Selasa, 14 April 2009

Cintailah Dirimu Sendiri

Pada Djaman Doeloe, saat baru merintis karier sebagai biker, yang paling penting bagi saya adalah motor. Motor selalu saya rawat sebaik mungkin dan diusahakan selalu kinclong. Kebanyakan uang juga keluar untuk membeli peranti modifikasi dan perawatan motor. Sebaliknya untuk diri saya sendiri, saya hanya membeli helm full face dan sarung tangan. Helm full face penting bagi saya untuk melihat dengan baik dan mengurangi risiko kelilipan. Saat itu, teknologi kaca helm half face yang beredar di tanah air masih memble. Hanya dengan helm full face saya dapat berkendara dengan tenang.
Apakah saat itu saya sangat memperhatikan faktor safety? Jujur saya akui: tidak. Contohnya, saat membeli helm half face saya berkata: Bang, helm full face paling murah mana??? Nah itu helm deh yang saya beli. Bagaimana dengan jaket dan sarung tangan? Jujur saja, saya hanya menggunakan jaket dan sarung tangan saat berkendara di siang hari (takut item). Saat itu, hujan, angin, udara dingin tidak saya pedulikan.
Apa maksud judul artikel ini? Cintai diri sendiri secara tidak langsung mencintai orang lain, terutama orang di sekeliling kita. Apa jadinya kalau kita jadi penyakitan gara-gara perlengkapan naik motor yang di bawah standard? Siapa yang susah kalau kita kecelakaan? Ini patut direnungkan, terutama bagi mereka yang menjadi pohon duit keluarga.
Mencintai diri sendiri bisa dimulai dari pemilihan sepeda motor: pilihlah motor yang paling cocok dengan kebutuhan dan kondisi kita masing-masing, singkatnya motor itu enak dikendarai, kita merasa senang mengendarainya dan biayanya tidak terlalu memberatkan. Jangan sampai penghasilan pas-pasan, tetapi motornya kelewat mahal ataupun konsumsi bahan bakarnya kelewat boros gara-gara dikorek sana-sini. Kondisi motor pun harus senantiasa sehat dan layak jalan plus memenuhi tuntutan keselamatan berkendara. Selain itu, sebagai bikers, mencintai diri sendiri wajib diwujudkan dengan cara berkendara yang safe! Soal ini, tidak akan saya bahas lebih jauh, situ dah pinter lah... Faktor penting lainnya adalah peranti keselamatan seperti jaket, helm, sarung tangan dan sepatu. Kalau kita perhatikan, hampir semuanya mengandung bahan karet kan........Nah ini dia yang ingin saya ulas: karet! Dimana-mana, karet berjasa dalam urusan safety! Sebagai orang dewasa tau sendiri lah ehhehe..... Eitss, kita tidak membahas karet yang itu, tetapi karet yang memiliki kontak dengan kita saat berkendara (sepeda motor).
Kenapa membahas karet? Minggu lalu saya menonton siaran TV yang membahas tentang karet yang haram berkontak langsung dengan kulit manusia. Menurut sebuah penelitian, karet semacam ini menimbulkan risiko kanker! Hiiiiiii......... Barang yang menjadi contoh saat itu antara lain: karet di klakson udara yang biasa dipakai tukang roti, karet yang melapisi pegangan martil, karet yang digunakan sebagai cover setir mobil dan roda karet di bagian bawah kulkas. Karet-karet ini sebagian diproduksi menggunakan bahan kimia yang berbahaya jika terjadi kontak langsung dengan kulit. Kalau tidak salah menerjemahkan, bahan itu disebut minyak ter (ni yang ada di aspal bukan ya???). Minyak ter ini dicampurkan dengan karet supaya karet menjadi lebih alot dan tahan banting. Menurut hasil penelitian, seorang pengemudi mobil yang 2 jam penuh melakukan kontak dengan setir mobil yang covernya menggunakan karet yang mengandung minyak ter, berisiko kurang lebih sama dengan merokok sebanyak 100 batang! Di Jerman sendiri, ada badan yang ditugaskan mencari dan menarik barang-barang yang diproduksi menggunakan material yang berbahaya bagi kesehatan ini. Kebanyakan barang-barang semacam ini diimpor dari RRC. Bahan semacam ini tidak dilarang, jika dalam penggunaannya tidak ada kontak langsung dengan kulit manusia.
Sehabis saya menonton siaran ini, saya langsung teringat, banyak sekali unsur karet yang mengelilingi kita sebagai pengendara sepeda motor, misalnya di perlengkapan kita tadi: helm, jaket, sarung tangan dan sepatu. Di motor pun, grip gas juga memiliki kontak langsung dengan kulit kita jika kita tidak menggunakan sarung tangan. Nah kebayang kan, kalau ada bikers yang susah-payah berhenti merokok karena takut kanker, tetapi setiap hari ia naik motor yang grip gasnya diproduksi dari campuran karet dan minyak ter itu.... Apakah barang-barang untuk bikers di Indonesia aman dari zat berbahaya ini? Apakah badan perlindungan konsumen Indonesia sudah sampai di taraf ini? Saya tidak tahu... Bagaimana sekarang caranya membedakan karet yang mengandung minyak ter dengan karet yang aman??? Saya tidak tahu...... i dont know.. je ne sais pas....... ich weiß nicht........ non lo so.........
NB: Teks di atas adalah salah satu contoh teks yang kurang bertanggung jawab!
Mal Praktek by dr. Arie Slight
Foto: Repro by HP-Klassikku

2 komentar:

  1. eheheheh....
    jadi malu sendiri...
    masih pake helm half face, murah pula...
    masih belom pake sarung tangan, kalo jarak jauh baru deh pake sarung tangan...
    tapi insya Allah selalu berusaha untuk mengedepankan safety riding...
    hehehehe

    BalasHapus
  2. idem Bro.. malah ane penggemar helm murah dan sarung tangan murah plus jaket gratisan.. helm full face: rp. 30rb, sarung tangan: rp. 5rb, jaket kadang gretongan kadang yang 60rb dipake, pas ninggalinnya di parkiran rasanya hati tenang n ikhlas hehehe..... giliran pake helm bieffe kudu tenteng sana sini.. ya tergantung jarak dan tujuan lah. Setuju, safety riding dan doa sih yang paling penting..

    BalasHapus