Rabu, 29 April 2009

Sachs, Masihkah Seperti Yang Dulu???

Das Aggregat mit 998 Kubikzentimeter Hubraum und Benzineinspritzung ist in der Standardausführung mit einer Leistung von etwa 100 PS (74 kW) vorgesehen. Darüber hinaus liebäugelt Sachs mit einer Supersport-Variante, bei der das Triebwerk durch einen Kompressor aufgemotzt wird und so eine Leistung von bis zu 160 PS (118 kW) entwickeln kann.

Dieser Wert klingt noch besorgniserregender, wenn man das Motorradgewicht von lediglich 150 Kilogramm dazu in Beziehung setzt. So wird es zum Beispiel möglich, eine Höchstgeschwindigkeit von rund 300 km/h zu erreichen. Es dürfte dann jedoch ganz schön zugig werden für den auf dem superschmalen Sattel kauernden Piloten.

Doch noch ist die Beast ein Prototyp. Was letztendlich für ein Serienmotorrad übernommen wird, ist noch nicht endgültig entschieden. Allerdings, das sagen die Verantwortlichen bei Sachs auch ganz deutlich, werden viele Detaillösungen und Designideen, die den Zukunfts-Racer auszeichnen, von künftigen Serienmaschinen übernommen.
Kalau Bro mengerti teks yang saya ambil dari website majalah Spiegel dari tahun 2001 lalu, Bro tentunya paham betapa digdayanya Sachs dalam bidang teknologi. Berita ini diambil saat Sachs memperkenalkan Sachs Beast, yang saat itu berstatus motor konsep. Motor beraliran minimalis ini bertenaga 100 PS, dengan bobot yang hanya 150 Kg, bayangkan sendiri sensasi mengendarai si Beast! Tidak cukup? Sachs berencana menawarkan versi tune up, yakni dengan kompresor. Hasilnya, tenaga melonjak hingga 160 PS! Logikanya, tenaga 160 PS plus bobot 150 Kg= 300 Km/ jam!
Namun, itu dulu........ lihat saja fotonya, si Hartmut Huhn, sang kepala departemen riset dan pengembangan Sachs, masih sumringah... Yang saya bingung, kenapa di berbagai blog dan media online mengatakan Hartmut Huhn adalah bos Sachs? Sedangkan, sebagaimana saya tuliskan di artikel sebelumnya, di website Sachs saat ini tertera bosnya Mr. Wang Tao. Di artikel media online dari tahun 2006 pun tertera, Hartmut Huhn adalah kepala R&D Sachs. (Apakah sekarang si Hartmut sudah naik pangkat???) Misalnya saya kutip dari blog Mas Stephen Langitan:
Ketika berada di press conference room, hadir pula Mr. Hartmut Huhn, Director of Sachs Fahrzeug - und Motorentechnik GmbH yang berkantor di Numberg. Turut hadir artis cantik jelita Cut Tari yang meramaikan acara launching serta gadis-gadis manis lainnya.
Namun, soal ini tentunya bukan masalah buat konsumen. Yang jauh lebih penting bagi kita sebagai calon konsumen tentunya kualitas barang. Pertanyaan yang membuat saya bingung, yakni asal usul mesin dan peranan Sachs dalam produksi mesin, terjawab sudah oleh beberapa media on line. Meskipun ada jawabannya, saya masih bingung juga hikshiks.... begini contohnya, saya kutip lagi ya dari blog Mas Stephen Langitan:
“Motor terbaru ini menggunakan mesin motor produksi Sachs dari Jerman yang memang merupakan mitra strategis kami dalam hal ini menyediakan mesin motor, dan juga Megelli dari Inggris yang secara global dikenal sebagai salah satu pembuat disain motor sport terbaik” jelas Ir. Kristianto Goenadi yang diserbu oleh para wartawan di ruangan press conference.
dan juga:
Khusus di pasar Indonesia, MEGELLI akan hadir dengan brand “MINERVA SACHS 250″ dimana mesinnya menggunakan mesin SACHS buatan Jerman yang terkenal sangat handal namun disain perform a motornya mengadopsi brand MEGELLI yang katanya mumpuni dalam urusan disain motor sport.
Berdasarkan kutipan tersebut, saya memahami, kalau mesin motor diproduksi di Jerman. Kemudian saya maen-maen ke blognya Mas Nugroho Adhi. Nah, saya kutip lagi ya:
Terjawab sudah rasa ingin tahu saya dari mana mesin 250 cc yang dicantolkan di sangkar Megelli dari Inggris itu. Mesin dipercayakan pada Tigermotor Thailand untuk dikembangkan dan diproduksi. Tigermotor Thailand selama ini memproduksi mesin 135 cc dan 250 cc. Mesin 250 cc itu dipakai untuk sepeda motor merek Tiger.
Hartmun Huhn, Direktur Sachs Bikes, dalam acara yang sama, menegaskan, mesin yang dibuat Tigermotor Thailand merupakan strategi global perusahaan. Menurut saya tentu ini terkait dengan efisiensi produksi. Seperti yang biasa dilakukan pabrikan otomotif besar seperti GM, Mercedes-Benz, BMW, Toyota, Honda, dan sebagainya.
Dari kutipan tersebut, Minerva Sachs 250 menggunakan mesin yang diproduksi Tigermotor Thailand, bukan Sachs......
Saya tambah puyeng setelah membaca tulisannya Mas Triatmono:
Well,.. terus terang sewaktu lagi browsing.. cukup kaget juga… !!! Coz engine yang digunakan oleh Minerva Sachs … berasal dari Tiger Thailand… !!! Okee… trus sewaktu gue mau mencari gimana seh dengan motor Tiger Thailand ini… !!! Memang cukup mysterius… dan gue explore lebih jauh… berbagai forum itu menyebutkan bahwa Tiger Boxer Thailand itu… didasarkan oleh Cagiva F4 ….!!! Ngerti sendiri khaan… Cagiva itu merupakan anak perusahaan dari MV Agusta… !!!
Pertanyaannya sekarang: Si Sachs kerjanya ngapain ya????????? Ngasih Blue print aja?? Jual nama aja??
Mungkin hasil kutip-mengutip saya ini membuat Bro ikutan bingung, sebelumnya saya mohon maaf. Setidaknya, saya pribadi sangat senang dengan semakin ramainya pasar motor di tanah air dan sangat menghargai langkah berani PT. Minerva Motor Indonesia. Saya hanya ingin mencoba mengupas sebuah misteri....
Sumber:

8 komentar:

  1. hmm...
    ikut bingung ah..
    jadi sachs jerman ini keknya cuman ngasi lisensi nama sachs aja deh..
    kalo dari yg saya baca dan tafsirkan (maap kalo salah), mesin ini di develop dan dibuat di Thailand..
    dengan sasis bikinan megelli, tapi keknya gak mungkin ni sasis dibuat di Inggris..mahal ongkos kirimnya.. :P
    dan perakitan sampe jadi motor, di Indonesia..dengan part lokal sebesar 15%..

    maap kalo makin bingung..coz saya juag lagi bingung..

    BalasHapus
  2. dibilang bingung ya emang bingung (geleng2....)
    kok kayanya kita jadi ahli tafsir dunia maya ya....gini nih susahnya kalo ga ada di tempat kejadian.
    kalo dari harga sih jujur aja, impossible.... tapi dibilang murah juga ga bisa (kalo dibandingin sama rata2 harga motor di Indonesia). Istilahnya, dengan duit lebih dari 25 juta, konsumen minimal tau, tuh barang yang dia beli gimana riwayatnya.
    tambah puyeng nih, balik dulu ah bro... sakit tenggorokan, batuk, pilek, rada puyeng hikshiks.. ga lagi2 deh makan es krim conello ampe 8 biji sendirian huhuhu... (lagi diskon 50% sih)
    inilah akibatnya rakus..

    BalasHapus
  3. kalo dari segi harga, lumayan lah..ngga murah2 amat dan ngga mahal2 amat dibanding motor jepang..
    lagian juga kan minerva menawarkan desain yg out of the box tapi ngga norak dan aneh..saya kira harganya worth lah..
    cumaaaa....kualitinya ini..masih belom ketauan...orang2 udah telanjur kuciwa sama minerva klonengan CBR 150R, butuh upaya yg ngga sedikit untuk ubah mindset orang2 itu..
    harus ada pembuktian lah, bahwa minerva 250R itu beda sama minerva 150R (klonengan CBR)..
    gitu loh.. :D






    *duh, kapan ya blog roda 2 saya bisa rilis.. ;(

    BalasHapus
  4. loh??kok akunnya berubah??? ;(


    sori, yg post diatas itu sayah...

    BalasHapus
  5. Heuheu.... gara-gara Minerva sachs... jerman pun jadi kebawa-bawa... Ya just wait n see aja... 1 tahun pertama buat pembuktian awal...

    BalasHapus
  6. Hmm..Bro Nunoe coba-coba bermain dengan identitas ganda, wah jangan-jangan mau mengikuti jejak ane sebagai seorang agen rahasia hehe... ayo, bikin blog juga.. apa Bro Nunoe beli Minerva Sachs 250 Sport, terus bikin deh Blognya kaya Mas Taufik hehe...... Tuh, Bro Fitra dah nungguin testimoninya..

    BalasHapus
  7. halah...kemaren tu ada yg pake komputer saya, trus keknya dia login ke gmail..jadinya gitu deh.. ;(

    sayah belom pernah nemu dealer minerva di Denpasar..

    blog roda 2 sayah, nanti lah..mood nulisnya belom nongol..

    :D

    BalasHapus
  8. waduh..waduh... komputer dipake berganti-gantian.. nanti bisa kena aids lho hihihi... kabooooorrrrr

    BalasHapus