
Berbagai kejanggalan informasi yang terdapat dalam peluncuran Minerva Sachs 250 memang tidak bisa terjawab begitu saja, sebab teks ini berasal dari tahun 2006. Anehnya, entah mungkin karena saya belum terlalu banyak ngubek-ngubek di internet, minim sekali teks tentang kerjasama Sachs dengan investor atau produsen asing. Apakah hal ini memang sengaja disembunyikan? Tampaknya begitu.... Tampaknya Sachs sendiri berusaha menyembunyikan jati dirinya saat ini. Sachs... masihkah kau seperti yang dulu??? Rangkuman dari teks yang saya temukan dan telah saya bicarakan dengan teman saya mungkin bisa sedikit membuka tabir misteri, siapakah Sachs sekarang...
Judul teks yang dimuat di Motorrad Online adalah: Sachs in Schwierigkeiten (Sachs dalam kesulitan). Di teks itu disebutkan, kalau 99,5% saham Sachs dibeli oleh kelompok New Superior asal Hongkong. Sang investor baru mengumumkan, mereka akan menyediakan dana cair sebesar 10 juta Euro untuk pengembangan model baru motor-motor Sachs. Sebenarnya dengan dibelinya saham Sachs terjadi permasalahan juga dengan rekan Sachs sebelumnya, yakni pabrikan skuter asal Taiwan, San Yang, yang produknya dipasarkan Sachs di Eropa dengan nama Sym.
San Yang tidak suka dengan keputusan Sachs yang menjual diri hampir sepenuhnya. Wajar, sebab yang membeli Sachs adalah kelompok yang mengeluarkan skuter saingan dengan nama Fym. Akhirnya San Yang pun memutuskan bercerai dengan Sachs. Di segi penjualan sendiri, Sym sukses di pasaran, tidak seperti Fym, produk si pemilik baru Sachs. Hartmut Huhn, sang kepala R&D dan bagian penjualan menerangkan, Fym yang diproduksi di Cina kesulitan untuk memenuhi standard kualitas Eropa. Hal ini tentunya berbeda dengan ketika Sachs memasarkan Sym yang diproduksi di Taiwan. Bercerainya Sachs dengan San Yang bukan masalah sepele, sebab tahun sebelumnya Sachs bisa memasarkan sekitar 8000 unit Sym di Eropa. Singkat kata, Sachs benar-benar berada di ujung tanduk, mereka bukan hanya harus membayar biaya operasional perusahaan, tetapi juga harus menanggung tunjangan pegawainya yang sudah pensiun.
Artinya saya terjemahkan secara bebas: Nama Sachs tidak lagi menuai rasa hormat. Nama baik perusahaan yang berada dalam proses kebangkrutan ini sejak beberapa tahun terakhir mulai berubah drastis. Nama Sachs tidak lagi mencerminkan mesin motor yang secara teknis sempurna dan solid.
Saat ini, Sachs lebih dikenal sebagai produsen motor dengan desain yahud. Di dalam wawancara, Huhn menambahkan, Sachs tidak pernah kehabisan ide, hanya kehabisan uang untuk mewujudkan ide-ide itu. Hanya dengan uang dari investor, Sachs bisa tetap eksis. Huhn sendiri mengimpikan, bisa memproduksi si Sachs Beast menjadi motor massal, yang dapat membawa nama Sachs kembali terhormat. Hanya saja, untuk memproduksi motor sekelas Sachs Beast, sumber daya di Cina diakui tidak bisa memenuhinya.
Terima kasih sebelumnya kepada Bro sekalian yang ikutan nungguin email, sampai hari inipun hasilnya nihil. Saya pribadi juga tidak mengharapkan lagi email itu dibalas, sebab dari sumber-sumber lain terungkap, mesinnya bukan Sachs. Kalaupun diclaim Sachs, silahkan baca lagi teks yang baru saya tulis. Memang itu dari tahun 2006, tetapi keadaan perekonomian kan bertambah kacau... Apakah mungkin Sachs memproduksi sepeda motor di Jerman lagi???
Di Website Sachs tertulis, direktur mereka adalah Wang Tao. Apakah Hartmut Huhn memang memperkenalkan dirinya sebagai direktur saat peluncuran Minerva Sachs, yang menjadi saksi Mas Nugroho Adhi dan Mas Stephen Langitan. Pengenalan diri Huhn sebagai direktur mungkin saja kebijakan marketing. Tentunya beda jatuhnya, kalau yang memperkenalkan diri sebagai direktur si Mr. Wang Tao sendiri, image Sachs=Jerman bisa buyar! Kalau mengingat jumlah saham yang nyaris sepenuhnya dimiliki grup asal Hongkong, kalau melihat fakta Sachs (tahun 2006) menempatkan pabriknya di Cina, apakah kita masih bisa bilang Sachs=Sachs yang dulu??? Terlebih lagi di website Sachs bagian sejarah perusahaan mereka, Sachs hanya menulis kalau pada tahun 2006 ada investor dari Asia yang menanam saham di Sachs, tetapi tidak ditulis 99,5%! Tampaknya Sachs sendiri masih berusaha mempertahankan image mereka sebagai produsen motor Jerman. Setidaknya, nama Sachs masih ada, berbeda dengan pabrikan motor Jerman lainnya, MuZ, yang tahun lalu tutup usia...
Image perusahaan sangat penting! Buktinya, namanya bukan Minerva Tiger Sport 250 kan... PT. Minerva Motor Indonesia berusaha menjual nama besar Sachs! Namun, seperti yang sudah saya ungkit di artikel sebelumnya, Sachs kok masih tidak jelas perannya, jual nama saja??? Kualitas yang jauh lebih penting! Biarpun diproduksi di Cina, di Taiwan, di Thailand, atau syukur-syukur 100% di Indonesia, yang penting kualitasnya tidak mengecewakan. Jaket Alpinestar di sini aja tertulis made in Indonesia kok...
Kalau wara-wiri di forum-forum dunia maya, besar sekali niat masyarakat yang hendak menggebet produk baru PT. Minerva Motor Indonesia. Sayang di website tertera garansinya hanya satu tahun... Jika saya di posisi calon pembeli, mmm.. jujur saja jadi ragu. Takut ya kasih garansi 2 tahun??? Kalau mau produknya laku keras, silahkan mengadakan event uji ketahanan menggeber si Minerva Sachs Sport 250 selama 24 jam non stop di Sentul, seperti yang pernah dilakukan Suzuki! Ya, kalo berani........ Kalau tidak juga tidak apa-apa, kan banyak yang mau menjadi sukarelawan membeli motor-motor yang desain dan harganya bikin pasar motor sport Indonesia terguncang. Ya, kita tunggu sajalah testimoninya...... Mudah-mudahan bagus.... Biar produsen Jepang yang sudah mapan kalang kabut, sebagai konsumen tentunya kita akan disuguhi produk yang lebih bernilai...
Sumber:
http://www.motorradonline.de/test/vermischtes/sachs-in-schwierigkeiten---in-der-schwebe.244650.htm