Senin, 23 Februari 2009

Supersport: The Duel Continuous



Lanjuuuuuuuuuttt Maaaangg...... (Sebelumnya maaf, bukannya saya mau bikin mata Bro semua rusak...maaf fotonya burem, maaf..adanya cuma HP.. Maaf..)



Kawasaki ZX-6R
Mengagumkan!! Itulah komentar yang dilontarkan tim Motorrad atas prestasi Kawasaki dalam memperbaiki performa si Ninja. ZX-6R dinilai memiliki kurva pengembangan tenaga yang paling yahud diantara motor-motor Jepang. Putaran bawah dan menengah sanggup bersaing dengan Suzuki dan Honda, sedangkan tenaga puncaknya hanya kalah tipis dari Yamaha.

Karakter motor saaat direm habis-habisanpun dianggap stabil. Inilah gunanya peranti selip kopling yang dicangkokkan Kawasaki di mesin Ninjanya. Garpu BPF pun sukses mencegah gejala moncong depan terlalu menukik saat pengereman. Selain itu, garpu baru ini memberikan feed back yang jauh lebih baik daripada garpu yang digunakan tahun lalu. Ujung-ujungnya, rider semakin pede membetot gas Ninja di tikungan.



Daytona 675
Perawakannya berbeda dengan ZX-6R, 675 lebih langsing! Terang saja, wong hanya 3 silinder. Posisi duduk 675 pun lebih sembalap, joknya terbilang cukup tinggi (dirancang buat bule sih...), tetapi setang diletakkan sangat rendah, alhasil joki harus membungkuk untuk mengendarai satu-satunya motor Eropa di ajang WSS ini. 675 dinilai memiliki stabilitas yang prima di tikungan, ini berkat rangkanya yang kaku. Suspensi pun dinilai sangat mumpuni dibandingkan R6 sekalipun, hasilnya feed back yang diberikan tergolong first class dan handling pun dianggap sangat presisi.

Bagaimana mesinnya? Justru ini yang paling dahsyat!! Memang tenaga puncaknya bukan yang paling tinggi, tetapi sejak putaran bawah hingga meraih tenaga puncaknya, tidak satupun kontestan lain memiliki tenaga lebih besar dari 675...Wow!! Dengan torsi yang paling besar dan tenaga puncak yang hanya bisa disaingi ZX-6R dan R6 (itupun baru diatas 13000 rpm!), tak heran kalau catatan waktu Triumph sangat fantastis. Satu-satunya yang meredam performa 675 adalah tidak adanya peranti selip kopling di motor ini, alhasil buritan goyang karawang saat melakukan engine break. Namun, tidak seliar CBR kok, goyang Karawang 675 masih terhitung sopan.


Yamaha YZF-R6
Doi ketar-ketir juga melihat performa 675! Settingan R6 yang paling siap turun ke sirkuit tetap bisa diandalkan. Tenaga puncak yang paling besar juga menjadi modal utamanya. Namun, untuk bisa mengasapi 675 dan ZX-6R, rider R6 harus bisa menjaga putaran mesin tetap tinggi, sebab baru diatas 13000 rpm R6 bisa lebih ngacir dibandingkan para pesaingnya (ya itu standard lho, nanti masih bisa diotak-atik lagi kan...). Gimana Don? Sanggup ga?? Sanggup lah.... Dijamin, di lintasan WSS, Doni Tatalah pembalap yang paling banyak mendapatkan doa penonton hehe... Ayo 240 juta penduduk Indonesia!!!!!!!

Performa dan stabilitas R6 di tikungan tidak perlu diragukan. Yang mengganjal performa R6 hanya suspensi belakangnya yang tidak lengkap setelannya dibandingkan Triumph. Akibatnya, saat berakselerasi keluar tikungan, ban belakang kurang kuat mencengkram aspal! Tentunya hilanglah sepersekian detik akibat kelemahan ini. Konsekuensinya, R6 harus rela kalah tipiiiiissss dari 675. Nah dari pemaparan saya, tau dong siapa juara tahun ini......



Hasil Dynojet
Tidak afdol rasanya kalau menilai tenaga motor hanya berdasarkan perasaan dan hanya mempercayai keterangan pabrikan. Mungkin keterangan pabrikan tidak salah, tetapi pengukuran yang dilakukan pabrikan kan diadakan dalam kondisi yang berbeda-beda! Begini hasil pengukuran diatas Dynojet (Dynojet 150, koreksi menurut standard 95/I/EG, penyimpangan maksimal sekitar 5%), diurut dari yang paling lemah tenaga puncaknya:

1. CBR 600 RR ABS: 118 PS @ 13900 rpm; 66 Nm @ 11100 rpm

2. GSX-R 600: 119 PS @ 13500 rpm; 68 Nm @ 11100 rpm

3. Daytona 675: 120 PS @ 12700 rpm; 70 Nm @ 10800 rpm

4. ZX-6R: 123 PS @ 14000 rpm; 65 Nm @ 11900 rpm

5. YZF-R6: 124 PS @ 14300 rpm; 65 Nm @ 10700 rpm

Dari grafik yang ditunjukkan Dynojet terlihat jelas, mengapa 675 begitu perkasa di lapangan. Sebaliknya, kelemahan Honda di sektor tenaga puncak pun mendapatkan bukti diatas kertas, CBR paling loyo! Bagaimana dengan R6? Juga terlihat jelas, kalau R6 mau didepan, harus main putaran atas terus. Sebab baru di atas 12000 rpm tenaganya lebih besar dari CBR. Untuk menyaingi Suzuki dan Triumph, R6 harus digeber hingga 13100 rpm. Dan terakhir kalau mau menundukkan Ninja, R6 harus digeber minimal 14000 rpm!! (Pertanda paling cepet turun mesin nih...)



Penilaian Berdasarkan Kriteria Kecocokan untuk Turun ke Sirkuit

CBR 600; ZX-6R; GSX-R 600; Daytona 675; YZF-R6

Karakter mesin (20) 14; 15; 14; 15; 14

Perpindahan gigi (10) 9; 10; 8; 6; 10

Stabilitas di tikungan (20) 15; 17; 15; 18; 17

Presisi handling (20) 17; 17; 17; 18; 17

Kelincahan (20) 17; 17; 17; 18; 18

Feed Back (20) 17; 15; 17; 18; 18

Sudut kemiringan (10) 7; 9; 9; 10; 9

Setelan suspensi (20) 15; 16; 15; 18; 17

Posisi rider (20) 16; 17; 15; 18; 17

Pengereman (20) 16; 18; 17; 17; 16

Lap time (20) 13; 16; 15; 18; 17

total (200) 156; 167; 159; 174; 170

Posisi Akhir 5. 3. 4. 1. 2.


Best Lap Time
1. Daytona 675: 1.34,38
2. R6: 1.34,54
3. ZX-6R: 1.34,78
4. GSX-R 600: 1.35,14
5. CBR 600 RR: 1.35,67

Pada akhirnya catatan waktu terbaiklah yang paling merepresentasikan kekuatan dan kelemahan motor-motor supersport ini di sirkuit. Dan memang penilaian yang dirasakan tim Motorrad sesuai dengan catatan waktu yang diperoleh. Memang sejak tahun 2002, di ajang WSS CBR yang terbaik. Apakah tahun ini Honda masih bisa mendominasi?

Jawab Ki Gede Anue: Masih Bangeeeeettttt..... Lelaki yang akrab dengan kalangan selebritis Tanah Kusir ini masih melihat besarnya peluang Honda di ajang WSS. Memang motor standardnya keok, tetapi itu kan motor standard. Di lapangan, motor-motor ini masih bisa disetting dan di tune up plus diganti peranti ini itunya. Dan semua itu sangat dikuasai Honda! Mereka memiliki tim terbaik di WSS. Begitupun dari segi pembalap, T.O.P!! Faktor pembalap sangat menentukan di kelas ini, mengingat motor yang digunakan tipis perbedaan performanya. Pembalap yang berpengalaman, konsisten dan beruntunglah yang di akhir musim akan menjadi juara dunia WSS.

So...kenapa CBR 600 RR standard yang paling lemah bisa juara? Bukankah kelemahannya di sektor tenaga dan tidak adanya peranti selip kopling?? Honda bisa saja memenuhi kedua hal ini. Namun, perlu diingat juga: HARGA! Itulah sebabnya Bro... Lagipula, soal mendongkrak performa mesin itu urusan paling gampang toh dibandingkan mengotak-atik suspensi dan titik berat motor?

Bagaimana dengan ZX-6R yang pada saat uji coba mencuat ke lapisan atas? Hmm...masih perlu pembuktian di race nanti...Mencari best lap time lebih mudah dibandingkan memenangkan lomba. Ingat, ada faktor lain yang menentukan: Stamina dan konsentrasi si pembalap serta daya tahan mesin dan ban motor.

Bagaimana Dengan Doni Tata? Ki Gede Anue berpesan pada Doni Tata: Biar bumi bergoncang, jadilah yang paling kencang!!!!!!!!



Sumber:
Motorrad 5/2009
Terawang Gaib by Ki Gede Anue
Foto: HP-Klassikku

2 komentar:

  1. Lihat supersport di Philip Island tgl 1 Maret 2009 kemarin? Ajiibbb, Honda CBR menguasai podium 1, 2, 3, 4. Baru disusul pabrikan motor yang lain... Sayang Doni Tata ada masalah pada mesin, so.. nggak bisa finish.

    BalasHapus
  2. Hi Dede.. Wah sayang disini ga ditayangin WSS, cuma ada siaran tunda WSBK, itu juga dipotong-potong dikit hikshiks...(dampak Krismon) Wah masalah mesin ya si Doni Tata? Ga papalah, pas Qualifying Doni dah oke kok, jadi ga sabar pingin lihat race selanjutnya..

    BalasHapus