Jumat, 19 Juni 2009

Tips Eksis di Dunia Balap





Banyak bikers muda yang ingin jadi pembalap motor tenar di ajang MotoGP. Namun, hanya sedikit saja dari mereka yang bisa mewujudkan impian ini. Diantara yang sedikit ini pun, tidak banyak yang bisa eksis dalam jangka waktu yang cukup panjang, lebih dari 2 musim kompetisi misalnya. Sebenarnya, apa sih kiat untuk dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama di ajang balap motor paling bergengsi ini? Untuk menjawab hal ini, orang yang paling tepat tentunya para senior layaknya Loris Capirossi ataupun sang legenda, Valentino Rossi. Nah, berhubung mereka nan jauh di sana, maka saya meminta bantuan Ki Gede Anue untuk melakukan terawang gaib dalam mencari jawabannya......

1. Prestasi! Pastilah.... syarat no.1 pastinya prestasi! Siapa yang mau motornya dikendarai pembalap yang tidak sanggup unjuk gigi? Tim mana yang mau buang-buang waktu, uang dan image jika mereka mengontrak pembalap yang lebih kencang ngeluh dan bikin alasannya dibandingkan geber motor di lapangan? Singkatnya, tidak ada tawar-tawaran untuk urusan yang ini. Di ajang kelas kampung, mungkin dana besar cukup, namun di ajang MotoGP, tanpa prestasi memadai, lupakan saja impian bertahan di ajang ini. Bukankah untuk bisa balap minimal harus tembus kualifikasi? So, kaya raya tidak cukup untuk dapat terjun rutin di sini.
2. Sponsor.... Menurut Ki Gede Anue, daya tarik duit lebih dahsyat dibandingkan ilmu pelet, buktinya para dukun dibayar pakai duit toh, bukan pakai pelet??? Emangnya ikan lele.... Nah, untuk dapat meraih sponsor, tentunya harus punya prestasi dan nama baik kan???
3. Komunikasi! Hari gini, yang tidak menguasai bidang ini susah untuk bertahan! Jika ada pembalap gagal, maka dia harus bisa memberikan alasan kegagalannya. Di dalam tim sendiri, tanpa komunikasi yang memadai, tim tidak akan bisa maksimal mengembangkan tunggangan! Pabrikan pun senang pada pembalap yang pandai berkomunikasi. Jangan heran jika ada pembalap-pembalap tertentu yang secara prestasi di lapangan mungkin kurang mengkilap, tetapi kehadiran mereka selalu ada di ajang MotoGP. Mungkin jika prestasinya sudah terlalu buruk, si pembalap tidak akan dikontrak sebagai pembalap yang turun langsung, tetapi doi akan tetap dipercaya dalam mengembangkan motor. Minimal, ga bakal jadi pengangguran lah... Jadi, seorang pembalap pun harus pandai mengeluh, jangan disamakan dengan tukang mengeluh ya... Artinya, kalau pembalap memiliki keluhan terhadap tunggangannya, dia termasuk pembalap yang bisa mengembangkan motor dan memiliki visi ke depan. Bandingkan dengan pembalap yang selalu puas dengan kendaraannya, tetapi prestasinya memble!

4. Ramah dong! Sama seperti dalam dunia keartisan, pembalap dituntut untuk ramah! Tidak hanya kepada fans, tetapi kepada seluruh anggota tim, peserta lain, dan anggota tim lain! Ini sangat penting, mengingat MotoGP tidak seperti F-1. Di MotoGP, para pelakunya saling mengenal satu sama lain... Nah, kalau ada pembalap yang didepak timnya dengan alasan keuangan misalnya, besar kemungkinan ada tim lain yang mau menggunakan jasa pembalap ini. Yup, semangat kekeluargaan ada juga lho di MotoGP..... Kalau ditanya, siapa pembalap MotoGP yang terkenal ramah dan down to earth, maka nama seperti Loris Capirossi dan Collin Edwards merupakan kandidat kuat. Tidak heran mereka tetap eksis hingga saat ini (tentunya faktor prestasi tidak boleh dikesampingkan ya...).
Hal penting lainnya yang masih terkait dengan keramahan dan komunikasi adalah hubungan baik dengan media! Pembalap harus pandai menggunakan media untuk memperbaiki atau mempertahankan popularitasnnya. Bukankah wartawan atau reporter juga manusia? Jika mereka ramah dan bisa membina hubungan baik dengan pers, maka otomatis mereka lebih akan sering nongol di media massa. Hasilnya, popularitas naik dan sponsor pun lebih tertarik untuk mengontraknya! Lha, wong foto si pembalap nongol sana-sini, iklan gratis doooong...... Kan si pembalap senantiasa menggunakan atribut sponsor...
5. Fans...... Pembalap tanpa fans bagaikan jendral tak berbintang! Menghargai fans terbukti menjadi faktor yang sangat penting kalau mau eksis jangka panjang. Sponsor pun turut memperhatikan, seberapa besar fans si pembalap, sebab jumlah fans merupakan indikator kuat popularitas dan daya jual si pembalap. Pembalap yang sangat perlu diteladani dalam hal ini siapa lagi kalau bukan Valentino Rossi! Rossi dengan segala ritual dan idenya bisa meraih banyak fans fanatik.. Jejak Rossi pun diikuti oleh Lorenzo, lihat ritual Lorenzos Landnya... Lihat juga penampilan baju balap atau motornya yang suka berubah karena disesuaikan dengan tema aktual atau negara yang dikunjungi. Semua itu tidak lepas dari usaha untuk mencuri hati penggemar baru..

6. Carilah bakat terpendam lainnya! Misalnya jago maen piano seperti James Toseland... Toseland yang posisinya semakin di ujung tanduk pun karena selalu kalah dari rekan satu tim sekaligus musuh utamanya di MotoGP, yakni Edwards, berusaha untuk meraih popularitas dengan cara lain. Misalnya maen piano di saat acara-acara sebelum race. Ingat, popularitas berkaitan erat dengan sponsor lho... Toseland sendiri berencana banting setir jika didepak dari MotoGP tahun ini. Dalam wawancaranya dengan DSF, doi mengatakan impiannya yang sejak dulu tertunda. Toseland mengatakan sangat ingin ikut kompetisi Abang None! Lihat saja gayanya di foto! Begini perkataan Toseland saat itu (saya terjemahkan sebebas-bebasnya):

Toseland: " Assalamauaalaaaikuuuuummm...... Babe, Nyak, Ncang, Ncing, ame hadirin semua... Aye Toseland asal Betawi.. eh British... Pilih Aye yeeee......piiiiiiiisssss ah....."


Terawang Gaib by Ki Gede Anue
Foto: HP-Klassikku

13 komentar:

  1. hmm...
    bener bener...
    nyali lebih juga ngga bikin eksis di MotoGP..seperti Alm. Norick Abe..padahal ane demen ama gaya balap doi yg super nekat..tapi sayang, selalu jatuh beberapa lap sebelum finish..

    BalasHapus
  2. satu lagiii...
    ganteng!!
    liat RdP deh..prestasi biasa2 aja, tapi gantengnya itu loh.......sixpack pula...
    aw...cucok bo!!

    bhuahahahahaaaaaa....

    BalasHapus
  3. Abe nekatnya kadang2 aja ah, kalo di Jepang terutama...
    gaya balapnya khas ya, tegak gitu badannya kalo nikung.. yang mantebs sih rambutnya wakaka...

    BalasHapus
  4. Ikut nurunin 2 pembalap...

    Yah, ganteng mah kaga kepake kali.. lagian tergantung selera juga..
    kalo yang turun di kelas dunia sih dah pasti bodinya siap ikut ajangnya element dah, berotot n kering.. wah ijk jadi tergugah untuk diet ketat nih hehe...

    BalasHapus
  5. Wild card lagi...
    tadi di tikungan pertama masuk gravel..

    BalasHapus
  6. Dan terakhir: Valentino Rossi...
    Le Mans mode: on

    BalasHapus
  7. Hmm..jadi ganteng gak jaminan yah..untung gak ikut MotoGP


    *padahal mah ganteng juga ngga, punya bakat balap juga ngga..

    Melandri 2008, dioverlap Rossi..

    BalasHapus
  8. Makanya, ikut abang none aja hehehe.....
    wah kasian Melandri, tahun ini kalo di sirkuit yang butuh top speed tinggi dia ga bakal berkutik, Kawasaki bener2 ga niat nyuplai peranti sama sekali... padahal lumayan kompetitif tuh..

    BalasHapus
  9. iya nih...
    kawak harusnya musim depan masuk motoGP lagi..ridernya ya kang mas Melandri itu..prestasi terbaik Kawasaki selama 6 tahun nimbrung di MotoGP (finish ke-2) udah dicapai oleh Melandri hanya dalam 4 seri!!

    mudah2an kondisi ekonomi membaik, dan Kawak mau balik ke MotoGP

    BalasHapus
  10. yoi... tapi kayanya susah juga ya, kalo menurut ramalan pakar ekonomi, kan perekonomian baru mulai naik tahun depan, pastinya kawasaki cari napas dulu kalo mau terjun lagi..
    yang ijk sayangkan sih mereka sama sekali ga ada ngedevelop zxrr lagi, padahal kalo tinggal tambah tenaga kan mestinya ga susah2 amat ya dibandingin ngotak ngatik rangka atau suspensi.

    BalasHapus
  11. wakakak... jangan lupakan rambut
    simoncelli dengan rambut brokoli :D

    BalasHapus
  12. waduh, kalo ketemu tuh orang pengen tak jambak wakaka... gemes ama rambut kribonya hehe..airbag kok dibawa kemana-mana sih..

    BalasHapus