Selasa, 05 Mei 2009

Sedikit Mengenal Iklan





Di kalangan awam, banyak yang menyamakan istilah iklan dengan marketing. Sebenarnya, iklan hanyalah salah satu dari bagian politik marketing, tepatnya politik komunikasi marketing. Di dalam politik komunikasi, tidak hanya ada iklan lho, tetapi ada aktivitas lainnya, misalnya sponsoring, public relations, event marketing, product placement (misalnya penggunaan motor Triumph Speed Triple dan 955i Daytona di film MI:2), pameran, komunikasi di multimedia dan sebagainya. Di kesempatan kali ini, mari kita sedikit mengenal tentang iklan.

Sebenarnya, untuk apa sih iklan itu? Banyak tujuannya... tetapi pada intinya sih untuk menaikkan omset perusahaan, ya ujung-ujungnya duit lah... Iklan dibutuhkan untuk memperkenalkan sebuah produk kepada pasar, simplenya: orang tidak akan membeli barang yang tidak dikenalnya (kecuali terpaksa atau harganya murah atau merk tidak penting: misalnya sendal jepit... ).

Sebelum iklan itu dibuat, perusahaan harus menentukan dulu tujuan yang ingin mereka capai. Apakah mengiklankan sebuah produk baru, atau mengaktualitaskan nama perusahaan, atau mengumumkan sebuah event akbar, dan berbagai alasan lainnya. Untuk mewujudkan iklan menjadi sebuah iklan yang bisa dikonsumsi masyarakat, tentunya iklan harus diproduksi. Untuk memproduksi sebuah iklan, perusahaan besar biasanya memiliki departemen sendiri yang mengurus segala sesuatunya, mulai dari perencanaan, penelitian lapangan, produksi, hingga evaluasi. Selain itu, ada pilihan lainnya lho.. Perusahaan dapat bekerjasama dengan agen periklanan yang bisa mengambil alih semua tugas tadi, bahkan mereka juga bisa membuat aktivitas komunikasi lainnya.

Masalah dana adalah masalah yang penting bagi pelaksanaan sebuah proyek, begitu juga dengan iklan. Kalau anggaran terbatas, ya harus dipikirkan sematang mungkin. Tidak ada jaminan, iklan dengan dana besar dapat menghasilkan efek yang lebih baik dibandingkan iklan beranggaran kecil. Istilahnya, mengikuti prinsip ekonomi mahasiswa: dengan tampang sejelek-jeleknya mendapatkan gebetan yang sekece-kecenya, ya minimal diajak kondangan ga malu-maluin lah...

Supaya anggaran yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan, tentunya ada ilmunya. Banyak yang harus dipikirkan! Misalnya, apa tujuan utama iklan itu. Selain itu, siapa yang dituju juga harus jelas! Kalau mengincar anak muda, tentunya pendekatan yang dilakukan berbeda dengan pdkt ke kalangan yang sudah berumur. Media yang digunakan nantinya juga perlu dipertimbangkan dengan masak! Apakah harus di televisi, radio, media cetak atau cukup dengan poster dan selebaran. Belum tentu iklan televisi yang paling banyak makan biaya lho... memang biaya pasang iklan di televisi relatif mahal, belum lagi biaya produksi iklannya sendiri.. Namun, perlu diingat, jumlah orang yang dijangkau dengan iklan di televisi tentunya lebih banyak dibandingkan jumlah orang yang membaca 1000 poster yang diedarkan (tergantung penempatan posternya dan daya jangkau siaran televisi juga sih...). Belum lagi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sebuah media perlu diteliti! Dan, masih buuuuuuuaaaaaaaaannnnnyaaaaaaaaaaaaaakkkk lagi faktor lainnya yang perlu dipikirkan dalam memilih media.

Keampuhan sebuah iklan pun tidak boleh luput dari perdebatan. Ada teori klassik yang mengkaji efek yang diraih sebuah iklan, yakni AIDA, singkatan dari Attention, Interest, Desire dan Action. AIDA menggambarkan tingkatan keampuhan sebuah iklan.
1. Attention: apakah iklan itu bisa menarik perhatian? Sebab, jika yang dituju tidak bisa diraih perhatiannya, maka tidak akan ada interest atau ketertarikan terhadap sebuah produk.
2. Interest: Jika interest sudah diraih, apakah ketertarikan itu cukup kuat hingga timbul desire (duh, denger kata desire kok jadi inget film khusus dewasa ya hehe...)
3. Desire: Artinya ada minat untuk membeli produk yang diiklankan! Nah, bisa tidak iklan menimbulkan efek ini bagi si penerima iklan???
4. Action: ini dia tujuan yang mau dicapai, yakni tindakan pembelian. Istilahnya, percuma saja kalau orang hanya sampai tingkat desire, sebab yang penting buat perusahaan kan saat produk mereka dibeli.

Dalam evaluasi, perusahaan meninjau, apakah target mereka tercapai atau masih ada efek lainnya yang ditimbulkan iklan itu. Hasil evaluasi ini kedepannya bisa menjadi dasar untuk menentukan isi iklan atau biaya yang diperlukan untuk membuat iklan selanjutnya.

Ketika sebuah produk di pasaran laris manis setelah pemasangan iklan, apakah bisa dibilang iklan itu berhasil? Ketika produk itu tidak laku, apakah bisa dibilang iklan itu gagal? TIDAK!!!!!
Bingung kan....Memang begitulah praktiknya! Masih banyak faktor lain yang menentukan, misalnya hasil dari aktivitas komunikasi lainnya, ya pameran lah, event sponsoring lah.. ini lah.. itu lah... Tidak hanya itu, produknya sendiri juga menentukan. Belum lagi politik harga seperti harga produk itu sendiri, kebijakan rabat, diskon, persyaratan kredit dan sebagainya.... Weiittss, masih ada faktor lainnya Bro, misalnya produk dari pesaing, situasi ekonomi, perubahan cuaca, dan masih buanyak lagi...

Bagaimana Bro? Puyeng???? Jangan diambil pusing lah, ini cuma berbagi ilmu aja... berhubung saya tidak mendalami ilmu ekonomi, maaf-maaf saja kalau ngaco isinya, kan kite mau gaya-gayaan aja hehe...... (Sotoy mode: on fire)


Prof. Dr. Arie Slight MBA. SE (Sarjana Edan)
Foto: HP-Klassikku

4 komentar:

  1. bikin iklan yg mutu...jangan saling bunuh..kek iklan operator seluler disini..bikin ilpil..

    BalasHapus
  2. wadow, ga ngerti deh iklannya kaya gimana, maklum, ga masuk sini siaran dari tanah air.. saling bunuh? hmmm.. apa mungkin masyarakatnya menerima iklan kaya gitu ya? apa biar jadi bahan omongan? tapi bisa jadi malah kontradiktif sih.. ditinggalin baru rasa dia.. ijk sendiri sebenernya males punya hp, kayanya kemana2 ada yang tau, di sini sih partner tracker gitu gampang di download, ga tau di indonesia...
    yang pasti kalo hp nempel n harus aktiv terus, streeessss... inikah penjara technology? i'm tired using technology

    BalasHapus
  3. ya biar jadi kontroversi, jadi orang2 tau lalu akhirnya beli.. (cara ngiklan yg aneh..)
    tapi susah kalo mo ninggalin operator seluler..soale butuh..hehe...

    saya juga maunya gitu, tapi apa daya..kalo gak ada HP, gak bisa kerja :P , gak kerja berarti gak ada duit..jadi ya susah..

    BalasHapus
  4. makanya orang yang maen saham di perusahaan jasa seluler pada tajir, kita semua dah jadi mangsa..
    ijk punya om, tapi ijk ga kenal bgt, dia juga kayanya ga kenal ijk (ni om yang aneh apa ponakan yang aneh ya??)
    dia dulu biasa aja, tapi gara2 awal2 booming hp dia nanem saham, tajir melintir dia, terakhir maen kerumahnya ada 1 goldwing n 2 harley tuh.. padahal dulunya supir lho.. ya nasib orang kalo lagi bagus emang bagus...

    BalasHapus