Kamis, 12 Maret 2009

Beban Berat si Motor Balap






Motor balap adalah jenis motor yang sangat banyak penggemarnya. Di jajaran motor-motor satu pabrikan, si motor balaplah yang biasanya paling terkenal dan punya nama besar. Namun, kalau ada pertanyaan, motor jenis apa yang bebannya paling berat, jawabannya: motor balap! Bukan motor yang buat ke pasar, tetapi dipakai balapan lho... Yang saya maksud adalah motor yang benar-benar diciptakan khusus untuk balap. Kenapa bebannya begitu berat, begini kira-kira alasannya:
1. Yang namanya motor balap, ya tujuan nomor satunya adalah untuk adu jotos di sirkuit (atau di jalan raya). Motor balap adalah motor yang mesinnya banyak mengalami siksaan dari sang joki. Namanya balap, pastinya geber abiiiiiizzzzzz...Bahkan banyak juga motor balap yang baru nongol langsung ditune-up sana sini, ya mesinnya, ya suspensinya, ya rangkanya... Kalau jatuh ke tangan yang tidak profesional, wah berantakanlah si motor balap. Beruntunglah motor-motor balap yang hanya dijadikan pajangan...minimal bisa panjang umur.
2. Bukan hanya umur mesinnya yang pendek, secara keseluruhan populasi motor semacam ini paling cepat punah. Apalagi penyebabya kalau tidak ringsek akibat kecelakaan. Sebagai contoh, saat ini sangat sulit mencari fairing orisinal Honda RC30. RC30 yang menjadi icon di kalangan bikers karena prestasinya menjadi motor juara dunia pertama WSBK hanya sedikit yang kondisinya masih orisinal. Kebanyakan sudah dimodifikasi untuk turun balap, banyak juga yang sudah almarhum karena gugur di ajang balap motor.
3. Habis manis sepa dibuang... Itulah nasib kebanyakan motor balap. Harga jual kembali yang jeblok bisa menjadi cerminannya. Susah kan menjual motor balap second yang sudah expired? Memang tidak semuanya... Ini menimpa motor balap yang prestasinya di arena balap tidak cemerlang. Kalau tujuannya mau untuk balap, mendingan beli motor yang berpotensi juara! Kalau mau untuk harian, wah masih banyak pilihan lainnya. Akhirnya yang membeli hanya kalangan penggemar yang jumlahnya sangat terbatas.
4. Flag carrier. Itulah tugas paling berat si motor balap. Nama besar sebuah pabrikan motor sangat dipengaruhi performa motor balapnya. Bayangkan, kalau si motor balap gagal, motor lainnya yang berasal dari produsen yang sama secara tidak langsung terkena imbasnya. Ibarat kata, kalau ada atlet nasional yang bertanding tetapi selalu gagal maning, siap-siap menerima celaan dari rekan-rekan atau masyarakat senegaranya.
5. Hari ini dia paling jaya, tahun depan???????? Selalu akan tercipta motor balap yang lebih baik! Bukan hanya dari pabrikan lain, tetapi juga dari pabrikan sendiri... Sebagai pembenaran, silahkan lihat data test dyno jet Yamaha R1 dari versi pertama hingga edisi tahun 2007.
Sekilas tentang tenaga YZF-R1:
a. RN 01 (1998-1999): 146 PS @ 10300 rpm
b. RN 04 (2000-2001): 143 PS @ 10000 rpm
c. RN 09 (2002-2003): 152 PS @ 11200 rpm
d. RN 12 (2004-2006): 172 PS @ 12500 rpm
e. RN 19 (2007-2008): 179 PS @ 12400 rpm
Memang YZF-R1 RN 04 memiliki tenaga puncak sedikit lebih kecil dibandingkan versi pendahulunya, tetapi suspensinya mengalami perbaikan lho.. Untuk ukuran moge, tenaga yang lebih kecil 3 PS tidak terlalu terasa lah... Faktor suspensilah yang sangat krusial dalam menaklukkan sirkuit.
6. Karena tugasnya untuk menjadi yang tercepat di sirkuit, sangat mudah terlihat, siapa yang terbaik. Berbeda dengan motor touring misalnya. Faktor kenyamanan itu bisa relatif, tetapi tidak dengan tenaga mesin dan lap time. Semua bisa terlihat jelas di lapangan dan tertulis di atas kertas. Jadi, jika harus kalah, maka kekalahan itu jelas!
Susah kan jadi motor balap? Memang bebannya berat, tetapi nama-nama motor balaplah yang paling sering menjadi legenda dan mendapat penghormatan....
Sumber:
Majalah PS 3/2008
Foto: HP-Klassikku

2 komentar:

  1. Enak kalau jadi anak orang kaya. Kalau saya hobby balap semasa muda, pasti orang tuaku akan bangkrut. Sebab orang tuaku bukan orang kaya. By writer of 40 Hari Di Tanah Suci.

    BalasHapus
  2. Kaya bukan berarti bahagia dunia akherat lho Bro... Saya sendiri hobby balap, tapi ga punya uit, jadinya nonton balap aja lah di tv hehe... Salam buat orang se-Natal, saya baru sempat sekali ke sana lho... mungkin kalau di Natal ada sirkuit bisa lebih cepat sejahtera penduduknya..

    BalasHapus