Senin, 18 Mei 2009

Bikers Pecinta Alam???

Banyak bikers yang bilang, dirinya adalah pencinta lingkungan. Salah satu cirinya adalah seringnya melakukan touring ke pelosok-pelosok daerah yang alamnya masih asri. Sangat menyenangkan memang berkendara menikmati pemandangan indah dan hutan yang hijau, ditambah lagi dengan kesejukan udara plus jalanan yang relatif lengang.
Fenomena ini masih mirip-mirip dengan kelompok pendaki gunung ataupun pencinta alam lainnya yang sesekali kabur dari kesehariannya dan menikmati alam. Saya sendiri pernah melakukan aktivitas serupa. Memang menyenangkan dan memberikan pengalaman tersendiri. Alam yang asri memang menawarkan pesona dan pengalaman yang tidak terlupakan. Namun, kalau kita jujur, apakah aktivitas ini bisa disebut sebagai aktivitas pencinta alam? Bukankah naik motor menimbulkan polusi? Bukankah kalau berkemah ataupun ngumpul-ngumpul di penginapanpun suka menyalakan api unggun? Bukankah ada saja rekan yang masih buang sampah sembarangan? Sekarang kita pikirkan lagi definisi pencinta alam ataupun pencinta lingkungan! Apakah kita mencintai alam atau hanya menikmati alam atau bahkan hanya mengeksploitasi alam dengan cara lain?
Sepengamatan saya, klub-klub motor di Indonesia masih terbatas ke acara-acara bakti sosial dalam rangka menjadikan klubnya menjadi klub yang membawa manfaat kepada sesama. Masih terlalu minim, bahkan mungkin belum ada klub motor yang berkonsentrasi menjadi pencinta alam yang sebenarnya. Apa sudah ada klub yang dengan nyata melakukan penghijauan? Jika belum, mudah-mudahan artikel ini bisa menjadi sedikit inspirasi untuk melakukan aktivitas ini.
Untuk melakukan penghijauan tidak perlu biaya mahal kok, hanya butuh niat yang kuat dan kerja keras , dan yang susah: konsistensi! Namun, kalau di tingkat klub terlalu susah, ya bisa dimulai dari lingkungan sendiri kan. Silahkan tanam pohon yang bermanfaat buat diri kita pribadi. Misalnya yang doyan makan pedes ya tanam pohon cabe, yang suka mimisan ya tanam pohon sirih, yang suka panjat pinang yang tanam pohon pinang, yang mau lebih joss ya tanam ginseng, yang mau kaya ya tanam pohon duit, yang sudah bosen hidup bebas ya silahkan tanam pohon ganja...........

2 komentar:

  1. yup...
    eksploitasi alam beda sama cinta alam...
    banyak temen saya suka naek gunung, katanya anak PA (pecinta Alam), tapi nyatanya pas mereka naek gunung, mereka buang sampah sembarangan, malah coret2 di batu, pohon dipahat2 nama mereka..
    konyol ah..
    dan Alhamdulillah saya dari kecil udah sadar ngga buang sampah sembarangan, kalo saya mau buang sampah, saya kantongin dulu sampe nemu tempat sampah :D


    btw, gimana sih bikin mio jadi irit dengan biaya yg irit pula..kan kalo tunggangan irit, ngedukung program 'go green' juga..

    BalasHapus
  2. wah sama kita, tukang ngantongin sampah ehehe.. lanjutkan!
    Ya begitulah kenyataannya para pencinta alam.. sebatas nama aja.
    soal coret mencoret, jangankan di hutan, gereja aja di coret2..
    di Vatikan, gereja St. Pietro, pusatnya Katolik itu lho.. kan ada menaranya tuh, kalo naik ke menara itu mesti naik tangga muter2.. cape deh, n asli bikin puyeng..
    nah sampe di puncak ada ruang agak lega, nah di temboknya pada nyoret2 i was here gitu deh... ijk mah ga ikutan deh.. rumah ibadah kalo dah jadi objek wisata gitu ya.

    tips bikin irit: pompa ban ampe keras, murah meriah, tapi keamanan n kenyamanan berkurang hehe.. kalo jarak deket n jalanan mulus masih oke lah..

    BalasHapus