Kamis, 04 Juni 2009

Moyangnya Honda RC212V: RC160





Seringkali di akhir pekan kita menyaksikan siaran langsung Motogp, balap motor paling berkelas di atas muka bumi. Salah satu motor yang tampil paling superior tentunya motor-motor balap Honda, walaupun saat ini mereka tidak lagi mendominasi seperti layaknya tahun-tahun awal penyelenggaraan MotoGP. Jika banyak yang mengulas Honda RC211V dan RC212V, tidak heran, banyak juga yang takjub dengan performanya. Semua itu bukan tercipta dalam sesaat, melainkan hasil kerja keras banyak orang dalam puluhan tahun. Dalam kesempatan kali ini, ayo kita kenalan sama mbahnya motor si Dani Pedrosa: Honda RC160.

Ceritanya berawal dari tahun 1954. Saat itu Honda sudah menjadi pabrikan motor yang cukup besar, hanya saja mereka masih kesulitan untuk menembus pasar Eropa, maklum, Jepang kan kalah dalam PD II, sehingga teknologi mereka kalah start dibandingkan negara-negara Eropa Barat. Motor-motor Honda saat itu masih kalah teknologi dibandingkan motor-motor pabrikan Eropa, kalau sudah kalah, masa sih masih nekad maju tempur??!!!!

Di tahun itu, Soichiro Honda menghadiri ajang TT of Man yang legendaris dan mempertandingkan adu jotos motor prototipe. Ketika itu Honda sadar, motor prototipe 220 ccnya yang bukanlah lawan sepadan motor-motor 250 cc pabrikan Eropa. Doi pun kembali ke Jepang dengan membawa oleh-oleh, bukan coklat, bukan pernak-pernik, bukan juga majalah porno Eropa, tetapi berbagai peranti balap! Honda bertekad untuk menjuarai ajang TT untuk dapat menembus pasar Eropa, yup, balap memang dari dulu senjata paling ampuh untuk promosi produk.

Akhirnya pada tahun 1959 lahirlah si RC160 ini. RC160 adalah motor Honda pertama yang mengusung konstruksi mesin 4 silinder. Motor yang berkapasitas 249 cc ini sanggup mengeluarkan tenaga dahsyat, yakni 35 PS @ 13000 rpm bersih di ban belakang! Motor yang enteng berputar hingga maksimum 14000 rpm ini hanya berbobot 124 Kg. Tidak heran jika doi sanggup menembus 201 Km/jam (Kalau ikutan FFA 250 cc di Sentul kayanya masih bisa menang nih...). Di tahun kelahirannya, doi belum ditugaskan menggempur daratan Eropa, doi berlatih dulu menambah ilmu di negerinya Ninja dan Sumo, Jepang. Dan memang keputusan tepat, baru lahir langsung menjadi raja di Jepang!

Honda hanya menurunkan RC142 yang berkapasitas 125 cc di ajang Isle of Man tahun 1959. Dengan 4 orang pembalap Jepang dan seorang pembalap Amerika, honda meraih prestasi lumayan. Tiga motor Honda berhasil memasuki posisi 10 besar, tepatnya ke-6, 7 dan 8. RC160 yang terus dikembangkan menuai hasil manis dikemudian hari. Pada tahun 1961, Mike Hailwood berhasil menjadi juara dunia GP 250cc di atas Honda RC162, keturunannya si RC160.


Sumber:
Hugo Wilson: Motorräder, über 300 Klassiker. München 2007.

4 komentar:

  1. sedep euy...
    coba regulasi MotoGP sekarang ngga ngebatesin konfigurasi mesin (cuman 4 silinder euy..)..mungkin merdunya deru mesin V8 jadi yg kita dengerin tiap minggu..hehehehe...
    dah bahas Guzzi V8 belom yah??

    BalasHapus
  2. 4 silinder cukup kok..bunyinya dah keren, tenaga juga dah sip n hemat biaya.. jarang ada kali krisis2 gini bikin mesin motor lebih dari 4 silinder.
    Guzzi V8, dah pernah dibahas sama mas Tri n mas Giri.. nanti cari yang lain aja ah hehe..
    duh puyeng..paspor ijk habis.. tiket kereta ke berlin pp 100 euro lebih, ga ada yang lebih murah lagi huhuhu.......ijk merindukan kereta ekonomi yang ekonomis hihii.. no door, no problem, some times no floor, masih no problem lah..kalo ada yang no dong, kabooooorrrrrr

    BalasHapus
  3. ahahaha...
    kan saya berbicara tentang prototype bikez yg ngga mempermasalahkan cost..hehehe..
    andai saja ngga terjadi krisis global..dan pengembangan teknologi yg tanpa batas..
    andai sajaaaa....

    andai saja KRL jabodetabek lewat Berlin...
    andai sajaaaa....

    BalasHapus
  4. prototype... bisa dijadiin indikator tingkat perekonomian tuh.. kalau prototype ga nongol, artinya zaman lagi susah-susahnya hihi..
    duh, hari ini ga jadi ke BErlin, kaco nih.. kemaren bikin passfoto jadinya yang glossy doang, yang ga glossy mesti nunggu ampe kamis huhuhu.. alamat baru minggu depan nih ke Berlin...
    i miss KRL beserta segenap jajanannya..kalo mpet2tannya kaga dah, ijk pernah mo mati gara2 gantung di kereta, kena batang puun euy.. untung ga ampe pingsan hihi, kalo pingsan ya usai usai sudah lah jatoh dari krl yang lagi top speed hehe

    BalasHapus