Jumat, 06 November 2009

Bicara Moto2 (1)

Banyak yang mempertanyakan, seperti apa kelas Moto2 nanti yang akan mewarnai MotoGP dengan nuansa baru. Oleh karena itu, kita mulai saja marathon kita mengenali kelas baru ini.
Jika banyak yang menyayangkan, karena balap Moto2 hanya akan disuplai mesin dari satu pabrikan saja, yakni Honda, sebenarnya hanya fanatik merk saja, bukan fanatik terhadap balap motor itu sendiri. Suplier tunggal ini sebenarnya dimaksudkan untuk menghemat biaya yang dikeluarkan tim-tim balap dan memberi peluang kepada tim-tim baru untuk dapat menjegal dominasi tim-tim besar di kelas 250 cc. Toh kalau dipikir-pikir, kelas 250 cc pun isinya hanya tinggal dominasi Aprilia toh, terlepas Aoyama yang berhasil membawa Honda kembali menjadi motor juara dunia tahun ini. Bukankah Honda sudah berhenti benar-benar menekuni kelas ini sejak almarhum Daijiro Katoh naik ke GP500? KTM pun sudah keluar sejak tahun lalu, sedangkan Gilera dan Derbi pun sebenarnya Aprilia-Aprilia juga... Jadi di Moto2 sebenarnya bukan masalah besar dengan adanya suplier mesin tunggal!

Moto2 memang sejak awalnya dirancang sehemat mungkin untuk dapat membuat balapan tetap meriah dan tidak didominasi tim tajir semata. Rem karbon yang mahal dilarang keras disini, cukup dari bahan stainless steel. Mesin pun tidak perlu diutak-atik lagi, haram hukumnya! Di sisi ban pun, Dunlop menjadi suplier tunggal, artinya tim tidak perlu terlalu banyak pengeluaran untuk mengembangkan mesin dan kompetisipun terjamin, karena semua tim mendapatkan ban yang sama!
Meskipun dirancang irit, para praktisi balap memikirkan juga, bagaimana mesin ini nantinya tidak sama dengan mesin Supersport dan bisa mempecundangi mesin 2 tak 250 cc. Mesin 4 tak Honda nanti akan sangat mirip dengan mesin CBR600RR yang berkonstruksi 4 silinder sejajar. Bedanya, mesin ini tentunya akan di tune up supaya lebih yahud. Tugas ini diambil alih oleh sebuah firma di Swiss bernama Geo Technologi, tempat berkaryanya suhu korek mobil F1 Honda, Osamu Goto. Belum ada yang bisa memastikan, seberapa besar tenaga mesin itu nantinya. Ada yang bilang 150 PS, tetapi akibat terbatasnya waktu, mesin diperkirakan akan bertenaga 140 PS saja. Bukannya sulit untuk meraih tenaga besar dari mesin Supersport, tetapi mesin itu harus punya daya tahan hingga 1500 Km atau hingga 3 race. Setelah menjalani 3 race, mesin itu akan dikirim kembali ke Swiss untuk direkondisi.

Moto2 nantinya tidak akan berbeda jauh dengan MotoGP. Meskipun tenaganya jauh lebih kecil, para konstruzktor yang telah menguji coba motor mereka dengan mesin Supersport umum sepakat, motor Moto2 akan mempecundangi motor 2 tak, minimal sekitar 1 detik per lap! Motor-motor ini berbeda dengan motor-motor Supersport, sebab rangka prototyp hanya dikembangkan untuk balap. Rangka ini jauh lebih kaku dan memungkinkan handling sepresisi motor-motor MotoGP, tajam dan stabil mengikuti racing line dan dapat berakselerasi dengan efisien selepas tikungan.

Dibukanya kelas Moto2 mendapatkan sambutan extra meriah dari para builder dan jago-jago pengembangan rangka. Moto2 seakan menjadi jalan pintas untuk menjadikan mereka selebriti di jagad balap motor. Tidak heran, ketika pendaftaran dibuka, langsung ada 97 peserta yang mengajukan proposal. Akhirnya, hanya 25 tim dan total 39 pembalap saja yang direstui untuk dapat mengikuti Moto2. Kebanyakan dari mereka sebenarnya tim-tim yang sudah berlaga di kelas 250 cc, hanya saja, kini mereka mempunyai partner-partner baru untuk mengembangkan motor secara keseluruhan (hanya minus mesin). Sebut saja si motor hitam di atas, si Laglisse. Laglisse dikembangkan oleh Eskil Suter dan Jaime Fernandez dengan menggunakan mesin R6. Laglisse pun ditest Roberto Rolfo dan sudah mengikuti kejuaraan nasional di Spanyol dengan sukses. Nah, nantinya kalau mau turun di Moto2, mesin R6 tinggal diganti saja dengan mesinnya Honda Bro.... Jadi, saat mesin Honda dibagi-bagikan bulan Maret 2010 nanti, tim-tim tidak perlu waktu lama untuk mensetting motornya.
Buat para penggemar Aprilia, tidak perlu gusar! Aprilia masih akan turun di kelas ini. Bahkan dengan pengalaman dan kesuksesan mereka di kelas 250 cc dan di WSBK dengan RSV4nya, Aprilia mendapatkan status sebagai favorit di kelas Moto2. Namun, namanya favorit, jual mahal doooong.. Kepada tim-tim yang ingin menggunakan motornya, Aprilia minta jatah 208000 Euro saja! Bandingkan dengan Desmosedici yang dilego 61500 Euro! Bagaimana jadinya kalau ada pembalap nantinya sok aksi dan malah bikin motor hancur layaknya si Bautista yang mau 12 O'clock tapi gagal total??? Tenang...tenang, Aprilia memang yang paling mahal... Namun, nama Aprilia dan pengalaman mereka menjadikan mereka paling dianggap berpeluang besar menelurkan motor juara. Tidak heran, Karel Abraham sang orang Ceko tajir melintir akibat usahanya di bidang biofarmasi langsung order motor Aprilia untuk memuluskan jalan anaknya, yang juga diberi nama Karel Abraham!
Masih ingat Kalex AV1 yang pernah kita bahas kan?. Firma Kalex Engineering asal Bobingen pada musim panas lalu menghampiri tim-tim balap 250 cc dan memperlihatkan rancangan motor Moto2 mereka. Kebanyakan saat itu malah mengerenyitkan dahi, bukannya menyambut dengan antusias. Maklum, Kalex kan hanya firma baru dan masih kecil, tidak ada apa-apanya dibandingkan Aprilia. Kalex menawarkan rangka yang memungkinkan penempatan mesin yang bervariasi, bahkan dibilang "tanpa batas". Berbeda dengan tim-tim lain yang memproduksi rangka alumunium dengan cara ditekuk-tekuk dan di las, Kalex memproduksi rangka mereka dengan sistem bubut, ya pada akhirnya dilas juga lah... Harga motor Kalex juga tidak bisa dibilang murah, 135000 Euro Bro! Bisa beli 2 unit Desmosedici tuh! Meskipun terbilang anak bau kencur, Kalex berhasil mendapatkan klien yang memesan 4 unit motor untuk 2 orang pembalap mereka. Siapakah kliennya??? Masih rahasia katanya... Sang klien berhasil diyakinkan setelah mengunjungi tempat kerja Kalex. Kalex yang dimotori dua orang tukang insinyur yang gemar motor, yakni Alex Baumgärtel dan Klaus Hirsekorn tidak hanya memiliki kemampuan kerja dan presisi super canggih, mereka pun kini sudah pindah ke lahan milik firma Holzer yang bekerjasama dengan Performance GmbH yang sejak bertahun-tahun mengembangkan chassis Opel untuk kejuaraan DTM, artinya Kalex diperkuat 120 orang pekerja dengan fasilitas extra lengkap dan canggih untuk mengerjakan segala sesuatunya, mulai dari membubut, mengukur-ngukur, mengelas hingga mengetes. Dan semua itu bisa dikerjakan dalam tempo sangat cepat!

Sumber: PS Das Sport-Motorrad Magazine November 2009
Foto:
www.kalex-moto2.com
http://bottpower.com/eng/

5 komentar:

  1. Saya sih mikirnya begituan tapi di even nasional/semacam gp mono..kalo ide saya sih kebalik.rangka dan bodi dibuat type sport yg dibikin satu sponsor,tapi mesin bebas memakai mesin bebek 125-150cc nya para pabrikan motor di indonesia.jadi pabrikan ga dirugikan to masih bisa berkompetisi...trus mainnya di sirkuit2 buat indoprix itu: sekayu,binuang,kenjeran,sentul....
    :-D :-D :-D

    BalasHapus
  2. antusias..tapi kok rasanya ada y kurang dengan kebijakan single enjin ini yah??tapi mudah2an singel enjin ini hanya untuk sementara...nantinya akan dibuka untuk para pabrikan masukin enjin2 motor supersports mereka di sasis prototype..yg gossipnya di 2012 peraturan ini akan berlaku di MotoGP..mesin superbike yg di tune up dipasang di sasis prototype..

    BalasHapus
  3. @lekdjie:
    yoi, ijk dari awal dah pesimis sama gp mono, bukan apa2, hargaya n bhannya terlalu susah dijangkau..
    kalo bagusnya sekarang ya dibuka terus tuh FFA 250 cc 4 tak satu silinder, terus 250 cc 4 tak 2 silinder..nah yang2 tak gabung ke dua silinder..
    biarin aja yang dominasi kawasaki, ga usah kebanyakan mikirin pabrikannya... yang penting kan olahraganya berkembang dulu.

    @nunoe:
    kalo dinbandingin ama taun ini, toh engine yang kompetitif aprilia doang kok.. di 250 kan kita kebanyakan suport pembalap, bukan pabrikan, makanya ijk bilang ga masalah single engine.
    terus klo krisis gini, ya emang Honda yang paling sanggup nyediain mesin... itu aja katanya rada2 keteran soal waktu kok..
    hmm soal gosip mesin superbike mo dituruni di MotoGP... gini nih,
    emang awalnya murah, tapi banyak yang kuatir, kalo di tune up gila2an model di motoGP, ntar tuh tenaganya bakal segede aapa?? bisa2 260 HPan kan?
    terus, dikuatirkan, para superbiker umum jadi "ketularan" dan ngeliat, klo mesin superbike punya potensi dikorek kaya gitu dan punya durabilitas bagus, nanti dikhawatirkan di jalanan umum jadi banyak mtr superbike berperforma motoGP..ditakutin gitu sih...ini sudut pandang orang barat lho yang sangat care soal safety..

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. kenapa YAMAHA gak sanggup yah jadi supplier mesin tunggal.............kan lagi banyak promosi n di negara2 dunia ke3 lagi laku kenceng tuh.........hehehe........trimz bro

    BalasHapus