Kita akhiri perjalan kita dalam seri ''A Tribute to Kawasaki'' dengan mengenal salah satu produk mereka yang menduduki podium no 1 dalam urusan harga motor umum di Indonesia: KLX250.
Hal pertama yang menarik saat ngubek-ngubek di website Kawasaki Jerman adalah: KLX250 tidak masuk dalam kategori motocross, tetapi dual purpose. Kenapa begitu? Jelas, fungsinya bukan hanya sebagai alat transportasi, tetapi ada kegunaan lain: buat cari jodoh! Maklum, motor ini kan di Indonesia dikenal mahal. Kata cewe-cewe matre dalam mencari jodoh: yang pasti-pasti aja lagi... Oke, bukan itu, tetapi memang sejatinya motor ini dianggap bukan motor kompetisi ( itu di Jerman lho..di Indonesia beda kali ye...)
Kita mulai dari spek yang ditawarkan Kawasaki. Di sisi mesin, Kawasaki menjanjikan mesin 4 tak 249 cc DOHC yang bertenaga 22PS pada 7500 rpm dengan torsi maksimum 20,5 Nm pada 7000 rpm. Kalau melihat spek ini, tampak Kawasaki mengincar putaran menengah. Yang disayangkan adalah power band yang terhitung sempit dan torsi maksimum yang dicapai pada putaran yang cukup tinggi untuk ukuran motor doyan lumpur. Sebaiknya motor yang dirancang menaklukkan jalanan non aspal memiliki torsi maksimum di putaran yang lebih rendah. Untuk urusan top speed, KLX bukan pilihan tepat, sebab Kawasaki hanya menjanjikan 105 Km/jam saja. Pelan? Bisa disalip Shogun 125 standard? Eits...tunggu dulu.. Di Katalog yang saya punya, Suzuki Address 125 alias Shogun 125 (injeksi) hanya memiliki top speed 95 Km/jam, tidak seperti di iklannya ataupun kesaksian pembalap road race yang mengklaim motor ini bisa dipacu hingga 120 Km/jam. Kita semua juga sudah paham toh, kalau motor-motor di Indonesia, terutama bebek, spidometernya doyan membual.
Mesin berkompresi 11:1 (artinya minta minum apa???) dan berpendingin air ini disuplai dengan injeksi Keihin 34 mm dan sanggup memenuhi standard Euro 3. Kapasitas tanki yang 7,7 liter cukup untuk menempuh perjalanan hingga sekitar 197 Km. Hasil test majalah Motorrad News menerangkan, KLX250 yang ditesnya di jalan raya plus trek off road minta minum 3,9 liter bensin super (sekelas pertamax) untuk menempuh 100 Km. Lumayan irit, dan pasti lebih irit lagi kalau jalur yang dilalui hanya jalan aspal yang mulus dan tidak pakai ritual macet.
Kawasaki mempersenjatai KLX250 dengan 6 tingkat percepatan. Menurut saya sih ini salah satu tanda mengapa motor ini digolongkan dual purpose, sebab kalau memang dirancang hanya untuk turun di lintasan tanah, gigi ke-6 terlalu banyak nganggurnya.
Spidometer dipercayakan model digital, bukan analog alias model sederhana dengan jarum. Kalau dipikir-pikir, model digital tidak setahan banting model analog kan? Apalagi kalau KLX250 dipakai lintas alam, masuk sungai, kehujanan dsb...Apakah pencangkokkan spidometer digital keputusan tepat? Yang pasti spidometer model digital tidak cocok untuk melahap medan yang iklimnya kelewat dingin. Kalau tidak percaya, silakan tanyakan pada rekan-rekan fotografer yang suka naik-naik ke puncak gunung yang tinggi-tinggi sekali. Apa yang terjadi dengan kamera digital???
Sektor rem dipercayakan pada rem cakram untuk menghentikan laju roda depan yang menggunakan velg berdiameter 21 inci dan roda belakang yang 18 inci. Roda depan dihentikan dengan rem cakram berdiameter 250 mm dan kaliper dobel piston full floating, sedangkan cakram belakang yang berdiameter 240 mm dihentikan dengan kaliper 1 piston full floating. Menurut tester Motorrad News, performa rem si Hijau cukup memuaskan. Namun, ada satu kritik yang datang dari media ini: di cakram depan motor test yang digunakan terdapat bercak karat tipis di bagian kaki rem cakram. Wah, pr nih buat Kawasaki! Mungkin ini hanya kasus yang jarang didapati, sebab dalam test yang dilakukan media lainnya, yakni Motorradfahrer, cakram depan KLX250 tidak menampakkan karat sedikitpun.
Sektor yang tampil paling memuaskan adalah sektor suspensi. Performa suspensi depan dan belakang yang sanggup menelan ketidakrataan jalan yang dilalui diancungi jempol oleh sang tester. KLX250 diajak melibas tangga, hasilnya: oke bgt! Nah, ada yang sering coba putar arah dengan menaiki jembatan penyebrangan? Well, tampaknya KLX250 pilihan terbaik untuk melakukan ritual haram ini. Dont do that Bro...if you do that, you give bikers a bad name. Ingat, bakal banyak yang nyumpahin...ingat juga, doa orang tertindas manjur!
Kenapa bisa seistimewa itu? Maklum, KLX250 dilengkapi dengan kaki-kaki berkualitas tinggi: Garpu depan catridge up side down berdiameter 43 mm yang bisa disetel hingga 16 tingkat kekuatan redaman dan suspensi tunggal gas di buritan yang juga bisa diubah-ubah hingga 16 setelan. Suspensi depan memiliki jarak main 255 mm, sedangkan suspensi belakang siap naik turun hingga 230 mm.
Untuk sektor rangka, Kawasaki menggunakan bahan gabungan dari baja berbentuk pipa dan baja berbentuk kotak, keduanya berpadu dan menamakan diri mereka rangka perimeter. Kawasaki merancang motor ini bisa bermanuver gesit di tikungan, untuk itu, jarak sumbu roda dibuat 1.430 mm saja. Motor berbobot siap tempur 138 Kg ini tidak dirancang untuk bule-bule yang jangkung saja. Bule-bule yang pertumbuhan tinggi badannya kurang sukses pun bisa menaklukkan doi. Maklum, tinggi jok dari tanah hanya 890 mm saja.
Bagaimana dengan performa real mesinnya? Majalah Motorradfahrer menerangkan kalau tenaga maksimal KLX250 lebih baik daripada yang dipaparkan Kawasaki Jerman. KLX250 bisa menghasilkan 23 PS dan 16,4Nm. Ketika dites oleh joki yang berbobot 75 Kg, motor ini sanggup tembus 119 Km /jam. Hanya saja diberikan keterangan tambahan, bahwa spidometer sedikit melenceng tingkat akurasinya hingga 5%. Dalam soal berakselerasi, KLX250 membukukan 9,8 detik untuk mencapai kecepatan 100 Km/jam dari keadaan diam.
Dari data yang saya paparkan, jelas kalau motor ini bukan untuk ngebut di jalan aspal. Buat mereka yang beraliran need for speed, maaf-maaf saja, KLX250 not for speed. Motor yang dilego 4565 Euro ini adalah motor yang memang dirancang nyaman digunakan untuk harian dan melibas jalanan yang tidak bersahabat dengan motor jalanan mulus. Kalau Bro memang serius ingin terjun balap motocross, Kawasaki memberikan jawabannya: KX250F.
KX250F berbobot hanya 104 Kg, wajar, bahan yang digunakan untuk rangkanya adalah alumunium. Tanki bensin 8 liter siap meladeni permintaan Keihin FCR-MX37. Seperti pendapat saya, 6 tingkat percepatan di motor pencinta lumpur adalah sia-sia. Buktinya, KX250F hanya dipersenjatai gearbox dengan 5 tingkat percepatan. Suspensi up side downnya pun berdiameter lebih besar, yakni 47 mm.
Sayang Kawasaki tidak menjelaskan performa mesin KX250F. Namun, dari bobot, sistem pengabutan, gearbox, kompresi 13,2:1 dan suspensi sudah jelas kalau KX250F berperforma jauh lebih baik. Di website Kawasaki pun terpampang, KX250F tergolong Motocross, bukan dual purpose. Ciri lainnya yang menandakan KX250F adalah motor kompetisi adalah sistem starternya. Jika KLX250 menggunakan elektrik starter, maka KX250F tampil sederhana dengan kick starter. Tau dong, kalau Kick starter lebih ringan, selain itu perputaran mesin juga tidak terlalu terbebani seperti yang dialami motor-motor dengan elektrik starter. Ada uang, ada barang. Untuk menebus KX250, Bro harus sedia 7045 Euro, wow...mendingan ambil Yamaha XJ6 deh..
Layaknya film-film Batman yang baru sampai seri The Dark Knight, maka saya cukupkan dukungan saya untuk Kawasaki hingga The Green Knight.
Sumber:
Motorrad News 2/2009
Motorradfahrer 2/2009
Katalog. Alle Motorräder in Deutschland 2008
ritual harram ya bro..?
BalasHapushiahahahahahahahahahahahaha
ga herran deh kalo gt..
gw jatoh jg di penyebarangan cilandak depan showroom peugeot.. setelah berkali2 selamet
sighhh...
2 tahun yg lalu waktu msh di jakarta, apes..
hari gini ga ada bikers yang ga pernah bikin salah bro, asal jangan jadi kebiasaan aja lah..
BalasHapusthx for coming..