Jumat, 25 September 2009

The King: Kawasaki Z1

Kalau duluuuu kita pernah membahas si CB 750 yang digelari "the first Superbike", sekarang kita kenalan dengan "the King", yakni si penjegal dominasi CB 750.

Kawasaki Z1 mendapat julukan King, karena doi memang selepas peluncurannya pada tahun 1973 menjadi raja di jalanan tahun 70-an. Serupa dengan rival beratnya si CB 750, Z1 berbekal mesin 4 tak 4 silinder berpendingin udara. Bedanya, kapasitas mesin lebih besar, yakni 903 cc dan sudah menganut DOHC (Hayo.. yang bilang motor DOHC modern dan canggih... sudah dari tahun 70-an lho....). Mesin bertenaga maksimum 82 PS @ 8500 rpm membuat akselerasi Z1 sanggup meninggalkan jagoan Honda hingga 1 detik di ajang balap 1/4 mil.

Sebenarnya Z1 sudah dikembangkan jauh hari sebelumnya. Hanya saja, ketika Honda meluncurkan CB 750 pada tahun 1969, para insinyur Kawasaki tercengang dibuatnya. Para tukang insinyur ini langsung terhentak dan tersadar, bahwa proyek yang mereka kembangkan tidak akan menang melawan si CB 750. Kawasaki pun menghentikan proyek motor 750 cc 4 silindernya yang dikenal dengan nama proyek "the New York Steak". Para tukang insinyur ini peras otak untuk dapat menundukkan si CB 750. Singkatnya, mesin 750 cc mereka bore up menjadi 903 cc! Padahal sudah DOHC tuh, masih belum pede rupanya lawan mesin Honda dengan kapasitas sama yang saat itu masih menggunakan kem tunggal.

Langkah Kawasaki ini jelas saja membuat mesin motor mereka jauh lebih kuat, sebab bukan hanya kapasitasnya yang lebih besar, tetapi juga teknologinya yang lebih maju. Singkatnya, 4 tahun setelah CB 750 diluncurkan, Kawasaki pun memperkenalkan Z1 yang memang siap mengasapi CB 750. Tenaga mesin yang lebih besar sekitar 15 PS plus torsi yang melimpah ruah sejak putaran rendah, membuat motor yang untuk ukuran masa itu bisa berakselerasi brutal ini menjadi hit! Dengan top speed hingga 212 Km/h, si CB 750 pun tertinggal sekitar 10 Km/h lebih lambat.

Berbeda dengan performa mesinnya, handling Z1 tidak menuai pujian, bahkan dirasa kurang. Untuk pengendaraan normal memang dinilai cukup, tetapi ketika rider menguras maksimal kemampuan mesin, terasa suspensi dobel di belakang dan garpu teleskopik di depan tidak sanggup meladeni. Rangka pipa baja pun dinilai kurang untuk mengendalikan mesin buasnya. Disamping itu, setang dinilai terlalu tinggi, terlebih saat motor digeber di kecepatan tinggi. Motor yang menggunakan velg ring 19 ini pun dinilai buruk dalam segi pengereman. Lihat saja di depan hanya dilengkapi dengan sebuah rem cakram yang secara optis tidak lebih baik dari rem cakram Honda Tiger, tetapi harus menghentikan laju sang raja jalanan yang berbobot hingga 246 Kg ini. Bobot yang dianggap berlebihan ini untungnya tertutup oleh proporsi Z1 yang dinilai pas. Segala kekurangan handling pun tertutup oleh penampilan cantiknya dengan tanki dinamis dan bodi samping yang langsing. Buntut bebek di buritan pun semakin mempermanis penampilan Z1.

Motor yang jadi moyangnya ZX-RR ini pun tidak lepas dari tangan gatel para pemiliknya yang ingin motornya tampil lebih dahsyat. Di sisi mesin, para tuner pun berhasil menunjukkan, masih banyak ruang kosong dan tenaga yang bisa digali dari dapur pacu Z1. Di sisi handling, banyak yang mengatasi kelemahannya dengan mengganti suspensi atau memasang stabilizer setang. Maklum, kalau di kecepatan tinggi, motor ini menjadi tidak stabil! Ya kalau diingat sejarahnya, kan mesinnya dulu direncanakan hanya 750 cc. Buat bikers Z1 yang masih kurang puas, mereka menghubungi spesialis macam Harris, Martin, Egli atau Bakker yang siap memodifikasi atau membuatkan rangka gress untuk Z1.

Secara umum, motor yang memang hit ini memuaskan penggemarnya. Dalam dua tahun kedepannya, Z1 yang mesinnya memang top dan bandel tidak mengalami perkembangan di sektor mesin, hanya mendapat sedikit make up di sektor cat, stripping ataupun warna blok mesin. Baru memasuki tahun 1976, doi dibekali dobel cakram, yang tadinya ditawarkan optional semata. Karburator pun diganti dengan yang berventuri lebih kecil dan knalpot dirancang lebih dapat meredam suara. Langkah yang menurunkan sedikit performa ini tak lepas dari langkah Kawasaki mengikuti konsensi emisi Amerika Serikat. Z1 pun diganti namanya menjadi Z 900. Hanya satu yang tidak berubah, statusnya sebagai raja jalanan!


Sumber:
Roland Brown: Motorräder, Faszination und Abenteuer.

6 komentar:

  1. Huaaaaa...!!!
    Tahun 70an udah begini, berarti motor disini tergolong super duper extra dudul jadul sejadul-jadulnya...
    Bhuahahahaha...hihihi...huhuhu...
    Apa lagi motor ente.
    Buahahahaha...hihihi...huhuhu...
    *shock campur stress

    BalasHapus
  2. Lupa. :P
    By j.a. via hape.

    BalasHapus
  3. ini nih yg namanya 'classic'
    tetep ganteng sepanjang masa :D

    BalasHapus
  4. @Jombloati: weits, motor ijk katanya mesinnya tipe Kaizen dari tahun 1974 tuh hihi.. jadul bro, sayang makin kemarih tampangnya makin di canggih2in, ga imbang ama teknologi mesinnya.. ijk lebih doyan tiger yg doeloe..
    lha motor sekarang yang superbike pun kalo ga termasuk elektroniknya semua teknologi dasarnya 80an akhir kok, cuma lebih sempurna aja..

    @Nunoe: soal ganteng katanya relatif yah.. tapi kalo ijk ambil kesimpulan, yang namanya klassik itu ciri utamanya tambah lama tambah muaaahhhhhaaaaaall...
    pas liat lelang Ferrari California Spider, tembus 4, blablabla juta Euro lho... sereeeeeeeemm...
    supercar2 sekarang aja main kebanyakan di 100-200 ribuan Euro kok..

    BalasHapus
  5. bener...makin lama makin mahal...karena makin ganteng
    *maksa..

    BalasHapus
  6. ya deh, makin ganteng...
    *terima paksaan daripada komentator tetap menghilang hihihi...

    BalasHapus