Kamis, 20 November 2008

Awas Kesetrum: Era Motor Listrik


Perkara bensin akan habis, semua orang sudah tahu. Perkara motor listrik akan menggantikan motor berbahan bakar bensin itu nanti dulu... Pandangan semacam ini sepertinya masih berkuasa di benak kita. Kalau mendengar nama motor listrik, kita teringat pada motor mainan bocah atau motor konsep yang sepertinya terlalu canggih dan masih terlalu lama untuk diproduksi masal. Motor Listrik sebenarnya sudah ada di Indonesia, atau pastinya di Jakarta. Sekitar 1,5 tahun lalu, saya pernah melihat brosur dan barangnya. Bentuknya kira-kira bentuknya sekelas dengan Yamaha Mio dan skubek lainnya, hanya saja lebih kecil dan sederhana. Kecepatan maksimumnya juga hanya 40 Km / jam. Harga yang ditawarkan juga tidak bisa dibilang murah, sekitar 5 juta rupiah. Untuk masyarakat Indonesia, sepertinya tema motor listrik belum menarik dan tidak terlalu menjual. Jika meninjau harga dan performa yang ditawarkan, sepertinya kita masih memandang motor listrik hanya ''mainan'', bukan alat transportasi sesungguhnya.

Lain halnya jika yang mengeluarkan produk motor bertenaga listrik pabrikan yang sudah punya nama besar di industri roda dua. KTM baru-baru ini memperkenalkan motor listrik prototipenya, namanya sendiri masih gurem, entah Elektro Enduro atau Elektro Crosser. Di tingkat internasional, sebenarnya sudah ada produsen motor listrik yang lebih mapan, misalnya Vectrix dari negerinya Obama (USA), Ekrad made in Germany dan Quantya yang diproduksi di Swiss. Omong-omong, BMW juga digosipkan ingin memproduksi motor listrik juga lho...

Dengan keseriusan KTM memproduksi motor listrik, bisa jadi pertempuran di kelas baru ini akan terbuka dan menguntungkan konsumen, tentunya banyak pilihan dan harga yang ditawarkan bisa lebih kompetitif. Tampaknya KTM sudah berani melangkah ke segmen ini, mereka melihat trend di dunia roda dua. Keputusan ini juga didasari pertimbangan matang, bukan sekedar berdasarkan terawang gaib Ki Gede Anue. Perkembangan teknologi aki yang sanggup memuat lebih banyak tenaga dan lebih tahan lama serta lebih cepat waktu pengisian ulangnya memungkinkan motor listrik menjadi andalan transportasi sehari-hari.

Foto yang Bro lihat diatas, yang berwarna oranye tentunya, adalah si motor listrik produksi KTM. Kelihatannya kencang juga kan? Apa iya bisa sekencang itu? Masa sih tenaga aki bisa sekencang itu? aki kan sudah tua...ngelantur!!! Ingat, jangan remehkan tenaga aki alias baterai. Tau dong kencengnya mainan kita kira-kira 15 tahun lalu: TAMIYA!! Kenceng kan???

KTM mengklaim produknya ini Full Emotion with Zero Emission. Tenaga motor listrik ini tidak bisa dianggap remeh, karena sudah setara dengan motor enduro kelas ringan. KTM juga memperlengkapi motor ini dengan suspensi berkualitas tinggi, jadi wajar saja kalau mereka berani sesumbar kalau motor ini ready to race! Wajar saja, sebab motor ini hanya berbobot kurang dari 90 Kg, masih lebih ringan dibandingkan motor trail KTM 125 cc. Kenapa bisa seringan itu? Tentunya karena motor ini tidak memerlukan motor bermesin bensin dan segala peranti pendukungnya seperti knalpot, air box, karburator, tanki bahan bakar, dan kopling. Belum lagi perawatan yang lebih mudah: tidak perlu bensin dan oli, artinya tidak perlu repot-repot kuras bak oli, tanki bensin ataupun repot membersihkan karburator dan saringan udara.

Di pasar motor listrik, KTM harus siap bersaing dengan produk yang sudah lebih dahulu terjun di segmen ini, misalnya Ekrad dan Quantya (foto sebelah bawah) yang juga berbasis motor pencinta jalan rusak bin ancur. Menurut terawang gaib Ki Gede Anue, spesifikasi KTM tidak akan berbeda jauh dari yang dimiliki Ekrad. Ekrad yang dipasarkan di Jerman dengan harga sekitar 10.000 Euro (masih dianggap terlalu mahal, tentunya karena nyaris tidak ada saingan) berbobot 96 Kg dan bertenaga 21 KW alias 28,5 PS (DK) dan bertorsi 45 Nm, tentunya cukup untuk mengalahkan Kawasaki Ninja 250 standard dalam ajang balap 1/4 mil. Ingat, tenaga puncak memang lebih kecil, tapi bobot yang lebih ringan serta final gear yang ringan (motor trail githu lho) boleh dijadikan jaminan untuk akselerasi yang bisa bikin bikers bermotor mesin bensin juga ingin membeli si motor listrik ini. Untuk mengisi ulang akinya juga tidak perlu seharian, cukup 4 jam. Produsen Ekrad mengklaim, biaya untuk pengisian listrik hanya 60 cent. Artinya 60 Cent cukup untuk bersenang-senang dengan Ekrad selama 2 jam. Bandingkan sendiri, berapa biaya untuk membeli bensin untuk 2 jam perjalanan, kalau harga bensin saat ini (walaupun lagi turun) sekitar 1,2 Euro seliternya. Menggiurkan juga kan secara ekonomis.
Untuk Quantya, saya tidak mempunyai data akurat, data di internet menampilkan penilaian yang berbeda-beda. Sebagai gambaran saja, harga motor listrik ini sekitar 8800 Euro, berbobot 80 Kg, bertenaga 18 PS yang menghabiskan aki dalam 30 menit dan untuk isi ulang cukup 20 cent saja!! Ingat, ini informasi simpang siur!
Kira-kira faktor berikut ini mencegah bikers Indonesia membeli motor listrik:

1. Belum ada produsen ternama yang memproduksi.
2. Kalau beli, jangan harap mudah dijual kembali dengan harga yang tidak bikin sakit hati.
3. Performa, jarak tempuh, perawatan rutin dan onderdil yang belum familiar.
4. Harga masih relatif mahal.
5. Nyaris tidak bersuara, ga sangar!
6. Kalau rusak, kemana aku harus mengadu??
7. Anggapan: bukan motor, tapi mainan.
8. Takut tegangan PLN turun naik dan bikin rusak.
9. Hanya jawaban 1, 2 dan 3 yang benar.
10.Takut kesetrum.
11.Jawaban 1-11 salah semua.

Sumber:
Motorrad Magazin Nr. 12/2008
Motorradnews, Nr. 12/2008
Terawang Gaib by Ki Gede Anue


Tidak ada komentar:

Posting Komentar