Selasa, 06 Oktober 2009

Cara Memperbaiki Top Speed (2)

Hoaaaa, meskipun tadinya niatan nge-blog lagi kalau sudah dapat kamar, tetapi berhubung sudah sejak Oktober ini hidup dari kebaikan teman-teman yang memberi tumpangan (ga enak bgt numpang huhuhu... apalagi kalo yang ngasih tumpangan terlalu baik) karena cari kamar selalu gagal maning, bahkan sampai ke hostel dan rumah yang sering disewakan untuk liburan pun penuh, hari ini blog coba saya up-date sajalah...
Kita lanjutkan pembahasan tentang cara-cara memperbaiki top speed. Diagram hasil dyno jet ini sebenarnya berasal dari hasil test Kawasaki Z1000. Grafik biru menunjukkan performa standard, grafik merah adalah performa setelah pencangkokkan power commander plus filter udara DNA dan sedikit modifikasi airbox, dan terakhir grafik hijau menunjukkan kurva tenaga setelah ditambahkan knalpot racing Micron. Namun, grafik ini saya pinjam hanya untuk memberikan gambaran kurva tenaga sebuah motor. Di diagram saya tuliskan perumpamaan hasil dyno jet sebuah Honda Tiger yang sudah korek karburator, pasang knalpot racing plus koil dan kabel busi high performance.
Anggap saja hasil yang diraih tercatat tenaga maksimum di roda belakang 19 PS @ 8500 rpm. Di saat tenaga maksimum diraih, tercatat kecepatan yang terukur dari putaran roda belakang 121 Km/h. Kok rendah? Sama aja kaya bebek dong???? Begini Bro, kecepatan yang diraih di roda belakang saat tenaga maksimum diraih itu bukan top speed yang bisa diraih, tetapi top speed yang paling mudah diraih. Di motor-motor Superbike sekarang pun, kecepatan di roda belakang saat tenaga maksimum diraih berkisar 260 Km/h, walaupun top speednya diklaim di 300 Km/h.
Nah, banyak kan yang ngorek Honda Tiger ataupun motor-motor 4-tak lainnya yang agak jengkel, sebab kenaikkan top speed tidak terlalu signifikan dibandingkan kenaikkan akselerasi. Honda Tiger yang sudah dikorek pun bisa sangat cepat meraih 120 Km/h, tetapi kenapa setelah itu sukar menembus batas itu? Kenapa seakan-akan setelah menyentuh 120 Km/h tenaga yang tadinya meledak-ledak mendadak kehabisan nafas?? Ya jawabannya bisa dilihat di diagram Dyno jetnya! Jadi, di perumpamaan ini, setelah motor menembus 121 Km/h, grafik tenaga menurun... Bahkan di grafik Kawasaki Z1000 ini sangat terlihat, tenaganya turun drastis sejenak setelah menyentuh tenaga puncak.
Anggap saja untuk tembus 130 Km/jam, jarum rpm Honda Tiger berkaki standard harus menunjukkan 9000 rpm di gigi 6. Nah, karena tenaga menurun setelah meraih 8500 rpm (karena eingine mapping yang masih standard), misalnya di 9000 rpm tercatat hanya 16 PS, di 10000 rpm turun terus jadi 13 PS dan akhirnya di 13000 rpm jebol wakakak... Nah karena itulah top speednya susaaaaaaaaaaaah naik Bro... Artinya, bagaimana mau enteng meraih 130 Km/jam kalau tenaga yang tersedia di 9000 rpmnya sudah turun jadi 16 PS! JAdi, kalau Sampeyan mau motornya bisa ikut melonjak top speednya tanpa mengubah-ubah timing pengapian atau ganti-ganti CDI racing, cara paling gampang ya menggunakan ban yang diameternya (bukan lebarnya lho!) lebih besar dari standard. Untuk Honda Tiger, cara inilah yang paling mudah, sebab AHM setahu saya hanya menyediakan gir-set standard. Adapun produk variasi di pasaran, katanya sih daya tahannya kurang memuaskan. Nah untuk urusan peranti macam sproket, bahaya dong kalau sampai somplak ketika top speed diraih....
Nah, mungkin kalau AHM benar-benar niat mendongkrak penjualan motor-motornya, sediakanlah ukuran sproket-set yang non standard! Konsumen kan kebutuhannya beda-beda... Dengan pilihan berbagai kombinasi, kebutuhan konsumen akan terpenuhi... Setting sproket penting lho AHM... kenapa sih ga dipenuhi keinginan konsumen yang satu ini???!!!!!!!!
Bajak n Edit: HP-Klassikku

7 komentar:

  1. Penjelasan yg mantap bro, teknis sekali.

    BalasHapus
  2. nah untuk kasusnya minerva r150 yang diwarungnya mas prado itu gimana?, gak nyampe 13 hp/13,18 ps tapi top speed bisa dapat hampir 150 kpj. masih mungkin gak tuh? soalnya dari kurpa diatas, 19 ps aja cuman dapat segitu. please jelasin dong, soalnya masih penasaran nih.

    BalasHapus
  3. terlalu teknis...jadi rada ngga muden untuk saya yg dudul ini... :(

    @anonim,
    punya tenaga badak ngga selalu punya topspeed yg tinggi...
    penjelasannya, ntar dulu..lagi nunggu ilham...
    ilhamnya lagi beli nasi bungkus di warung depan ..
    *ngacir ah...

    BalasHapus
  4. wow setuju atas bahasanya teknis sekali

    semoga cepet dapet kamar bro slight

    BalasHapus
  5. @khuta nari: thx Bro.. ga teknis-teknis amat kok, itu hanya bentuk pemahaman saya terhadap hasil diagram dyno jet jika dihubungkan dengan top speed..
    @anonim: yang itu?? hihi...
    Saya memahaminya begini Bro:
    top speed tuh motor ga dibatasi dan dihitung dengan beban, makanya hasilnya segitu.. ya wajar saja kalau di atas dyno jet, kalau di jalan ya lain ceritanya kaleeee.. kita tunggu saja hasilnya nanti..

    Nanti saya coba buat artikel lagi biar situ ga penasaran...

    @nunoe: terlalu? nggak ah... kan ga pake rumus hihihi...
    tul.. untuk Bro anonim, ta kasih contoh lagi nih berdasarkan komentar nunoe:
    di GP 125 cc, motornya bisa tembus 240 Km/jam di sirkuit...padahal tenaganya "cuma" dibawah 55 PS.
    NAh Yamaha MT-01 yang tenaganya jauh lebih besar (90 PS)hanya dirancang berlari hingga 214 Km/jam.Semua tergantung rancangannya juga Bro... Misalkan tiger dikorek sampe 25 PS tetapi tenaga di 9000 rpm gigi 6nya drop jadi 16 PS, ya susah juga mau tembus 140 Km/h.
    Makanya kalao mo naik top speed, tetapi kaki2nya standard dan girnya standard ya harus ubah engine mapping, ya ganti karburator atau merubah timing pengapian, gimana caranya tenaga maksimum naik ke putaran 9000 rpm atau kalau mau top speednya lebih gila lagi, ya tenaga maksimumnya dirancang tercapai di 10000 rpm atau lebih...
    risikonya ya: cepet miskin yang punya motor, umur mesin jadi pendek...

    btw, ilham kaga balik2 tuh.. dia kaga bayar nasi bungkusnya, abis digebukin warga hihihi...

    @fiqri: thx fiqri.. sekarang masih nebeng.. alhamdulillah bisa ampe minggu depan.. beberapa nawarin malah ampe aku kelar kul, tapi ga mau ah ngebebanin temen..
    mungkin aku mo ke Aachen atau Bochum, tapi nanti jadi ga bisa ngeblog deh huhhuhuhu...

    BalasHapus
  6. Eh ralat, bukan ganti karburator, tapi ganti CDI...

    BalasHapus
  7. waw...kalau motor tiger gw bsa tembus 140 km/h bro..
    caranya gx rumit kok...
    pake oli yang tidak terlalu kental dan busi merek IRIDIUM dan kalo lo berani korek aja deksel ny...

    gw jamin tembus 140-150 tiger lho....

    tp kalo lo mw top speed nya kinclong..pada porsneling ke 5 lo habisin nafas nya...bis tu tancap ke 6

    BalasHapus