... Kalau mau lebih tahan lama tinggal kasih sesendok STMJ..beres toh....(Awaaass...info sesat!)

Penggunaan rangka dari serat karbon sebenarnya bukan barang baru. Sekitar 15 tahun lalu, Cagiva sudah menerapkannya di gacoan mereka di GP500. Yang pasti, kali ini Ducati yakin dengan langkah mereka, sebab yang namanya ilmu pengetahuan kan terus berkembang. Untuk menentukan tingkat kekakuan atau elastisitas rangka dengan presisi, wah mudah saja! Tujuan itu bisa diperoleh dari bentuk ataupun struktur di dalam serat karbon itu sendiri.

Rangka teralis sendiri sebenarnya sudah sukses! Buktinya ya gelar juara Stoner 2 tahun lalu. Penerapan rangka serat karbon ini sebenarnya menunjukkan kepedulian Ducati kepada rider lainnya. Ducati bukan hanya untuk Stoner! Itulah yang ingin diraih Ducati dengan penerapan teknologi ini. Langkah ini pun bisa dinilai sebagai langkah yang tepat. Si Tester, Vittoriano Guareschi, langsung sreg dengan performa rangka nyeleneh ini.

Soal elektronik, wah semua ahli sepakat, Ducati rajanya! Hayden sendiri mengiyakan hal ini. Kontrol traksi Ducati tidak hanya mencegah roda belakang spin, tetapi juga bekerjasama dengan suspensi belakang sehingga stabilitas yang luar biasa dapat tercapai. Menurut Stoner, penggunaan ban satu merk, yakni Bridgestone memberikan keuntungan buat Ducati. Jelas, kan Ducati memang dari awalnya sudah disetting menggunakan Bridgestone.

Bagaimana soal mesin? Wah ini sih bukan PR untuk Ducati. Ducati tinggal memperbaiki agar tenaga GP9 bisa tersalur sempurna dengan penuh kelembutan...hmmm lembut..... Ducati tidak berniat menaikkan tenaga GP8! Tenaga GP8 sudah cukup lah untuk GP9, hanya kurva torsinya yang diperbaiki dengan peranti elektronik, air box dan si knalpot ngocol tadi. Menurut Suppo, menaikkan tenaga malah bisa membuat Ducati tidak finish gara-gara kehabisan bensin. Ingat, tanki hanya boleh memuat bahan bakar sebanyak 21 liter. Suppo menambahkan, semua pembalap Ducati akan mendapatkan mesin yang sama. Hmm, tidak seperti Honda nih! Kebijakan Honda yang suka menganaktirikan inilah yang menjadi senjata makan tuan dan penghambat pengembangan RC212V. Singkatnya, kalau mau maju, cintailah persaingan!

Seperti perusahaan lainnya, Ducati pun terkena imbas krisis ekonomi. Bos Ducati dalam urusan produksi, Claudio Domenicalli, berkomentar, bahwa sudah telat untuk menerapkan aturan baru untuk musim kompetisi tahun ini. Ia berpendapat, untuk 2010 seharusnya umur pemakaian mesin diperpanjang, sebab sektor inilah yang paling banyak memakan biaya. Saat ini, sebuah mesin hanya sanggup bertugas 600 hingga 800 Km saja. Ia mengharapkan, aturan baru bisa memaksa produsen untuk memperpanjang umur mesinnya 2 kali lebih lama dari kondisi sekarang. Untuk menghemat biaya tahun ini, Ducati mengurangi jam latihan mereka. Untuk urusan elektronik, Ducati tidak ingin diganggu gugat. Menurut Domenicalli, peranti elektronik itu tujuannya untuk keselamatan si pembalap, selain itu juga membantu pengembangan motor jalanan mereka.

Melihat segala kartu yang dimiliki Ducati, tampaknya Ducati dan Yamaha bukan lagi aktor yang akan memainkan tokoh si Kuda Hitam. Kini giliran honda yang menjadi Kuda Hitam!

Sekilas Sejarah Ducati

Ducati didirikan oleh 2 bersaudara, Adriano dan Marcello Ducati pada tahun 1926 di Bologna. Saat itu, Ducati yang bernama lengkap Societa Scientifica Radiobrevetti Ducati belum seperti sekarang. Mereka pada awalnya hanyalah produsen onderdil untuk radio yang pada masa itu memang sedang booming. Memasuki Perang Dunia ke II, tau dong produksi apa...ya senjata lah!

Baru saat memasuki tahun 1946 Ducati memproduksi hal yang ada hubungannya dengan motor, yakni motor tempel untuk sepeda. Mesin itu dinamai Cucciolo. Hingga tahun 1950, Ducati memproduksi 200000 Cucciolo. Wah enak juga ya kalau Ducati memproduksi motor tempel lagi...bayangkan, saat capek menggenjot sepeda, tinggal pasang si Cucciolo. Pas nyalip orang yang ngos-ngosan genjot sepeda, kita bisa tereakin: Cucian de Lo!!!

Motor yang utuh dari Ducati baru terbit pada tahun 1952. Motor bermesin 4 tak 1 silinder tidur yang sudah dilengkapi elektrik starter, kopling hidrolik dan pemindah daya otomatis! Di tahun 1953, Ducati dibagi menjadi 2, yakni Ducati Elettronica dan Ducati Meccanica. Di bawah pimpinan Giuseppe Montana, Ducati Meccanica mendirikan departemen balap. Nah setelah tahu sejarah Ducati, tahu dong, mengapa Ducati jago elektroniknya...Wong asalnya memang pabrik alat elektronik!

Sumber:

Tabloid Motorsport Aktuell terbitan 20 Januari 2009

Mirco de Cet: Illustrierte klassische Motorräder. Enzyklopädie

http://www.motorsportaktuell.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar