Selasa, 10 Maret 2009

Media Massa: Senjata Zaman Modern





Sebagaimana kita ketahui bersama, media massa adalah salah satu senjata paling ampuh untuk menentukan pola pikir dan cara pandang sebuah masyarakat. Di dunia bikers, salah satu tugas media massa adalah memaparkan kelebihan dan kekurangan calon gebetan baru. Biarlah media massa yang maju ke medan perang dan mengetest calon gebetan baru kita, kita sih tinggal ongkang-ongkang kaki saja dan menyediakan sedikit uang untuk membeli salah satu produk media massa itu. Media massa adalah senjata bikers untuk menilai dan memilih, produk manakah yang paling sesuai dengan dirinya. Kenapa saya bilang paling sesuai, bukannya paling bagus?? Tahu sendiri dong kenapa... Kan rezeki, keadaan lingkungan, selera dan kebutuhan kita berbeda-beda. Jadi, untuk mengatakan, motor mana yang paling bagus, konteksnya ya harus jelas. Misalnya, kalau saya bilang NSR 150 SP paling jelek dibandingkan Kawasaki KLX250 dan Suzuki TS 125! Pasti banyak yang protes kalau tidak ditambahkan keterangan kategori: Motor untuk off road. Begitu juga kalau kategorinya touring, belum tentu Ninja 250 berada di atas Suzuki Thunder, Honda Tiger ataupun Yamaha Scorpio. Kalau kategorinya untuk turun ke sirkuit, ya Bro semua pada tahu lah...

Sebagai konsumen, seharusnya kita mendapat perlindungan dari media massa dari klaim dan bujuk rayu pabrikan ataupun produsen peranti-peranti after market maupun rumah-rumah modifikasi. Namun, kenyataannya, terutama di negara-negara yang masih mudah untuk membeli opini dan pembenaran, kenyataannya bisa bertolak belakang. Media massa bukan lagi menjadi senjata konsumen, melainkan senjata produsen untuk meracuni pikiran konsumen. Karena itu, waspadalah...... WASPADALAH!!!!!! Singkatnya, baca segala sesuatu dengan kritis! Termasuk isi blog beraliran sesat ini hehe....

Bagaimana dengan media massa Jerman khusus bikers? Ya terus terang saja jauh lebih baik! Iklan boleh banyak dipasang di suatu media massa, tetapi kalau sudah masuk artikel komparasi, ya siap-siap saja... Kalau busuk ya busuk, kalau bagus ya dibilang bagus...

Kita ambil contoh dari Majalah Motorrad News / 2008 (perhatikan Bro, ini majalah tahun lalu lho, jadi superbikenya dari tahun lalu juga lah) yang mengkomparasi 4 Superbike Jepang yang memang selalu bertanding di level yang sama, tidak seperti superbike Eropa yang performanya masih agak senjang. Kalau performa sudah beda-beda tipis, paling afdol yang dikomparasi satu sama lain. Test komparasi semacam inilah yang menjadi senjata buat konsumen nantinya dalam menentukan calon gebetan barunya.

Kita mulai dari tenaga maksimum (Keterangan produsen) dan harga:
1. CBR 1000 RR: 178 PS @ 12000 rpm, 112 Nm @ 8500 rpm, 13760 Euro.
2. ZX-10R: 188 PS @ 12500 rpm, 113 Nm @ 8700 rpm, 13545 Euro.
3. GSX-R 1000: 185 PS @ 12000 rpm, 117 Nm @ 10000 rpm, 13490 Euro.
4. YZF-R1: 180 PS @ 12500 rpm, 113 Nm @ 10500 rpm.

Dalam soal harga, seperti biasa, Suzuki yang paling ekonomis. Tetapi, mengingat perbedaannya yang tipis, tampaknya tidak terlalu mempengaruhi pertimbangan calon konsumen. Bagaimana dengan tenaga dan torsi maksimum? Nah itu kan keterangan pabrikan, bukan bohong sih, tetapi lebih baik kan kalau ada pembandingnya. Berikut hasil pengukuran Motorrad News, plus bobot full tanknya dan konsumsi bahan bakar untuk menempuh 100 Km:

1. CBR 1000 RR: 179 PS @ 12500 rpm, 115 Nm @ 9750 rpm, 200 Kg, 5,5 liter.
2. ZX-10R: 183 PS @ 12000 rpm, 114 Nm @ 8750 rpm, 209 Kg, 5,7 liter.
3. GSX-R 1000: 178 PS @ 12000 rpm, 113 Nm @ 10000 rpm, 213 Kg, 6,0 liter.
4. YZF-R1: 170 PS @ 12500 rpm, 110 Nm @ 9500 rpm, 210 Kg, 6,4 liter.

Akselerasi (dalam detik) 0-100 Km/jam; 0-200 Km/jam; 0-400 Meter:
1. CBR 1000 RR: 3,5 --- 8,3 --- 10,7
2. ZX-10R: 3,7 --- 8,4 --- 10,9
3. GSX-R 1000: 3,6 --- 8,1 --- 10,7
4. YZF-R1: 3,7 --- 8,5 --- 10,9

Top speed dalam Km/jam (sebenarnya/ di spidometer)
1. CBR 1000 RR: 290/ 299
2. ZX-10R: 294/ 299
3. GSX-R 1000: 294/ 299
4. YZF-R1: 284/ 299

Beda kan hasilnya? Padahal sama-sama diukur di kruk as lho.. Ya masih ada faktor lain yang misalnya sulit disamakan, seperti kadar oksigen dan kelembapan udara saat test. Namun, dari test ini bisa ditarik kesimpulan, R1 paling loyo, CBR malah naik tenaganya dan Ninja tidak bisa mempertahankan klaimnya yang 188 PS! Secara keseluruhan, jika dilihat dari perbandingan tenaga dan bobot, Honda juara dan Yamaha K.O.! Namun, kenapa Yamaha masih bisa laris jualan R1? Padahal tenaganya paling loyo, top speed paling rendah, bobotnya lumayan berat, harganya juga termasuk mahal plus minum bensinnya paling rakus...

Ada beberapa faktor yang membuat R1 tetap laris: Image Yamaha yang semenjak mempekerjakan Rossi di MotoGP semakin membaik. Penampilan M1 yang tahun lalu juga sangat kompetitif, tidak hanya di tikungan, tetapi juga di straight! Tidak hanya itu, kehandalan utama R1 sebenarnya adalah handling... Tidak sebatas di MotoGP, di ajang Superbike tahun lalupun Yamaha tampil memukau, tentunya thanks to Nitro Nori... Kenapa Yamaha R1 bisa kompetitif di sirkuit? Gampang saja: kan banyak yang memakai Yamaha R1 di sirkuit, jadi soal setting dan tune up R1 bukan hal asing. Tentunya hal ini didukung dengan adanya one make race Yamaha, ya R1 cup dan R6 cup! Jebolannya juga lumayan oke, sebut saja si Kenan Sofuoglu! Biarpun doi sembalap, sholat 5 waktunya jalan terus lho... wah tidak kalah dari Frank Ribery di Bayern Muenchen yang bulan puasa tetap puasa tetapi tidak absen latihan bolanya!

Kembali ke motor! Ada satu lagi nih hasil test media yang oke banget: majalah PS 5/ 2008!
Pertama-tama, mereka menaikkan motor test ke atas dyno jet, berikut urutan dari yang paling besar tenaganya:

1. Ducati 1098R: 183 PS @ 10500 rpm
2. ZX-10R: 182 PS @ 12200 rpm
3. GSX-R 1000: 180 PS @ 12100 rpm
4. CBR 1000 RR: 180 PS @ 12100 rpm
5. YZF-R1: 176 PS @ 12400 rpm
6. RC 8: 154 PS @ 10200 rpm
7. GSX-R 750: 140 PS @ 13200 rpm
8. HP2 Sport: 133 PS @ 8700 rpm
9.YZF-R6: 126 PS @ 14100 rpm
10GSX-R 600: 119 PS @ 13500 rpm

Namanya test motor balap, ya paling valid kalau semua motor itu diturunkan ke sirkuit. Dari hasil test di sirkuit, bisa ditelusuri, mana motor yang menawarkan performa lengkap, mana yang hanya mengandalkan mesin saja. Test ini dilakukan di sirkuit test Dunlop sepanjang 3050 meter di kota Montpellier, Prancis Selatan. Sirkuit ini termasuk sirkuit lambat, straightnya hanya 530 meter. Alhasil, top speed terbaik hanya 240 Km/ jam. Sirkuit juga sarat dengan tikungan tajam, bahkan ada tikungan yang hanya bisa ditempuh dengan kecepatan tak lebih dari 62 Km/ jam. Joki yang didaulat adalah Arne Tode, mantan juara Supersport IDM. Ban yang digunakan adalah Dunlop GP-Racer Slick. Untuk memperoleh hasil maksimal, semua motor disetting ulang suspensinya.

Berikut hasil testnya, dari yang tercepat catatan waktunya:
1. 1098R: 1:26,4
2. CBR 1000 RR: (tertinggal) 0,24 detik
3. RC8: 0,45 dtk
4. R1: 0,71 dtk
5. Gixxer 750: 0,88 dtk
6. ZX-10R: 0,93 dtk
7. R6: 1, 45 dtk
8. Gixxer 600: 2, 29 dtk
9. HP2 Sport: 3,29 dtk
10. Gixxer 1000: crash!!!

Dari hasil test ini, jelas dong siapa yang paling kelihatan dodol... HP2 Sport? bukan... Bikers juga sudah tahu kalau motor cantik yang satu ini tidak murni mesin balap. Yang paling kelihatan payah ya si Ninja ZX-10R! Catatan waktunya bahkan ditaklukkan oleh Gixxer 750! Sayang Gixxer 1000 mengalami kecelakaan sehingga catatan waktunya tidak bisa diikutsertakan. Menurut penulis, catatan Gixxer masih mengisi papan atas, meskipun bukan yang terbaik. ZX-10R K.O. di ajang WSBK dan di test komparasi media massa, tidak heran akibatnya dealer kesulitan menjual si Ninja bongsor ini...

Ducati 1098 R Memang terbukti paling handal di sirkuit, tetapi apa bisa dibilang motor terbaik secara keseluruhan? Belum tentu! Masih ada faktor lainnya, misalnya jarak tempuh, konsumsi bahan bakar, biaya perawatan, jumlah beban yang bisa diangkut, pajak, interval perawatan dan sebagainya. Jadi, jelas kan, kriterianya harus jelas! Coba kalau kita lihat dari sisi harga... logisnya orang akan mengambil CBR 1000 RR, memang kalah 0, 24 detik, tetapi dengan 14000 Euro sudah bisa ditebus tuh motor, malah masih ada kembaliannya. Bandingkan dengan harga 1098 R yang 35000 Euro saja.....




Sumber:
Motorrad News 7/ 2008
PS 5/ 2008
Foto: Repro by HP Klassikku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar