Kamis, 06 Agustus 2009

Yamaha SR500: Back to Jadul!

Kalau di tanah air banyak yang protes pada AHM karena si Honda Tiger yang terlalu minim perubahannya dan tidak muncul-munculnya motor yang berkapasitas 250 cc, harap maklum saja. Kalau dibandingkan dengan Yamaha SR500, maka kiprah Honda Tiger di tanah air masih belum seberapa. Honda Tiger masih harus muncul beberapa tahun lagi untuk melampaui rekord SR500. Bingung saya ngomongin apaan? Yowis, kita kenalan saja dulu dengan si SR500.
Nama Yamaha SR500 mungkin tidak terlalu beken di tanah air, tetapi di luar negeri, apalagi di kalangan bikers Jerman, boleh jadi ini motor dilabeli motor sejuta umat. Yup, ini motor laris manis di Jerman selama kiprahnya kurang lebih 20 tahun, yakni 1978 hingga 1999! Nama SR500 mudah saja artinya, 500 adalah kapasitas mesinnya dan SR adalah singkatan dari single road. Single karena motor 4 tak berkapasitas tepatnya 495 cc (ada juga yang bilang 499 cc) ini hanya memiliki satu silinder. Buat kita, motor silinder tunggal itu memang pasaran, tetapi beda di Eropa sini. SR500 ditawarkan bagi mereka yang ingin memberontak dari kepungan produk 4 silinder yang sedang booming kala itu.
Buat para lelaki yang bosan suara mesin sopran 4 silinder, silahkan ambil suara bas 1 silinder! Begitulah kira-kira filosofinya dulu. SR500 sebenarnya merupakan pengembangan dari motor jadul! Hanya saja, saat itu belom berkembang istilah retro bike. Yamaha sendiri mengakui, gaya yang dianut SR500 adalah gaya motor klassik Inggris tahun 60-an.
Motor yang super simple ini menawarkan torsi besar di putaran rendah, yakni cukup pada rpm 3500. Tenaga puncaknya pun dicapai pada putaran 6600 rpm saja. Tenaga maksimum yang dikeluarkan SR500 generasi awal sebesar 34 PS. Dengan tenaga sebesar itu, motor berbobot kosong 170 Kg ini sanggup berlari hingga 145 Km/jam. Segala kesederhanaan motor ini membuat doi sangat digemari. Tidak hanya itu, motor ini juga handal untuk bekerja keras, sebab sanggup mengangkut beban hingga 220 Kg!
Awalnya, SR500 (2J4) ditawarkan dengan velg jari-jari dan rem cakram. Dalam perkembangan selanjutnya, doi ditawarkan juga dengan velg palang alumunium. Sekitar musim panas/musim gugur tahun 1986, kapasitas tanki SR500 dinaikkan dari 12 liter menjadi 14 liter. Pada tahun 1988, Yamaha mengeluarkan SR500 seri 48T. Kali ini, SR500 dilengkapi dengan velg jari-jari dan rem tromol di depan! Rem tromol Duplex ini dicangkokkan menggantikan rem SR500 yang sebelumnya cakram! Nah bingung kan..... Itu atas alasan estetika Bro.. Jadi SR500 benar-benar mengusung tema back to jadul!
Pada tahun 1989, SR 500 ada juga yang ditawarkan dengan tenaga yang sudah dikorting 7 PS. Lho kok gitu? Versi yang 27 PS ini menjawab berlakunya aturan SIM dan asuransi. Versi kebiri ini hanya sanggup berlari hingga 135 Km/jam saja. Memasuki tahun 1990, aturan tingkat kebisingan dan emisi gas buang semakin ketat. Yamaha pun wajib tunduk pada aturan yang berlaku, akibatnya SR500 kembali turun tenaganya hingga hanya 24 PS saja. Karena itulah, SR500 hingga tahun 1989 lebih diminati.
Hingga saat ini, SR500 masih banyak beredar di Jerman. Bukan karena SR500 banyak saja, tetapi karena banyak penggemarnya. Motor yang aslinya bergaya soft chopper ini banyak yang dimodif jadi chopper atau cafe racer. SR500 pun tergolong motor yang memiliki status dikultuskan. Penggemarnya tidak hanya bertemu di jalanan, tetapi juga di forum dunia maya, yup, ada forum tersendiri bagi penggemar SR500.
Selama 20 tahun masa eksisnya, Yamaha sangat minim mengotak-atik SR500. Kejadulannya malah menjadi daya tarik tersendiri ditengah kepungan motor-motor yang menawarkan teknologi terkini. Wajar saja sebenarnya SR500 minim ubahan, mengingat produk ini sangat baik diserap pasar. Ingat, mengubah-ubah bisa berisiko melorotnya penjualan! Di Jepang sendiri, SR500 kembali nongol lagi dalam rangka ulang tahunnya yang ke-30.
Nah, kalau ditilik kisah si SR500, ada kemiripan dengan Honda Tiger kan? Malah, Tiger masih lebih seringan ganti baju lho... Kisah SR500 ini bisa jadi terulang jika FZ16 jadi diluncurkan YMKI. Bukan gaya retronya, tetapi mundur teknologi alias jadulnya hehe (piss ah...). Buat pabrikan, pilih mana sih? Dibilang canggih, tetapi ekonomi carut marut, atau dianggap bodinya keren plus penjualan laris manis, meskipun ada selentingan terhadap teknologi jadulnya??????? Kejadian sudah sering Bro.. Bulan kemarin, Porsche yang produknya terlalu canggih akhirnya dicaplok VW yang sukses menerapkan teknologi secara pas (tidak berlebihan). Ya intinya, konsumen adalah raja. Kalau konsumen memuji pol-polan, tetapi pada tidak beli (atau sedikit yang membeli), nah makan deh tuh puji-pujian.......
Foto: HP-Klassikku
Sumber:
wikipedia.de

6 komentar:

  1. kan kalo disini kan mayoritas mesin motornya single silinder...justeru yg multi silinder lah yg beda...justeru suara ngebass dari mesin single silinder itu yg lumrah disini..
    kenapa pabrikan ngga ada yg bikin motor tampang jadul yah??bentuk2nya kek binter merzy ato CB jadul lah..tapi enjin motor sekarang..
    tinggal ubah bodi dikit, tapi basis enjin n sasis-nya teteup..kek misal, "tiger classic edition", ato "thunder 125 classic edition"..ane yakin tetep laku kok, dan bakal jalan seiringan sama produk yg berbaju lebih canggih-nya..

    BalasHapus
  2. nah itulah yang disebut eksotis.. sesuatu yang langka di lingkungan sendiri itu disebut eksotis (katanya Seno Gumira Ajidharma).
    Kenapa pabrikan ga ada yang mau begitu?? ya karena pasar kita seleranya ga kesitu..
    tapi kalo ada satu aja yang ngeluarin, nah keliatan deh peluangnya.. cuma ampe sekarang ga ada yang berani tuh...
    Ini mestinya diembat Kawasaki nih hehe (kompor:mbledug mode. tapi Kawi ga punya motornya tuh..
    hmmm kalo dibilang baju lebih canggih ga juga kali... Emangnya tuh baju2 pada pernah masuk wind tunnel??? cuma beda bentuk lah, bukan beda teknologi.. malah soal baju kuatan motor dulu kan.. bahan bakunya bukan hasil masakan/ daur ulang

    BalasHapus
  3. oh, maap..salah tulisannya, bukan "berbaju lebih canggih", tapi harusnya "berbaju yg keliatan lebih futuristis" :P

    tentang eksotis, i agree..tapi rata2 harganya juga 'eksotis'.. :(

    BalasHapus
  4. harga eksotis.. hmmm...
    artinya harganya langka didapatkan di lingkungan sendiri ya..
    disini moge2 tahun 80an 4 silinder 500 euroan banyak lho... dan selalu bersurat, meskipun ada yang dah mati pajaknya (duh eksotisnya....)
    pingin bawa pulang, tapi mahal ongkos kirim n ini itu.. terus kata temen sih katanya ga boleh masukin kendaraan bekas..huhuhu...

    BalasHapus
  5. whalah,..
    protolin bro atu2..

    ntar rakit lagi di jakarta
    gw tetep dukung 'n tetep minjem ntar kalo dah jadi bwt ngapel kalo dah ada yg mao
    hiakakakakaka

    BalasHapus
  6. Haha, mending ngambil moge bodong Bro.. dah jelas barangnya nyampe, harganya juga jelas.. daripada dipretelin, ada juga jatoh2nya harga jadi 3-4 kalinya. plus bodong juga statusnya.. buat apa lah..

    BalasHapus