Senin, 30 Maret 2009

Ben Spies Memang Top Abies

Sebelum musim kompetisi WSBK bergulir, saya pikir Haga bakal melenggang mudah, wajar saja, joki terbaik di atas motor terbaik, artinya hanya kurang nasib terbaik untuk menjadi yang terbaik di ajang WSBK 2009.
Namun, memasuki race kedua di Australia, setelah di race pertama bersenggolan dan tidak dapat poin, banyak yang langsung terkesima dengan pesona Ben Spies. Di seri selanjutnya di Losail, Ben Spies semakin tidak terbendung. Fans dan pengamat balap pun semakin yakin, kemenangan Spies bukan hanya untuk sesaat dan kebetulan semata. Singkatnya, mayoritas sudah bisa memprediksi, Spieslah calon terkuat juara dunia WSBK tahun ini.
Ben spies yang bertinggi badan 184 cm dengan bobot 80 Kg berkomentar, bahwa di Losail dia punya plan A dan plan B. Plan A dia terapkan di race 1, yakni menguntit lawan dan menyalipnya di lap-lap akhir. Plan B dia terapkan di race 2, yakni ngebut sejadi-jadinya selepas start. Hasilnya, kedua rencana Spies sukses besar!! Ketika banyak orang meremehkannya karena doi dianggap kurang mengenal sirkuit-sirkuit yang dipakai di ajang WSBK, Spies hanya berkata: Yang penting joki merasa nyaman di atas motor! Artinya kalau joki sudah merasa nyaman di atas motor, joki bisa mengeluarkan 100 % kemampuan tunggangannya.
Pembalap yang bermukim di Texas dan lahir pada 11 Juli 1984 ini diakui mempunyai teknik balap yang luar biasa. Saat memasuki tikungan, badannya sangat condong kedepan. Di tikungan, doi bukan hanya menopang R1 dengan dengkulnya, teknik yang dipopulerkan oleh Barry Sheene dan Kenny Roberts Sr. Doi punya teknik tersendiri, dan bisa dibilang khas Spies. Doi juga menggunakan sikutnya! Perhatikan saja bagian sikut baju balap doi seusai race!
Banyak pembalap Superbike yang mengalami masalah dengan ban di lap-lap akhir. Bagaimana dengan Spies? Apakah dia termasuk pembalap yang bisa menghemat ban? Bisa Bangeett... Jangan salah, di ajang AMA, doi menggeber Gixxer 1000 Yoshimura yang powernya tak kalah ganas dan cenderung berkarakter lebih meledak-ledak dibandingkan R1. Terlebih lagi R1 baru memiliki karakter big bang ala M1, artinya tenaga yang tersalur penuh tetapi lebih halus. Motor yang irit banlah yang bisa fight habis-habisan di akhir race.
Sebenarnya kita tidak perlu kaget melihat performa Spies. Kalau kita melihat kiprahnya di AMA, wah jelas tercatat performanya yang bisa dibilang seorang legenda AMA Superbike. Presentasenya masuk podium bahkan menduduki tempat pertama dengan 92,1%, disusul oleh Eddie Lawson dengan 77,4% dan Wayne Rainey dengan 71,4 %! Doi juga bertengger di urutan satu dalam hal sukses menjuarai race secara berturut-turut. Doi sempat 7 kali juara race berturut-turut! Soal jumlah pole position, doi bertengger di posisi ke-2 dengan 24 Pole Position! Jumlah ini mengungguli prestasi Doug Polen (18), Freddie Spencer (17) dan Wayne rainey (15)!!
Pembalap yang takut terbang karena di masa kecilnya pernah mengalami kecelakaan pesawat di Bahama ini menjadi primadona baru. Banyak tim yang langsung berniat meminangnya. Sedikit aneh jika kita sedikit melihat kebelakang. Saat Yamaha kebingungan ketika Haga dicaplok Ducati dan Corser ingin mencatatkan dirinya sebagai pembalap BMW superbike pertama, akhirnya pilihan jatuh kepada Spies. Saat itupun Spies sebenarnya sedang kebingungan karena tidak punya majikan. Lho kok berprestasi tapi tidak bertuan? Alasannya mudah saja: Spies minta honor sangat besar. Yamaha yang saat itu kebingungan pun akhirnya menggebet Spies. Di saat awal, siapa yang berpikir kalau Yamaha bisa menjuarai race secepat ini, Yamaha sendiri pun juga pesimis kok. Wajar, joki baru plus motor R1 yang baru dikembangkan juga. Nyatanya sekarang.........
Bos Yamaha Tech 3, Herve Poncharal sudah siap-siap menggebet Spies untuk bergabung dengan timnya. Doi yakin, Spies bakal jadi rebutan di ajang Motogp. siapakah yang nantinya akan didepak dari Tech 3? Ternyata bukan Edwards! James Toselandlah yang posisinya paling terancam. Edwards dinilai lebih piawai dalam soal teknis dan membangun motor. Toseland sendiri masih harus membuktikan performanya saat dia menjadi juara Superbike dengan menaklukkan Bayliss, jangan seperti di Jerez kemarin yang crash di tikungan yang sama dengan tikungan yang mengakhiri karier Mick Doohan dan bahkan sempat pingsan segala! Kalau performa itu tidak bisa ditunjukkan pembalap Inggris yang jago main piano ini, maka tahun depan dia harus hengkang dari Motogp. Herve yang tahun lalu gagal menggoda Marco Simoncelli untuk duduk di atas M1 Tech 3 mengharapkan kehadiran Spies di MotoGP, tepatnya di teamnya sendiri lah..Ben Spies memang selalu diharapkan kehadirannya. Bahkan sejak lahir! Wong ibunya sempat mengangkat anak perempuan buat mancing kok...
Bagaimana balapan WSBK tahun ini? Apakah Spies tidak bisa terbendung Haga? Kalau kita lihat sejarahnya, prestasi Haga sekarang adalah prestasi terbaiknya. Haga baru panas menjelang tengah musim, di awal musim doi sering tidak finish. Jadi kalau perkembangan prestasi Haga seperti tahun-tahun sebelumnya, kemungkinan besar Haga akan menjadi juara WSBK tahun ini. Kita lihat saja nanti, yang penting balapannya seru... Jangan kaya MotoGP. Tahun ini, sepertinya Stoner akan melenggang sendirian di depan. Di tayangan live televisi kemarin yang menampilkan ajang qualifikasi awal musim dari sirkuit Jerez, hanya Stoner yang tembus 1 menit 38 detik, sedangkan yang lain jadi terlihat amatiran dengan bermain di kisaran 1 Menit 40 detik. Pembalap Ducati yang bisa membuat kejutan hanya Mika Kalio, yang lainnya memble... Kejutan lain datang dari Marco Melandri, tembus 8 besar Bro... Kejutan lainnya lagi datang dari Honda: rame-rame mengisi papan bawah! (yang ini sih bukan kejutan lagi namanya...)
Sumber:

Kamis, 26 Maret 2009

BMW Parts: sen n mika sen Hella, ring lampu




Dijual sajalah...
1. lampu sen Hella (2nd), mika utuh semua, tapi pegangannya rompal (750rb)
2. mika Hella (2nd) 3 buah, yang 2 lagi polos (200rb)
3. ring lampu misterius...(450rb)
More info: 08129753351 (Febi)

BMW R 51/3, big black beauty...






Buat para penggemar BMW oldtimer Indonesia, tentunya tidak asing dengan sosok BMW R 51/3. Dalam kesempatan berbahagia ini, perkenankan saya sedikit bercerita tentang si twin bongsor yang satu ini.
R 51/3 adalah sebuah sepeda motor 4 tak bermesin twin boxer khas pabrikan yang bermarkas di negara bagian Bayern, yakni Bayerische Motorenwerke AG (bukan singkatan Agak Gila Bro, tetapi Aktien Gesellschaft, ya bahasa Indonesianya Perseroan Terbatas lah...). Motor BMW ini merupakan kelanjutan dari R 51/2 yang diproduksi setelah Jerman kalah PD II, yakni tepatnya tahun 1949. R 51/2 sendiri sebenarnya kelanjutan dari produksi R 51 yang pertama kali nongol di tahun 1938. Beda R 51 dengan R 51/ 2 tipis lah, wong namanya habis kalah telak perang, masa nongol-nongol langsung menelorkan produk canggih??!!! Baru memasuki tahun 1951, BMW melanjutkan kiprah motor twinnya dengan memperkenalkan si R 51/3 ini.
R 51/ 3 diproduksi dari tahun 1951 hingga 1955. Motor yang mesinnya gress dibandingkan R 51/2 ini diproduksi sejumlah 18420 unit saja. Mesin motor twin berkapasitas 494 cc dan berkompresi 6,3:1 menghasilkan tenaga 24 PS @ 5800 rpm. Dengan bobot kosong 190 Kg, doi hanya bisa digeber hingga 120 Km / jam. Pelan? Biarpun kesannya pelan, bebek 125 cc standard pun belum tentu bisa menundukkannya lho... Akselerasinya lumayan lah... soal torsi, berasa mogenya... Mesin boxer ini lumayan lama digunakan BMW, tepatnya hingga tahun 1969.
Seperti mayoritas motor di zamannya, R 51/ 3 hanya diperlengkapi dengan 4 tingkat percepatan. Meskipun mesinnya terlihat besar, ternyata kapasitas olinya cukup 2 liter saja. Untuk ukuran motor besar, tankinya terlihat kecil ya... itu saja sudah lebih besar 3 liter dibandingkan R 51/ 2 lho.. hanya saja, secara optis tidak terlalu tampak perbedaannya dengan tanki si abangnya.
Dalam perkembangannya, motor klassik yang rangkanya diproduksi dengan las listrik ini mengalami perubahan-perubahan minim di sektor mesin dan sektor-sektor lainnya, misalnya di sektor rem dan bentuk knalpot. Jadi, jangan heran kalau R 51/3 sedikit berbeda-beda. Paling mudah terlihat ya di segi knalpot, ada yang ujungnya seperti buntut ikan, ada juga yang seperti torpedo. Di segi kaki-kaki, pemilik R 51/ 3 agak susah juga mencari ukuran ban yang tepat, sebab doi menggunakan velg jari-jari ring 19. Ban depan berukuran 3,50 dan ban belakangnya 4,00.
Bagi bikers yang suka tampil klassik dan berkelas, BMW memang pilihan top. Motor-motor boxer BMW bersuara cukup berwibawa tanpa menimbulkan provokasi terhadap pengendara lain. Lagian, sayangilah kuping sendiri... Tampilannya yang kalem juga meredam gejolak kecemburuan sosial, so kalo mau show off, doi bukan pilihan tepat. Hanya bikers berkelas yang tahu keanggunan dan daya tarik BMW klassik. Bagi mereka yang ingin meminang R 51/3, ya minimal sedia 80 juta lah.. minimal lho.......

Foto: HP-Klassikku

Rabu, 25 Maret 2009

Honda Hornet 600: Italian Design








Ini dia nih Honda Hornet 600... Motor naked bike kelas menengah yang hadir sejak tahun 1998 ini merupakan salah satu motor paling berjasa bagi kesejahteraan karyawan Honda. Wajar, doi punya predikat Motor paling laras alias laku keras seeropa. Sejak awal kiprahnya, Hornet menawarkan konsep performance naked bike, gabungan dari sport bike dengan handling lincah bin mudah, bobot ringan dan mesin ganas, tetapi handal dan nyaman dipakai harian. Tradisi ini ingin dilanjutkan Hornet, untuk itu perlu banyak pembaruan, yakni di sektor mesin, suspensi, sisi keamanan dan ramah lingkungan. Tidak sebatas itu, Honda punya prinsip: Melebihi ekspektasi konsumen! Jadi bukan sebatas memenuhi harapan konsumen! (Bagaimana dengan AHM??)
Hornet 600 dipersenjatai mesin CBR 600 RR edisi 2007, jadi soal tenaga tidak perlu diragukan, sanggup menjawab tantangan motor-motor supersports. Mesin CBR yang terkenal paling mungil dan kompak dikelasnya membuat insinyur Hornet lebih leluasa menentukan letak mesin di dalam rangka. Penempatan mesin di dalam rangka yang tepat memungkinkan terciptanya titik berat yang optimal plus balance yang baik, pada akhirnya menjanjikan handling yang presisi. Mesin yang tergolong ringan ini disuplai sistem PGM-FI, hasilnya, akselerasi bertenaga dengan kurva perkembangan tenaga yang teratur, ya sama lah sama dengan karakter si CBR 600 RR yang putaran menengahnya dahsyat. Supaya ramah lingkungan, Honda mengkombinasikan sistem injeksi itu dengan sistem katalisator HECS-3 yang memungkinkan Hornet tembus Euro 3 tanpa harus kehilangan tenaga.
Mesin dahsyat harus diimbangi knalpot yang oke. Knalpot Hornet berbeda dengan CBR 600 RR yang masih menganut gaya knalpot under tail yang sekarang dibilang old skul. Knalpotnya lebih mirip CBR 1000 RR. Knalpot bergaya low slung ini memungkinkan akselerasi bawah yang lebih binal dan lebih irit bobot tentunya. Knalpot yang hemat bahan baku ini juga menguntungkan segi handling, sebab titik berat motor lebih terpusat.
Mesin oke, knalpot oke, tentunya harus didukung dengan rangka yang oke. Hornet mengedepankan rangka yang sederhana dan solid. Blok mesin pun dieksploitasi sebagai elemen sentral yang turut mendukung peran rangka, ujung-ujungnya bisa menghemat bobot juga tuh... Rangka Hornet yang sebelumnya menganut mono backbone dari pipa baja sudah ditinggalkan. Hornet 600 kini mengandalkan rangka mono backbone dari alumunium yang lebih ringan, tetapi tetap kuat dan kaku. Rangka yang terdiri dari 3 bagian ini ini diproduksi dengan proses modern GDC (Gravity Die Cast). Sayang yang digunakan mono backbone, padahal sebelumnya Honda hendak menggunakan jasa andra and the backbone!! Rangka baru ini sangat mendukung konsep Hornet yang kompak, lihat saja hidungnya yang pesek plus buntut yang kecil dan ringan, semua itu ditujukan untuk menjaga titik berat tetap sentral.
Untuk menjamin stabilitas, Honda mempercayakan suspensi monoshock dan garpu USD 41 mm yang bisa disetel-setel tingkat kekerasan dan reboundnya. Lengan ayun juga tidak luput dari perhatian. Honda mempercayakan lengan ayun alumunium yang juga diproses secara GDC, lengan ayun ini lebih panjang 5 cm dibandingkan versi sebelumnya. Lengan ayun lebih panjang semakin menjamin traksi roda belakang saat berakselerasi. Di sektor roda, ya standard lah, velg alumunium bintang palang 5 berdiameter 17 inci dibalut dengan ban 120/70 di depan dan 180/55 di belakang. Motor cepat tentunya harus didukung rem yang handal. Rem cakram dobel berdiameter 296 mm di depan plus 2xkaliper Nissin 3 piston full floating siap menghentikan aksi roda depan, sedangkan roda belakang cukup dihentikan sebuah cakram berdiameter 240 mm. Layaknya jagoan Honda lainnya, Hornet ditawarkan juga dalam versi ABS. Combined ABS Honda memang top, dengan peranti ini, pengendara biasa pun dapat menghentikan laju motor dengan jarak yang sama yang diperoleh seorang pembalap profesional!
Supaya lebih aman dari maling, Honda melengkapi Hornet 600 dengan HISS (Honda Ignition Security System), intinya, motor cuma mau hidup jika yang masuk ke lubang kunci adalah 2 kunci originalnya. Maling tidak bisa menggunakan kunci palsu ataupun merusak rumah kunci. Menghidupkan mesin dengan cara langsung tanpa melalui sistem rumah kunci pun tidak akan berhasil! Well, para maling yang belum bertobat, you need to learn again, how to defeat this HISS.
Ouuppss.. hampir lupa, sebuah motor, secanggih apapun dia bakal sulit laku kalau desainnya kamse.. Untuk itu, Honda mempercayakan desainer Honda Italia untuk membentuk penampilan dan karakter si Hornet. Hasilnya, ya lumayan lah... Garis-garis hornet yang simple sepintas memang terlihat S.T.D., tetapi bukankah kita butuh waktu untuk memahami sebuah karya seni. Lagipula, biasanya desain yang sederhanalah yang bertahan lama alias bisa disebut klassik! Tidak percaya si Hornet di desain oleh orang-orang Italia? Lihat saja fotonya, perhatikan baik-baik, ada garis besar desain yang sama yang juga dianut motor-motor Italia lainnya. Perhatikan lampu depannya... perhatikan juga spidometernya.. mirip apa ya?????? BTW, hanya mesinnya yang komplet diproduksi di Jepang, komponen lainnya diselesaikan dan di rakit di Bella Italia, tepatnya di pabrik Honda di Atessa (ga pake Kaunang).
Berbeda dengan nasib kita di tanah air, Honda disana memperhatikan kebutuhan konsumen terhadap aksesoris orsi pabrikan, misalnya spatbor kolong, cover jok belakang, ring protektor blok mesin, wind shield, stand, tankpads HRC, logo Honda plus tulisan Hornet dari chrom, ring pelindung bibir velg, alarm, cover spidometer berlapis warna emas dll (sebagian aksesoris bisa dilihat di Hornet biru). Intinya, konsumen terpenuhi hasrat modifnya, konsumen pun enggan berpindah ke lain hati....

Sumber: Motorradmarkt 1/2009
Foto: HP-Klassikku

Selasa, 24 Maret 2009

Ducati Streetfighter: Hitam Jauh Lebih Garang






Foto: HP-Klassikku

1098 S Carbon Edition










Foto: HP-Klassikku

Ducati Menghormati (Mendayagunakan-red) Jasa Para Pahlawannya








Foto: HP-Klassikku

Senin, 23 Maret 2009

Raja Terakhir: Gunbus 410





Zamannya kita masih bocah (atau sudah gede tapi masih seperti bocah) dan doyan-doyannya main video game Sega ataupun Super Nintendo, pastinya tidak asing dengan istilah ''Raja Terakhir''. Gunbus 410 saya juluki ''Raja Terakhir'' karena memang mengingatkan saya pada istilah itu saat masih kecil dulu. Yang namanya ''Raja Terakhir'' selalu dipresentasikan paling sangar, berkemampuan luar biasa dan umumnya berukuran paling besar. Di hadapan Gunbus 410, motor-motor besar seperti Harley Davidson Fat Boy ataupun Honda Gold Wing pun langsung terlihat kecil, lihat saja fotonya...
Kita awali dengan dimensinya yang membuat motor ini begitu mengerdilkan motor-motor jalanan pada umumnya. Panjang keseluruhan doi adalah 3450 mm dengan jarak sumbu roda 2410 mm! Dengan tinggi 1480 mm dan tinggi jok 800 mm, doi masih bisa dikendarai dengan aman. Jangan heran kalau motor ini dijuluki the biggest Motorcycle... mungkin Bro pernah lihat yang lebih besar lagi, bedanya adalah, motor produksi Jerman ini street legal!!! Jadi, kalau Bro punya rezeki berlebih dan mau merasakan sebuah ''Kebesaran'', Gunbus 410 pilihan paling pol!! Dijamin, tidak ada motor yang berani adu kambing melawan motor yang head lampnya mengingatkan saya pada miliknya kereta api. Sayangnya, motor XXL ini tidak dilengkapi jok buat boncenger...
Kalau Bro mau nyemplak motor besar ini, sebaiknya fitnes dari sekarang, maklum, bobot kosongnya saja 650 Kg! Namun, tenang.. tidak perlu takut saat parkir-parkir, sebab doi sudah dilengkapi dengan gigi mundur. Layaknya motor atau mobil dengan tenaga extra edan, doi hanya dilengkapi dengan 3 tingkat percepatan, cukuplah... wong tembus 155 Mph kok, itupun dibatasi lho..
Kenapa namanya ada 410nya? Itu seperti layaknya motor biasa Bro, 410 didapatkan dari kapasitas mesinnya yang 410 cu. inch alias 6728 cc! Mesin 2 silinder V-twin 45° menyemburkan torsi yang terbilang edan, bahkan untuk ukuran mobil sekalipun. Mesin berkompresi 8,7: 1 ini memberikan torsi maksimum sebesar sebesar 710 Nm @ 1900 rpm! Sedangkan tenaga puncaknya nyaris menyentuh 350 PS.
Motor produksi Oom Clemens Leonhardt ini tentunya dilengkapi peranti pengereman yang mumpuni. Roda depan dikawal 2 cakram berdiameter 310 mm, sedangkan di belakang hanya ditemani sebuah cakram berdiameter sama dengan cakram depan. Bagaimana soal suspensi? Di belakang menganut double shock, sedangkan di depan langsung mengingatkan pada motor-motor klassik di bawah tahun 50an, masih cangkang! Sakit bin tepos dong? Ya tidak lah.. lihat saja ban depan dan belakangnya! Motor-motor Harley Davidson berarwah bobber pun mundur teratur kalau ditantang besar-besaran ukuran ban. Wajar saja, Gunbus 410 mencomot ban made in Germany, yakni Rigdon, yang ukurannya tidak kalah dengan ban traktor. Ban ini sebenarnya memang bukan untuk motor ataupun traktor, tetapi untuk pesawat terbang Boeing 767!
Bagaimana.. ada yang berminat?? Pasti banyak... Apalagi kalau harganya masih setara rata-rata Harley Davidson. Saya juga tidak tahu berapa harganya Bro, yang pasti, motor ini memang bisa dipesan. Doi diproduksi terbatas di Jerman, semuanya diproduksi dengan standard tinggi dan handmade! Namanya Handmade, jangan harap murah ye... emangnya lontong n lemper, yang semuanya produk handmade dengan harga extra terjangkau...


Foto: HP-Klassikku

Kamis, 19 Maret 2009

CB 125: Kecil-kecil Twin Lho...







Kalau seorang Pria berumur 37 tahun, biasanya sedang jaya-jayanya, maksudnya sudah lumayan mapan dan fisik masih jossss... Kalau motor, wah biasanya sudah banyak yang almarhum.. Si CB 125 ini adalah salah satu motor yang beruntung bisa berumur panjang. Meskipun sudah berumur 37 tahun, kondisinya masih seperti kondisi motor yang baru keluar dari pabrik!! (Achtung: Kondisi CB 125 ini tidak original!)
CB 125 K produksi tahun 1972 memiliki bobot kosong 115 Kg, lumayan ringan kan.. Konstruksi mesinnya mirip Ninja 250 lah, sama-sama twin sejajar, hanya saja kapasitas doi irit, tepatnya 123 cc. Dengan konstruksi twin, tentunya tenaga yang didapat lebih besar dibandingkan motor berkapasitas sama dengan silinder tunggal. Motor 4 tak ini memiliki tenaga 15 PS @10500 rpm. Dengan tenaga sebesar itu, motor klassik yang dulu banyak bersliweran di tanah air ini bisa digeber hingga 125 Km /jam, not bad kan...

Kalau mengenang masa lalu, Honda sudah menelorkan motor-motor dahsyat di Indonesia. Kedahsyatannya terbukti dengan masih bersliwerannya motor-motor klassik Honda di jalanan-jalanan tanah air, sedangkan mayoritas motor-motor Jepang lainnya banyak yang sudah beristirahat untuk selama-lamanya. Apakah ini bukti motor Honda itu awet? Atau karena pesaingnya dulu hanya menghadirkan motor-motor 2 tak? Silahkan ditebak-tebak sendiri... Yang pasti keadaan sekarang adalah sebuah kemunduran bagi Honda, tidak ada satupun produk mereka yang stereo alias twin! Padahal suara-suara merdu mesin twin merupakan daya tarik yang bisa membuat bikers ngutang sana-sini untuk menjemput impiannya.

Bagi bikers yang kepincut dengan mesin twin mini ini, CB 125 twin bersurat dengan kondisi sehat, tetapi tidak orisinil sudah bisa ditebus dengan dana dibawah 10 juta rupiah. Kalau kondisinya masih selicin CB 125 yang saya jumpai minggu lalu ini, ya jangan kaget kalau harganya setara Yamaha Scorpio baru. Bedanya, disaat Scorpio harganya seiring waktu semakin turun, maka harga si CB twin mini ini tetap merangkak naik.

Bagi Bro yang mencari jodoh untuk putrinya, pemuda-pemuda pencinta motor tua bisa menjadi pilihan, sebab rata-rata mereka memiliki karakter:

1. Menghormati yang tua (hati-hati mantu durhaka!!!)

2. Telaten merawat (putrinya mau dirawat juga dong...)

3. Sabar (kalau motor klassik rusak, betulinnya relatif lama)

4. Pejuang (kalau berburu onderdil bisa setangguh gerilyawan)

5. Jarang kebut-kebutan (kecuali motornya CB 750, XS 650, Z1 , Norton Manx, Dominator dkk.)

6. Setia (disaat motor-motor baru begitu menggoda, gandengannya tetap si motor klassik)

7. Mapan (Kalau motornya diatas 250 cc, 4 tak, terlebih terbitan Eropa/Amerika)

8. Dll.



NB: Arie Slight beserta segenap karyawan tidak bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan di atas dan jika Anda menemukan bikers motor klassik memiliki karakter tidak seperti tersebut di atas. Risiko ditanggung sendiri!!!!!



Sumber: yang punya motor
Foto: HP-Klassikku