Senin, 15 Juni 2009

Masa Suram Pedrosa???















Sejak masih di kelas 125 cc dan 250 cc, Dani Pedrosa selalu tampil cemerlang. Memang doi diuntungkan dengan bodinya yang kecil, tetapi di sisi lain perlu diingat, pembalap yang kecil lebih tidak diuntungkan dalam mengontrol motor saat di tikungan ataupun saat mengerem keras. Banyak yang menyangsikan, kalau Pedrosa dapat mengendalikan motor di kelas para raja dengan baik. Seiring waktu, pendapat itu pun luntur. Pedrosa terbukti bisa tampil di barisan depan dan sesekali bisa membuat jagoan sekelas Valentino Rossi pun terlihat biasa saja. Tidak heran jika Rossi menganggap Pedrosa sebagai lawan yang memiliki teknik sembalap paling mutakhir.
Bagaimana penampilan Pedrosa tahun ini? Untuk ukuran seorang Pedrosa memang biasa saja, bahkan cenderung buruk. Untuk para penggemar Honda, ini tentunya bukan pemandangan bagus. Namun, kalau kita tilik rentetan kejadian yang dialami Pedrosa, prestasi saat ini masih bisa dikatakan bagus.

Dimulai dari awal tahun, jangan heran Honda RC sableng tahun ini melempem. Dovi sebagai pendatang baru di tim utama Honda belum terlalu berpengalaman mengendarai RC212V. Baru di awal musim inilah Dovi ditugaskan mengembangkan motor, sebuah pekerjaan yang terlalu menantang untuk seorang pembalap yang baru saja melepas status rookienya. Untuk urusan mesin, RC212V memang lumayan, setara dengan Ducati dan Yamaha. Namun, di segi handling, tampak Honda masih belum menemukan resep mujarab, kadang berfungsi bagus di satu sirkuit, namun di sirkuit lain kewalahan. Fenomena ini mengingatkan pada permasalahan yang dialami Ferrari dan Mclaren di F1 musim ini: Sebatas mesin kencang jauh dari cukup!

Faktor utama yang memendam potensi Pedrosa adalah cederanya. Dari awal musim ini, tidak ada sekalipun balapan dimana doi fit 100%. Motor-motor MotoGP sebenarnya motor yang sangat mudah dikendalikan, ringan dan lincah. Namun, karena persaingan yang ketat dan tenaga yang besar, setiap pembalap akan menggali habis-habisan potensi tunggangannya. Ujung-ujungnya, fisik yang prima pun menjadi syarat mutlak. Bro lihat sendiri betapa menderitanya Stoner selepas finish, seakan-akan doi sehabis disuruh bermain bola selama 2x45 menit ditambah perpanjangan 2x15 menit! Stoner yang asal Australia dan biasa hidup "ngampung" di iklim yang panasnya terkadang ampun-ampunan pun rontok!

Bagaimana dengan Pedrosa? Dengar-dengar sih kecelakaan di Mugello lalu ikut menghajar tulang rusuknya. Sejak itu, setiap hari kerja pun (maksudnya setiap hari dimana doi harus geber motor) doi mendapat suntikan untuk menghilangkan rasa sakitnya. Buat Bro yang pernah sakit dan pernah merasakan obat bius, pasti tahu dong kalau dalam pengaruh obat indra kita berfungsi kurang baik, bahkan bisa mati rasa, ujung-ujungnya reflek pun berkurang jauh..... Pada saat kualifikasi, doi pun sempat terjatuh lagi... Apakah ini akibat keseringan mendengarkan lagu Peterpan yang itu-tuh, "membuatku terjatuh dan terjatuh lagi..."
Nah dalam kondisi seperti ini, finish posisi ke-6 kemarin tentunya bukan posisi buruk kan? Dani sendiri sebenarnya kemarin bisa saja absen dari balapan, hanya saja doi tidak ingin mengecewakan penggemarnya. Apalagi di hari H doi mendapatkan penghargaan hall of fame, begitu katanya dalam wawancara dengan Andrea Kaiser, salah satu reporter DSF lainnya.
Pada hari Senin ini, di saat pembalap beramai-ramai melakukan test untuk memperbaiki peluang mereka di Assen dan seri-seri mendatang, Pedrosa pun kembali absen. Honda meminta doi untuk berkonsentrasi pada kesembuhannya. Wajar, waktu turun dari motor saja sangat berhati-hati dan jalannya saja masih pincang-pincang, untung saja kagak ngesot... Mudah-mudahan Pedrosa bisa lebih fit di Assen nanti, dan tentunya bisa lebih fit lagi di Sachsenring bulan Juli mendatang... Jika Pedrosa fit, besar peluangnya ia mengulangi kemenangannya di Sachsenring seperti 2 tahun lalu.... Kenapa??? Abis ganteng sih hihihi....... (cewe mode:on)
Foto: HP-Klassikku

11 komentar:

  1. salah honda juga sih, terlalu berharap pada seorang Dani Pedrosa..jadi kalo pas dia cedera, kan pengembangan motor terhenti..juga motor RC sablengnya jadi motor dengan settingan Pedrosa sendiri..
    tapi ane pribadi gak gitu suka ama gaya balapnya Pedrosa, ngacir duluan dari awal sampe akhir..tapi kalo udah kesalip, ngga ngelawan...membosankan..

    BalasHapus
  2. pedrosa hebat kug.....

    end kata sp enggak nglawan????

    wktu i2 kan pedrosa ke urutan 16,eh,,,,akhir2nya bisa no 3..lo g nglawan,tetep no 16 dund....

    pY tuk musim ne,,q g trlalu brharap ma ped..

    BalasHapus
  3. @ Nunoe: pengembangan jalan terus kok, sama si Dovi..pembalap baru favorit ijk hehe.. tapi buat ngembangin motor dia masih terlalu hijau. Taon kemaren masih ada si Okada, tapi tuh orang ga ada kabarnya lagi.
    Untung taon ini penampilan Dovi pelan2 makin sip, biar ga jadi bayang2 pedrosa aja, soalnya pedrosa tipe pembalap ringkih, kalo jatoh risiko cederanya besar... mestinya kaya Rossi, asli tahan banting tuh orang satu..

    Mmm... sebenernya Honda termasuk pabrikan aneh, prinsipnya itu kuat, ga boleh ada aktor utama di perusahaan itu, selalu ada rotasi..
    makanya pas F1 lagi jadi juara dunia dulu malah mundur. Kalo dibilang Honda itu Pedrosasentris, ya gimana juga ya..
    ada artikel bagus di majalah, tapi majalahnya keburu ijk kirim ke Jkt, ntar deh kalo ijk sudah mudik ijk angkat jadi artikel..

    @Anonim: Pasti hebatlah.. semua pembalap yang bisa masuk MotoGP itungannya dah top, cuma kalo orang top ketemu selevelnya, makanya kadang keliatan biasa aja.. makanya Rossi termasuk sangat luar biasa, top diantara yang top!
    Btul Bro... musim ini Pedrosa ga jadi kandidat juara dunia, tapi kalo menang race bisa bgt, palagi kalo di Sachsenring nanti dia fit, ijk pasang pedrosa hehe..

    BalasHapus
  4. @anonim...
    maap..tapi kebanyakan race-nya peped, kalo udah didepan dan disalip sama Rossi ato Stoner, ngga bisa fight balik..
    tapi saya akuin, peped itu spesialis start..start di posisi berapapun, di lap 1 bisa tau2 ada didepan...

    BalasHapus
  5. Dovi, lumayan juga...
    hasil test di Catalunya kemarin doi mencatat waktu tercepat setelah pake sasis baru..

    BalasHapus
  6. wah sasis baru nih.. manteb deh sekarang.. mesinnya tim repsol sih dah kompetitif, cuma sasis suka ga cocok sama sirkuit2 tertentu..
    di majalah ijk pernah baca, jamannya kanemoto sama freddie spencer kalo ga salah... NSR 500 saat itu diakui amburadul, mesin sangar, tapi motor liar.. makanya di musim itu kanemoto sampe bikin 14 sasis, n akhirnya spencer juara dunia.. sinting! 14 sasis! ckckckckck.... zaman krisis kaya sekarang ga ada yang kaya gitu deh...

    BalasHapus
  7. eits, ralat, itu pas tahun 1989, Erv Kanemoto partneran sama Eddie Lawson, bukan sama Freddie Spencer.

    BalasHapus
  8. wek...
    14 sasis...1 sasis 1 sirkuit dunk...
    sangarrzzz....
    indahnya MotoGP jaman dulu.. :))

    BalasHapus
  9. ya begitulah kira2... Jamannya Honda niat juara... kalo sekarang keliatannya angot2an.. kebijakannya aja rada aneh2... wah ijk mo bikin artikelnya ah ntar...

    BalasHapus
  10. kayaknya agak sulit buat pedrosa untuk bisa juara dunia, karena tiap tahun persaingan makin ketat dengan hadirnya pembalap2 baru.Piss...

    BalasHapus
  11. Hi Ivan.. betul Bro, emang dah susah, dah kejauhan juga bedanya. Tapi kemaren menang tuh... disamping dia dah fit, mungkin karena stoner sakit n lorenzo juga cidera kemaren plus rossi yang diawal lap ga pede sama settingnya makanya dia bisa menang.
    di sachsenring kemungkinan besar pedrosa bisa juara lagi.. karakternya mirip2 laguna seca, naik turun n teknik tinggi.
    tapi untuk jadi juara dunia emang susah bgt sekarang, saingannya top bgt

    BalasHapus