
Jumat, 30 Januari 2009
CBR 600 RR 2009: Combined ABS for Race???

Selasa, 27 Januari 2009
Tim Ducati Pabrikan: Bukan Kuda Hitam Lagi
Ini dia tim di Motogp yang duetnya dianggap paling maut. Soal skill pembalap, sudah sama-sama tau lah..dua-duanya mantan juara dunia kelas bertabur raja-rajanya balap motor.
Tampaknya Stoner siap mengambil kembali gelar juara dunia dari Rossi. Salah satu faktor yang paling mendukung adalah kekompakan di dalam tim. Penampilan Stoner dan Hayden di depan media terlihat begitu kompak. Media pun menilai, kekompakan itu bukan hanya semata-mata di depan media, tetapi memang begitu adanya. Tidak hanya alasan keduanya yang sama-sama berbahasa Inggris, kepribadian Stoner dan Haydenlah yang dinilai jadi modal besar terciptanya kekompakan di dalam tim. Sangat berbeda dengan keadaan Hayden saat di Repsol Honda. Hubungan dengan Pedrosa terhitung tidak harmonis. Bukan hanya masalah beda bahasa, tetapi karakter Pedrosa yang irit bicara bisa jadi pemicunya. Ditambah manajer Pedrosa, Alberto Puig yang over protektif dan beberapa kali memojokkan Hayden. Tampaknya masalah ini juga mengancam keharmonisan kubu Repsol Honda tahun ini! Susah deh satu tim sama Pedrosa!
Hayden dan Stoner sama-sama ingin menjadi juara dunia tahun ini, jadi tidak ada istilah pembalap no.1 atau no.2 (itu sih katanya lho..lihat saja kenyataannya nanti). Stoner sendiri berkomentar, kalau ia menyukai Hayden...Tenang..tenang...Casey bukan gay hehe...tuh Adriana buktinya! Maksudnya, ia menyukai kepribadian Hayden. Hayden dianggapnya cukup bersahabat. Bahkan sejak Stoner masih di 125 cc, Hayden sudah begitu bersahabat padanya. Sang bos tim Ducati pabrikan, Livio Suppo berkomentar, bahwa ia tidak pernah melihat keharmonisan 2 pembalap kaliber dunia di kelas balap motor tertinggi ini. Suppo pribadi mengharapkan suasana ini tetap terjaga dan mereka bisa bekerjasama untuk jangka waktu yang panjang. Ia percaya, kalau Hayden dan Stoner tidak saling makan-memakan kaya Sumanto. Mereka berdua akan saling mendukung dengan persaingan sehat dan semangat team player yang oke.
Hayden sendiri memuji keprofesionalitasan Stoner. Ia menganggap Stoner seperti Rossi. Saat masih bersama Rossi di Honda, Hayden melihat betapa seriusnya Rossi mempersiapkan segala sesuatunya untuk meraih kemenangan, walaupun yang terlihat kedunia luar adalah kesantaian dan guyonannya saja (bedanya, Rossi saat keluar paddock atau bertemu kamera bercanda, tapi Stoner tetep serius). Saya pribadi tidak mensangsingkan skill Casey Stoner terlepas dari segala kritikan penggunaan peranti elektronik Ducati. Stoner pribadi menilai dirinya terus berkembang. Ia banyak belajar dari Rossi di tahun lalu, terutama dalam hal menyalip secara agresif! Wah siap-siap nih tahun ini lihat pasar senggol di kelas Motogp...adu motor, adu skill, adu mental plus adu sikut dan dengkul!
Insting balap Stoner pun tambah oke! Asal tahu saja, di ajang balap gokart di lintasan salju yang juga diikuti pembalap F1 Felippe Massa, Stoner juara 1 lho. Massa dan seorang tester F1 Ferrari harus puas di podium 2 dan 3. Hayden sendiri harus terima kenyataan finish ke-4.
Ducati Desmosedici GP9
Saat GP9 diluncurkan, tidak ada yang terkejut. Lho kok gitu? Ya terang saja, wong sudah sejak pertengahan tahun lalu di tes di Barcelona kok. Selain itu, penampakannya sudah bisa dinikmati di sirkuit Valencia dan Jerez. Motor berkapasitas 799cc dengan bobot hanya 148 Kg ini sepintas tidak menunjukkan perubahan berarti. Langkah revolusioner Ducati mengandalkan rangka dari serat karbon memang tidak terlihat, kan terbungkus fairing... Meskipun sepintas tidak berubah, tetapi kalau diperhatikan lebih lanjut dan ditilik satu-persatu, Ducati boleh dibilang rajin! Mereka bikin PR mereka untuk menghadapi kompetisi tahun ini! Bahkan ya itu tadi, mencuri start sejak pertengahan tahun lalu! Sektor yang jelas terlihat bedanya adalah knalpot. Ducati memasang knalpot megaphon baru di buritan si merah, pastinya penampilan GP9 dari belakang terlihat tambah ngocol! Siap mengentuti musuh-musuhnya..
Idenya siapa sih bikin rangka dari serat karbon? Siapa lagi kalau bukan si jenius, si bosnya para insinyur Ducati, Filippo Preziosi. Livio Suppo menjelaskan, Preziosi melihat peluang emas dalam penggunaan rangka serat karbon, karena Ducati bisa memainkan kelenturan rangka dari serat karbon ini! Ya mungkin biar lebih lunak, saat meracik rangka, adonan serat karbon dicampur ingus sedikit hehe... Atau kalau mau lebih keras tinggal ditambahkan power glue... Kalau mau lebih tahan lama tinggal kasih sesendok STMJ..beres toh....(Awaaass...info sesat!)
Penggunaan rangka dari serat karbon sebenarnya bukan barang baru. Sekitar 15 tahun lalu, Cagiva sudah menerapkannya di gacoan mereka di GP500. Yang pasti, kali ini Ducati yakin dengan langkah mereka, sebab yang namanya ilmu pengetahuan kan terus berkembang. Untuk menentukan tingkat kekakuan atau elastisitas rangka dengan presisi, wah mudah saja! Tujuan itu bisa diperoleh dari bentuk ataupun struktur di dalam serat karbon itu sendiri.
Rangka teralis sendiri sebenarnya sudah sukses! Buktinya ya gelar juara Stoner 2 tahun lalu. Penerapan rangka serat karbon ini sebenarnya menunjukkan kepedulian Ducati kepada rider lainnya. Ducati bukan hanya untuk Stoner! Itulah yang ingin diraih Ducati dengan penerapan teknologi ini. Langkah ini pun bisa dinilai sebagai langkah yang tepat. Si Tester, Vittoriano Guareschi, langsung sreg dengan performa rangka nyeleneh ini.
Soal elektronik, wah semua ahli sepakat, Ducati rajanya! Hayden sendiri mengiyakan hal ini. Kontrol traksi Ducati tidak hanya mencegah roda belakang spin, tetapi juga bekerjasama dengan suspensi belakang sehingga stabilitas yang luar biasa dapat tercapai. Menurut Stoner, penggunaan ban satu merk, yakni Bridgestone memberikan keuntungan buat Ducati. Jelas, kan Ducati memang dari awalnya sudah disetting menggunakan Bridgestone.
Bagaimana soal mesin? Wah ini sih bukan PR untuk Ducati. Ducati tinggal memperbaiki agar tenaga GP9 bisa tersalur sempurna dengan penuh kelembutan...hmmm lembut..... Ducati tidak berniat menaikkan tenaga GP8! Tenaga GP8 sudah cukup lah untuk GP9, hanya kurva torsinya yang diperbaiki dengan peranti elektronik, air box dan si knalpot ngocol tadi. Menurut Suppo, menaikkan tenaga malah bisa membuat Ducati tidak finish gara-gara kehabisan bensin. Ingat, tanki hanya boleh memuat bahan bakar sebanyak 21 liter. Suppo menambahkan, semua pembalap Ducati akan mendapatkan mesin yang sama. Hmm, tidak seperti Honda nih! Kebijakan Honda yang suka menganaktirikan inilah yang menjadi senjata makan tuan dan penghambat pengembangan RC212V. Singkatnya, kalau mau maju, cintailah persaingan!
Seperti perusahaan lainnya, Ducati pun terkena imbas krisis ekonomi. Bos Ducati dalam urusan produksi, Claudio Domenicalli, berkomentar, bahwa sudah telat untuk menerapkan aturan baru untuk musim kompetisi tahun ini. Ia berpendapat, untuk 2010 seharusnya umur pemakaian mesin diperpanjang, sebab sektor inilah yang paling banyak memakan biaya. Saat ini, sebuah mesin hanya sanggup bertugas 600 hingga 800 Km saja. Ia mengharapkan, aturan baru bisa memaksa produsen untuk memperpanjang umur mesinnya 2 kali lebih lama dari kondisi sekarang. Untuk menghemat biaya tahun ini, Ducati mengurangi jam latihan mereka. Untuk urusan elektronik, Ducati tidak ingin diganggu gugat. Menurut Domenicalli, peranti elektronik itu tujuannya untuk keselamatan si pembalap, selain itu juga membantu pengembangan motor jalanan mereka.
Melihat segala kartu yang dimiliki Ducati, tampaknya Ducati dan Yamaha bukan lagi aktor yang akan memainkan tokoh si Kuda Hitam. Kini giliran honda yang menjadi Kuda Hitam!
Sekilas Sejarah Ducati
Ducati didirikan oleh 2 bersaudara, Adriano dan Marcello Ducati pada tahun 1926 di Bologna. Saat itu, Ducati yang bernama lengkap Societa Scientifica Radiobrevetti Ducati belum seperti sekarang. Mereka pada awalnya hanyalah produsen onderdil untuk radio yang pada masa itu memang sedang booming. Memasuki Perang Dunia ke II, tau dong produksi apa...ya senjata lah!
Baru saat memasuki tahun 1946 Ducati memproduksi hal yang ada hubungannya dengan motor, yakni motor tempel untuk sepeda. Mesin itu dinamai Cucciolo. Hingga tahun 1950, Ducati memproduksi 200000 Cucciolo. Wah enak juga ya kalau Ducati memproduksi motor tempel lagi...bayangkan, saat capek menggenjot sepeda, tinggal pasang si Cucciolo. Pas nyalip orang yang ngos-ngosan genjot sepeda, kita bisa tereakin: Cucian de Lo!!!
Motor yang utuh dari Ducati baru terbit pada tahun 1952. Motor bermesin 4 tak 1 silinder tidur yang sudah dilengkapi elektrik starter, kopling hidrolik dan pemindah daya otomatis! Di tahun 1953, Ducati dibagi menjadi 2, yakni Ducati Elettronica dan Ducati Meccanica. Di bawah pimpinan Giuseppe Montana, Ducati Meccanica mendirikan departemen balap. Nah setelah tahu sejarah Ducati, tahu dong, mengapa Ducati jago elektroniknya...Wong asalnya memang pabrik alat elektronik!
Sumber:
Tabloid Motorsport Aktuell terbitan 20 Januari 2009
Mirco de Cet: Illustrierte klassische Motorräder. Enzyklopädie
Doni Tata Masuk Tabloid Jerman
................................................................................................................................
Walaupun hanya secuil, ada kebanggaan juga melihat Doni Tata masuk salah satu tabloid otosport terkemuka Jerman. Ini semua tidak lepas dari nama besar bos tim Doni Tata saat berlaga di GP 250 tahun lalu: Almarhum Dieter Stappert. Begini beritanya:
Pradita: 600er-WM
Doni Tata Pradita wechselt nach dem Tod seines ehemaligen Teamchefs Dieter Stappert mit Unterstützung von Yamaha Indonesien in die 600er-WM. Im Gegensatz zu 250er-Klasse sollte er mit der R6 ein konkurrenzfähiges Motorrad zur Verfügung haben.
Terjemahan bebasnya: Setelah wafatnya sang bos tim, Dieter Stappert, Doni Tata Pradita pindah kelas ke kejuaraan dunia 600 cc dengan dukungan Yamaha Indonesia. Berbeda dengan keadaannya saat di kelas 250 cc, kali ini seharusnya dia memiliki motor yang kompetitif, yakni R6.
Sebenarnya ini berita basi. Tabloid ini pun sudah diterbitkan sejak tanggal 20 Januari lalu. Saya sempat berpikir berkali-kali saat hendak membelinya, alasannya ya karena tabloid tidak awet disimpan untuk jangka panjang. Saya lebih senang membeli majalah. Apalagi harganya lumayan mahal, 2 Euro. Dengan 2 Euro itu sudah bisa buat beli makanan untuk 2 hari lho..ya jangan membayangkan makanan enak, tapi makanan untuk bertahan hidup di rumah: telur 10 butir (1,2 Euro) dan 2 bungkus mie spaghetti @ 500 gram (78 cent). Soal biaya hidup, Jerman masih lebih murah dibandingkan negara Eropa lainnya seperti Italia, Prancis dan Spanyol. Namun, akhirnya saya beli juga itu tabloid basi..buat kenang-kenangan lah..
Isi beritanya memang sangat singkat. Jika saja Doni tidak sempat menjadi anak asuh Dieter Stappert, tidak mungkin namanya dikenal di Jerman ataupun diliput. Sebut saja Gomez, Chow ataupun Laverty. Mereka hanya sebatas disebut namanya saja, tidak pernah ditampilkan fotonya. Kalaupun ada beritanya, paling hanya 2 kalimat. Beruntunglah Doni, dan sepatutnya kita berterimakasih kepada almarhum Dieter Stappert.
Media Jerman pun tidak luput dari kesalahan. Sebut saja kode negara, tertulis IND, bukannya INA. Wah itu mah India atuh.. Di tabel kejuaraan dunia Supersport yang ditampilkan, nama Doni Tata Pradita pun ditulis paling akhir! Apakah kali ini Doni dianggap paling underdog? Minimal kali ini nama Doni tidak salah tulis lah...dulu saya sempat baca majalah terkenal, Euro Sport. Di sana tertulis: Dani Pradita hehehe...(tau dong pengaruh siapa...)
Tentu saja kita berharap prestasi Doni bisa membalikkan semua fakta...Sayang semboyan Yamaha bukannya the power of dream! Di sisi lain, bikers Indonesia sepatutnya berterimakasih kepada Yamaha Indonesia yang konsisten memperjuangkan nama Indonesia di ajang balap motor internasional. Yamaha Indonesia..Thank you.. Danke schön...Xiexie..Syukron..Syukria..Grazie..Gracias...Merci beaucoup...Arigato.......Terima Kasih...
Sepenggal Berita Basi lainnya:
1. Duel Bayliss dan Rossi gagal!
Alasannya ada beberapa. alasan pertama adalah permintaan honor Bayliss yang 1 juta Euro dianggap terlalu tinggi. Alasan selanjutnya adalah permintaan Bayliss yang menginginkan dukungan dari tim suksesnya. Itu tidak bisa dipenuhi, karena Ernesto Marinelli beserta crew plus insinyur elektronik, Alessandro Balducci sudah sibuk mempersiapkan motor Ducati untuk Noriyuki Haga. Alasan ketiga adalah masalah kontrak Rossi untuk diizinkan start dengan motor Superbike oleh Dorna. Alasan terakhir dijelaskan bos tim Yamaha Italia, Massimo Meregalli. Doi menerangkan kalau duel ini adalah idenya Rossi, tetapi Yamaha tidak menyanggupinya!
2. Simpang siur keikutsertaan Kawasaki di ajang Motogp!
Sudah pada tahu kan kalau Kawasaki masih punya kesempatan untuk tetap berkiprah di Motogp. Semua juga tau dong test yang dilakukan Kawasaki di Australia, tepatnya di Eastern Creek. Nah, test itu sebenarnya salah satu bentuk dukungan Dorna agar Kawasaki tetap eksis di ajang ini. Berdasarkan aturan, tim-tim peserta sebenarnya dilarang melakukan test dalam rentang waktu 1 Desember 2008 hingga 20 Januari 2009. Namun, Dorna mengizinkan Kawasaki melakukannya.
Test yang tidak dilakukan di sirkuit Kawasaki di Jepang, Autopolis, karena alasan suhu udara terlalu dingin ini direkam oleh Dorna dan dijadikan iklan berdurasi lebih dari 3 menit untuk membantu Kawasaki mencari sponsor. Test tersebut dilaksanakan dengan mengandalkan dua joki, yakni Oliver Jacque dan Tamaki Serizawa. ZX-RR yang ditest mengalami perubahan kecil di sektor fairing. Kawasaki juga mempersenjatai ZX-RR dengan rangka baru dan lengan ayun yang sudah diperbarui. Jacque berkomentar bahwa tunggangannya kali ini sudah lebih baik di sektor handling jika dibandingkan versi sebelumnya. Bahkan, di test berikutnya, Kawasaki sudah menyiapkan mesin baru! Wah memang tampaknya Kawasaki sebenarnya tidak bermaksud menyerah total...Soal pembalapnya entahlah..Melandri sendiri dikabarkan masih ingin bertahan di Motogp. Untuk itu, sang manajer, Alberto Vergani, masih berusaha melobi Honda.
Untuk bisa kompetitif di Motogp, tidak bisa hanya mengandalkan pengembangan di awal musim. Pengembangan harus terus dilakukan sepanjang musim. Kawasaki masih mencari tim yang siap mengemban tugas extra berat ini. Tugas ini kemungkinan akan diemban oleh tim Akira yang mengembangkan gacoan Kawasaki di ajang WSBK. Namun, itupun tidak mudah direalisasikan. Terlebih mengingat prestasi geng ijo di WSBK yang sakaw kali...
Sumber:
Motorsport Aktuell terbitan 20 Januari 2009
Senin, 26 Januari 2009
Oldtema Erfurt: Tumplek Bleknya Thüringen
Untuk sampai ke Erfurt yang letaknya 30 menit , saya hanya mengandalkan KTM. Bukan KTM itu Bro, tapi Kartu Tanda Mahasiswa. Dengan KTM saya tidak perlu keluar uang untuk membeli tiket kereta yang kalau dihitung pulang-pergi nyaris 30 Euro. KTM sendiri sudah mengandung abodemen kereta.Saat awal semester, total saya harus bayar hampir 150 Euro. Sekitar 50 Euro dari iuran itu digunakan untuk membayar abodemen kereta. Jadi, saya bebas keluyuran naik kereta non express selama satu semester di wilayah Gera-Jena-Weimar-hingga Erfurt.
Sesampai di loket tempat penjualan karcis pameran, saya keluarkan lagi si KTM, langsung deh dapat potongan harga, duh enaknya jadi mahasiswa dan pelajar di Jerman. Lumayan, hanya keluar 4 Euro, tidak seperti masyarakat umum yang harus keluar duit 7 euro. Ternyata acara yang menampilkan mobil dan motor-motor old timer ini tidak seperti bayangan saya sebelumnya. Lebih mirip dengan acara Tumplek Blek di Jakarta, sebab banyak orang dagangnya. Pada awalnya saya sempat sedikit kecewa juga, bukan kenapa-kenapa sih, cuma saya tidak ketemu dengan incaran saya: Norton Manx! Kekecewan itu langsung terobati setelah saya sadari, ternyata banyak juga motor-motor aneh yang belum saya pernah kenal. Mayoritas motor yang dipamerkan adalah produksi Jerman. Tidak hanya BMW, ada DKW, NSU, Zundapp, AWO, Simson, MuZ, Victoria dan sebagainya. Pencinta Old timer Jepang pasti kecewa berat di sini, hanya ada 2 motor Yamaha: RD 250 dan saudara tuanya motor Doni Tata, TZ 250. Lumayan lah hasil berburu foto motor klassik kali ini, cukup lah buat bikin artikel blog selama 2 bulan hehe...Tenang saja Bro, bakal dipirit-pirit dan diselang-seling dengan artikel lain kok...
Flohmarkt
Kalau bahasa Jermannya pasar: der Markt, kira-kira, apa artinya Flohmarkt? Mudah saja, masih ada hubungannya dengan pasar: pasar loak. Itulah yang muncul dalam benak saya saat mengunjungi Oldtema Erfurt. Saat itu saya langsung teringat hobi saya ngubek-ngubek loakan di Poncol, dekat Pasar Senen. Bro yang doyan motor dan mobil tua saya jamin matanya berbinar-binar kalau melihat barang loakan di sini..wajar, di Jakarta susah didapat dan harganya itu lo yang suka bikin mules-mules. Mau apa-apa aja ada! Layaknya di pasar loak, bisa ditawar tentunya...hanya harganya tidak jatuh layaknya kalau tawar-menawar di Poncol.
Untung saya berangkat dari rumah jam 8 kurang (di sini masih bisa sholat Subuh lho...namanya juga masih Winter), sebab menjelang tengah hari jumlah pengunjung membludak. Ga masalah buat saya, toh barang yang saya buru sudah saya dapatkan: sepasang lampu sen Hella untuk BMW old timer dan sebuah handel kopling Magura. Kalau di Jakarta sih 1,5 juta mah kena untuk menebus 2 item ini. Di sini, tidak sampai 50 Euro! (mahal ya?? begitulah kira-kira sebagian penderitaan yang harus rela dialami bikers BMW klassik setanah air).
Sebenarnya konsep Flohmarkt inilah yang saya sukai! Di Jerman, Flohmarkt diadakan rutin, ada yang bulanan, ada juga yang setiap akhir pekan, ya tergantung kesepakatan warga saja. Yang membedakan konsep pasar loak Indonesia dengan Flohmarkt adalah: Flohmarkt itu sistemnya ya kaya acara Tumplek Blek, hanya saja biasanya minus organisator. Warga berkumpul di satu areal luas, disana mereka menjajakan apa saja yang ada di rumah, ya untuk menambah duit belanja lah. Malah tak jarang kita bertemu dengan anak-anak yang menjual koleksi mainannya. Jadi tidak hanya pedagang yang menjajakan barang di Flohmarkt, tetapi lebih didominasi masyarakat umum. Yang lucu sih kalau melihat mobil pribadi yang mereka gunakan. Di Indonesia termasuk mobil mewah lho. Sebut saja VW Caravelle dan Mercedes Benz Vito!
Jadi, Kalau akhir bulan bule-bule Jerman kehabisan duit, ya tinggal lirik-lirik barang yang ada di rumah untuk dijajakan. Seru kali ya kalau konsep pasar loak di Indonesia layaknya Flohmarkt Jerman.
Foto: HP-Klassikku
Kamis, 22 Januari 2009
Meet My Duke
Yup...it's just a toy hihihi...ukurannya 12 kali lebih kecil daripada Ducati 999 F06 aslinya, kalau harganya lebih dari 1000 kali lebih murah. Biarpun belinya di Italia, tapi pas dicek di rumah, eh made in China...semprullll..(tapi ga papalah, toh mesinnya ga bakal ambrol). Buat saya, punya moge memang masih sebatas impian. But, its oke lah...toh kalau dalam hidup tidak ada impian lagi kan aneh rasanya. Inget dong rasanya pas nguber-nguber gebetan..yang seru pas nguber-ngubernya kan? Terus pastinya Bro pernah punya lagu-lagu yang sreg di kuping dan di hati. Pasti kalau lagi di jalan ada yang menyetel lagu itu ataupun ada band yang dengan perfect-nya memainkan lagu itu, wah seneng banget kan dengerinnya...tapi apa jadinya kalau kita beli CD atau kasetnya? bulan pertama pasti didengerin terus, akhirnya masuk bulan kedua, perasaan senang itu akan berkurang sedikit demi sedikit. Itu pilihan Bro..saya tidak bermaksud menggurui. Intinya sih, saya cuma mau mengajak agar kita bersyukur dengan apa yang ada.
Semua tahu kan, cobaan itu bentuknya tidak hanya yang susah-susah atau menyakitkan. Cobaan dalam bentuk harta, kenaikan pangkat dan semacamnya itulah yang sebenarnya lebih susah. Mungkin Pencipta saya belum menguji saya dengan yang ini, Alhamdulillah... Dia pastinya lebih tahu... Mungkin saya belum layak lulus ujian jika menerima bentuk cobaan yang satu ini.
Soal moge itu buat sebagian besar orang Indonesia mahal, kita sudah tahu. Alasan harga, perawatan dan pajak paling sering menjadi alasan utama, kenapa orang harus mengurungkan niatnya membeli moge. Namun, ada hal penting lainnya yang perlu dipertimbangkan, tetapi sayangnya sering dilupakan orang (atau memang dengan sengaja dilupakan):
Lingkungan! Lingkungan tempat kita tinggal menjadi faktor yang kadang luput dari perhatian. Yang saya maksud disini adalah lingkungan sosial. Dalam kasus saya, faktor inilah yang sangat menghalangi saya membeli moge. Saya masih tinggal dengan ibu saya. Rumah ibu saya letaknya tidak di komplek, jadi masih di perkampungan. Naik Honda Tiger saja sudah paling keren se-RT. Saya sempat mau memodifikasi Tiger saya dengan fairing dan velg palang, tetapi saya urungkan, sebab motor berfairing dan ber-velg palang akan menimbulkan kesan mewah di mata tetangga. Apalagi kalau saya sampai beli moge! Maklum, kehidupan di lingkungan tempat tinggal saya di Indonesia termasuk kurang sejahtera. Tidak jarang saya melihat ada tetangga-tetangga yang rumahnya gelap gulita di malam hari (listriknya dicabut PLN Bro...).
Kalaupun saya bersikeras dalam waktu dekat ini beli moge (barangkali dapet undian bank gitu...), artinya harus dititipin di rumah teman. Berhubung saya tidak doyan ngerepotin, artinya itu bukan pilihan. Saya harus punya rumah sendiri dulu di lingkungan yang minimal orang-orangnya bisa makan 3 kali sehari. Beli rumah dulu... baru beli moge.... Tampaknya saya masih harus bermimpi belasan tahun lagi... Wah keburu lewat nih eranya motor berbahan bakar bensin!
Foto: HP-Klassikku
Rabu, 21 Januari 2009
V-Max: Legenda yang Bangkit dari Tidur Panjang


Saat pertama kali muncul pada tahun 1985, bikers pada keselek mendengar tenaga V-Max yang menjulang sendirian hingga 145 PS. Pada saat itu, Yamaha V-Max lah motor bertenaga paling kuli yang bisa digebet bikers umum.
Sekitar 23 tahun telah berlalu sejak kemunculan pertama si muscle bike ini. Tahun ini, Yamaha siap menurunkan kembali V-Max dengan segala nama besar dan sensasinya. Kalau dulu V-Max bermesin V4 dengan kapasitas 1198 cc tampil mencengangkan, tentunya kini tidak cukup. Oleh karena itu, V-Max pun di bore up hingga 1679 cc. Yamaha mengklaim mesin V4 dengan 4 klep per silinder dan berpendingin air ini sanggup memberikan sensasi bagi bikers yang ingin merasakan tenaga 200 PS tunduk pada genggaman tangan kanannya.
Tenaga berlimpah ruah ini disalurkan ke roda belakang dengan gardan, oke nih, bebas perawatan rutin. Soal gearbox, 5 tingkat percepatan dianggap cukup. Penulis majalah Motorrad News berkomentar, kalau 5 tingkat percepatan dirasa kurang, terlebih untuk jalanan Jerman. Motor yang diklaim Yamaha tembus 200 PS pada 9000 rpm dan bertorsi 167 Nm pada 6500 rpm sanggup memberikan tenaga penuh hingga gigi 5. Motor berbobot 299 Kg tanpa bahan bakar dan harus naik bobotnya hingga 310 Kg setelah diisi bensin super 15 liter ini sanggup digeber hingga 236 Km/jam. Itu angka di spidometer lho, menurut hasil pengukuran Motorrad News, top speed sebenarnya adalah 220 Km/jam. Pelan? tentu saja...tidak seperti namanya, V-Max bukan motor untuk berburu top speed, tetapi motor bergaya drag, motor show bike buat mereka yang ingin tampil macho kaya Rambo.
Sebenarnya top speed V-Max bisa lebih dari itu, wong tenaganya 200 PS kok. Yang menyebabkan amukannya tetap terkontrol adalah peranti speed cutter yang dipasang oleh Yamaha. Berdasarkan hasil test dyno jet, terlihat jelas peranan peranti ini. Motorrad News mendapatkan data, tenaga maksimum justru diperoleh di gigi 4, yakni 192 PS. Sedangkan saat memasuki gigi 5, speed cutter bekerja saat spidometer menembus 220 Km/jam, sehingga pada gigi ini power mesin tertinggi 172 PS didapat pada 7500 rpm.
Bagaimana daya akselerasinya? Meskipun beratnya sekitar 3 kuintal, rider V-Max bisa berfoya-foya dengan tenaga dan torsi V-Max yang seakan tak berakhir. Doi bisa tembus 0-100Km/jam dalam 3,3 detik, sedangkan untuk meraih 200 Km/jam dari keadaan diam cukup 10,3 detik. Dengan akselerasinya yang sadieeezzzz, V-Max standard bisa menempuh jarak 400 Meter dalam 11 detik bersih. Meskipun bermesin besar, V-Max harus patuh pada aturan. Sistem pengabutan injeksi berjasa membuat doi tembus Euro 3. Motor yang dihidupkan dengan elektrik starter ini (ada yang kuat nyelah mesin segede sariban??) dijual dengan harga lumayan mahal, yakni 19750 Euro.
Bagaimana soal handling? Jelas motor yang asli besar ini bukan untuk pemula! Jarak sumbu roda yang 1700 mm membuat karakter handling motor ini seperti Harley Davidson: berat dan tidak lincah. Artinya, V-Max tidak doyan dengan tikungan hair pin. So..Kalau Bro punya V-Max, jangan dipakai touring ke kelok 44 (bener ga 44???) di Sumatera sana...dijamin butuh selusin jamu pegal linu untuk kembali segar bugar. Di jalur lurus? Wah ini kedoyanan V-Max, rangka alumuniumnya sanggup mengendalikan akselerasi setara 200 kuda balap.
Kita menuju sektor kaki-kaki. Tidak seperti moge pada umumnya, V-Max memiliki Velg berdiameter 18 inci dan dibalut ban depan 120/70 dan ban belakang 200/50. Yup, 18 inci...pertanda susah nih cari bannya! Ban gendut yang setara dengan bodi dan tenaganya dikawal dengan rem cakram plus ABS yang mumpuni. Di depan ada 2 cakram berdiameter 320 mm yang dijepit dengan kaliper Yamaha R1, yakni kaliper 6 piston non floating. Di belakang, ada rem cakram berdiameter 255 mm yang dikawal kaliper satu piston model floating. Semua rem cakram model ombak yang lumrah dijumpai di moge-moge Kawasaki ini punya performa yang cukup dahsyat. Dari 6 kali percobaan, V-Max yang digeber dari kecepatan 100 Km/jam dapat berhenti dalam jarak 49,5 meter. Jika ABS dinonaktifkan, V-Max diam ditempat dalam jarak 43,5 meter. Mengapa tanpa ABS malah lebih pendek jarak pengeremannya? Tunggu jawabannya minggu depan!
Kita beralih ke soal sensitif dalam masa krisis: Konsumsi bahan bakar. Tanki yang terhitung kecil, yakni 15 liter, hanya dapat mengantarkan V-Max menempuh jarak 200 Km saja. Menurut data test, setelah menempuh 130 Km, indikator akan menyala, pertanda V-Max minta dijajanin bensin super. Kalau si biker cuek hingga 70 Km kedepannya, siap-siap dorong motor berbobot 3 kuintal ini ke pom bensin terdekat. Kalau kejadian tiap hari dorong V-Max, dijamin badan ente gede juga kaya V-Max.
Apakah V-Max bisa laris manis? Susah! tenaga 200 PS hari gini hal yang lumrah. Belum lagi doi termasuk motor yang rakus minum bensin. Kalau hanya ingin mengejar akselerasi, banyak superbike yang bisa memenuhi nafsu bikers. Belum lagi persaingan dengan motor sekonsep seperti Suzuki B-King dan BMW K1300R. Dari segi top speed dan handling, jelas 2 motor ini unggul. Hanya nama besar dan tongkrongan V-Max yang bahenol binti Anissa GAHAAARRR yang sanggup melejitkan kariernya di jagad permotoran internasional. Harga yang jelas-jelas lebih mahal dari gacoan Suzuki dan BMW juga menjadi faktor yang krusial. Tidak logis kalau membeli V-Max jika 2 motor saingan tersebut ditawarkan berbarengan. Toh harapan itu pasti ada! Hari gini banyak juga kan bikers yang tidak logis........
Sumber:
Motorrad News 2/2009
http://www.motorrad.net/
Senin, 19 Januari 2009
Harley Davidson CRTT: Blasteran Amrik-Italia

Kamis, 15 Januari 2009
A Tribute to Kawasaki: The Green Knight (the end)

Sumber:
Motorrad News 2/2009
Motorradfahrer 2/2009
Katalog. Alle Motorräder in Deutschland 2008
Senin, 12 Januari 2009
A Tribute to Kawasaki Forever (Part. 3)
Saat ini Marco Melandri dan John Hopkins mendadak dangdut. Menurut terawang gaib Ki Gede Anue, mereka berdua---walaupun tidak bisa berbahasa Indonesia--- mendadak seringkali menyanyikan lagu salah satu band Indonesia yang banyak digemari di pelosok-pelosok daerah, tetapi banyak juga yang mencibirnya: Kangen Band. Yoi, Hopkins dan Melandri sedang senang-senangnya mendendangkan kalimat: sudah usai sudah......
Wajar saja, sebab pabrikan Kawasaki sudah memutuskan untuk tidak meramaikan Motogp. Mari kita lihat satu-persatu faktor yang dapat membenarkan keputusan geng Ijo:
1. Soal berpartisipasi dalam Motogp makan banyak biaya, semua juga sudah tahu. Soal Motogp yang dianggap ajang balap motor paling bergengsi dan menjadi papan judi pertaruhan nama besar pabrikan pun sudah bukan hal asing. Apakah Kawasaki mundur berarti mereka kehilangan salah satu alat berpromosi? Tidak juga... Ingat, prestasi Kawasaki yang menurun malah menjadi senjata makan tuan. Menjadi bulan-bulanan di sirkuit tentunya bukan promosi, tapi harakiri!
2. Menurut terawang gaib Ki Gede Anue, selayaknya Kawasaki berkonsentrasi saja dulu di WSBK ataupun WSS. Ini lebih besar efeknya ke penjualan. Wajar... kan kalau menang di Motogp, ZX-RR tidak bisa dibeli, hanya bisa menjadi kebanggaan dan memperbaiki goodwill yang dimiliki Kawasaki. Namun, perlu diingat, meraih goodwill tidak bisa instant, toh kalaupun sudah diraih, efeknya juga tidak bisa instant. Bisa-bisa Kawasaki keburu kolaps! Namun, kalau menang di WSBK ataupun WSS, otomatis meningkatkan minat bikers untuk menggebet ZX-10R dan ZX-6R (walaupun belum tentu beli, maklum ekonomi sulit, belum lagi tawaran dari pabrikan lain). Ini tentunya lebih realistis dan lebih mudah direalisasikan.
3. Faktor pembalap bisa jadi dijadikan pembenaran Kawasaki untuk mundur. Tampaknya ada gelagat bahwa mereka tidak yakin dengan potensi pembalapnya sendiri. ZX-RR milik geng ijo bukan hanya berwarna hijau, tapi dibandingkan motor kompetitor, motor ini pun masih hijau! Parahnya, Kawasaki saat ini tidak memiliki pembalap yang ampuh dalam hal membangun motor layaknya Rossi, Capirossi, maupun Nakano.
John Hopkins memang oke, tetapi penampilan tahun lalu yang memble gara-gara cedera maupun motornya sendiri yang memble ataupun kadang tertimpa sial membuat Kawasaki sendiri bingung dan bertanya-tanya: Akankah terulang kembali?
Bagaimana dengan Melandri? Penampilan dengan Honda dulu termasuk sangat cemerlang. Nah, disinilah bahayanya...Kenapa? Tahu sendiri dong anjloknya prestasi doi diatas Ducati! Dari masa cemerlang langsung menuju kehancuran dapat berdampak besar pada sisi psikologis pembalap. Lihat saja yang terjadi pada Poggiali! Tidak ada kan yang bisa menjamin bahwa mental juara Melandri bisa di recall...
4. Kita kembali lagi ke masalah keuangan. Kawasaki adalah pabrikan motor terkecil diantara pabrikan motor Jepang lainnya di Motogp. Sumber pemasukan mereka pun sangat terbatas. Honda masih memproduksi mobil, robot, generator, pompa air, kompresor dsb. Yamaha juga punya lahan lain seperti di bidang alat musik, jet ski maupun mesin speed boat. Suzuki masih bisa menarik untung dari penjualan mobil. Bagaimana dengan Kawasaki? Mereka memang punya Kawasaki Heavy Industry, tetapi di masa krisis, permintaan untuk produk mereka yang paling kena imbasnya! Untuk itu Ki Gede Anue menyarankan agar Kawasaki Heavy Industry diganti namanya menjadi Kawasaki Happy Industry.
5. Nama besar Kawasaki sudah terkikis. Sudah lama mereka tidak mendominasi arena balap berskala internasional. Image mereka sebagai produsen motor cepat sudah tidak sekuat dulu saat ZZR 1100 menjadi motor jalanan tercepat. Gelar yang kini dipegang Hayabusa bukannya tidak bisa direbut kembali. Kawasaki sudah mencoba menjegal dengan ZX-12R, dan kini dilanjutkan dengan ZZR 1400. Namun, apa daya...Hayabusa masih menang dalam urusan top speed. Di sini Ki Gede Anue melihat kesalahan dalam marketing Kawasaki. Menurut orang tidak normal ini, Kawasaki salah menentukan kebijakan. ZZR 1400 memang menang berakselerasi, tetapi tidak cukup lincah di tikungan. Tidak hanya itu, orang pun masih terpaku pada yang namanya top speed, dan gelar ini tidak dimiliki Kawasaki. Bukannya tidak bisa sih, Kawasaki sendiri yang membatasi top speed ZX-12R dan ZZR 1400. Mereka enggan kalau produknya kena boikot gara-gara menembus batas angker 300 Km/jam. Disinilah dilemanya.... Semestinya tidak salah keputusan memasang limiter ini jika handling Kawasaki lebih lincah dan lebih stabil dibandingkan Hayabusa. Toh bikers berpengalaman tahu kok, kalau limiter dicabut mandatnya, si Kawasaki bongsor dijamin tak terkejar di lintasan lurus.
Soal image ini juga yang menjadi dilema bagi Kawasaki. Mereka tidak bisa menjejali produknya dengan peranti full racing ataupun high end seperti yang dilakukan Ducati, karena mereka tidak bisa lepas dari status mereka sebagai motor Jepang! Dalam hal ini, mereka tidak punya keuntungan yang dimiliki Ducati, Bimota ataupun Harley Davidson (untuk Harley, maksudnya bukan dalam pemasangan peranti racing, tetapi image).
Mengingat rumitnya permasalahan ini, tentunya wajar jika Kawasaki memutuskan hengkang. Kawasaki harus bisa survive dulu melalui badai krisis ekonomi kali ini. Mereka dituntut bekerja lebih keras dibandingkan pabrikan Jepang lainnya. Moge-moge mereka harus kembali rajin mewarnai podium-podium WSBK maupun WSS kalau ingin berpromosi dan menggaet konsumen baru. Hal ini otomatis akan memperkuat hubungan emosional mereka dengan penggemar Kawasaki yang tetap setia dengan si hijau. Toh kalau terus-terusan jadi bulan-bulanan, bisa-bisa hanya sedikit kan yang tetap setia?? Ingat, itu baru dalam urusan setia naik Kawasaki, belum tentu beli Kawasaki baru kan... Motogp bukanlah segala-galanya. Lihat saja Porsche, meskipun tidak ikut F-1, semua orang tahu kualitasnya.
Saran Ki Gede Anue, Kawasaki harus kembali seperti dulu, menjadi pabrikan yang paling banyak memberikan terobosan baru. Jika berpatokan pada produsen mobil di Detroit Auto Show yang memproduksi mobil kecil, irit BBM, maupun mengandalkan teknologi hybrid, maka memang langkah ini sepatutnya segera ditempuh juga oleh Kawasaki. Ingat, yang pertama kali menembus pasar dengan sebuah produk akan memiliki keuntungan dalam berbagai aspek pemasaran. Apalagi Kawasaki sudah dikenal sebagai produsen motor, tentunya kalau sampai Kawasaki memproduksi motor listrik jauh lebih mudah pemasarannya dibandingkan produsen-produsen baru yang belum punya nama.
Mudah-mudahan artikel ini bisa menambah pengetahuan Bro semua...harap maklum kalau analisisnya ngaco. Maklum, pendidikan saya dalam bidang ekonomi hanya sampai di tingkat SMA, di sebuah SMA di dekat pasar Pondok Labu.... (Jadi ingat kisah cintaku euy.....)
Sumber:
Terawang Gaib by Ki Gede Anue
Foto: HP-Klassikku
Untuk Palestina, Untuk Kemanusiaan
Kamis, 08 Januari 2009
A Tribute to Kawasaki Return (Part. 2)
Selasa, 06 Januari 2009
A Tribute to Kawasaki (part.1)
