Kamis, 27 November 2008

BMW F 800 R, Motor Jelang Krisis 2.0





Menjelang krisis ekonomi dunia versi 2.0 yang diprediksikan mencapai puncaknya di tahun 2009, BMW mengeluarkan motor pahe yang siap menjaga asap pabriknya tetap mengebul: BMW F 800 R. Motor ini merupakan inovasi BMW untuk kelas menengah, untuk mereka yang masih pemula dalam soal menunggang motor berkapasitas besar dan untuk mereka yang hanya sesekali bersenang-senang dengan roda dua.

F 800 R memang sejuk dikantong, doi diharapkan menghapus dahaga bikers yang menggilai desain K 1300 R, tetapi rejeki atau bini tidak mengizinkan. Motor ini mengusung gaya street fighter dengan lampu depan yang diadopsi dari F 800 GS. Desain lampu asimetris disengaja untuk memunculkan kesan pemberontak. BMW memang termasuk pabrikan yang berani dalam soal desain, bahkan tidak jarang menjadi trend setter dalam dunia otomotif, baik roda 2, maupun roda 4 (untuk roda 3, Bajaj forever!!!!).

Penekanan biaya bisa langsung terlihat dari penggunaan suspensi yang tergolong sederhana untuk standard moge BMW. BMW mengadakan efisiensi dengan pencangkokkan kaki-kaki yang sama dengan yang digunakan street bike BMW, yakni F 800 S dan F 800 ST. Soal kualitas, konsumen tidak perlu ragu, BMW tetap menggunakan material logam yang kuat dan ringan, bahan berkualitas serupa juga untuk memproduksi rangka tipe S/ST yang digunakan untuk produk pengaman keuangan pabrikan di masa krisis ini. Soal posisi duduk, BMW menjamin kenyamanan bikers dan nebengers, posisi duduk dirancang senyaman dan se-relax mungkin.

Belum ada data resmi yang bisa menggambarkan performa on the road motor berbobot full tank 16 liter hingga 204 Kg ini. Mesin rotax twin paralel sejajar berkapasitas 798 cc, berpendingin radiator dan memiliki 4 klep per silinder memiliki performa yang lumayan untuk menaklukkan tanjakan-tanjakan pegunungan Eropa. Sesuai dengan tujuan awal yang memang mengincar bikers pemula, karakter mesin terbilang bersahabat. Bikers tidak perlu teknik menggantung putaran mesin untuk mendapatkan tenaga yang mumpuni. Mesin dirancang sanggup bekerja maksimal di putaran rendah. Mesin injeksi ini bertenaga 87 PS pada 6000 rpm dan bertorsi cukup besar dan didapat pada putaran mesin yang rendah: 86 Nm pada 3250 rpm. Putaran mesin rendah, pertanda keawetan mesin menjadi prioritas BMW: ingat, menjelang krisis!! Konsumen dipastikan menurun daya belinya dan lebih selektif dalam urusan buang-buang uang. Untuk menjamin kenyamanan konsumen dalam segi konsumsi bensin, BMW mengandalkan klek hisap kinematik (maaf Bro, saya tidak tahu bentuknya seperti apa, pastinya klep kinematik tak kalah yahud dibandingkan Kinaryosih...). Klep kinematik berfungsi menjamin efisiensi bahan bakar pada putaran bawah dan menengah. Untuk menjamin akselerasi maksimal di kecepatan tinggi, rasio 3 gigi teratas dibuat rapat. Penggunaan rasio rapat tentunya juga berimbas ke konsumsi bensin yang lebih efisien.

Motor ini juga menawarkan sedikit kebebasan bagi bikers yang hobi modifikasi. Tidak seperti biasa, katalisator tidak ditanam di dalam silencer knalpot, melainkan diletakkan di tempat tersendiri (kalau melihat fotonya sih ada kotak kecil di bawah gear box diantara 2 knalpot, mungkin itu ya katalisatornya???). Artinya, mekanik ataupun tukang knalpot bisa merancang knalpot lebih pendek dan lebih agresif.

BMW tetap eksis hingga saat ini bukan hanya karena kualitas dan mayoritas desain mereka yang orisinal. BMW adalah pabrikan yang sangat memperhatikan konsumen. Mereka tidak hanya memproduksi motor, tetapi juga menawarkan aksesoris after market untuk motor dan untuk pengendara. BMW menyediakan seperangkat aksesoris orisinal pabrikan untuk mereka yang ingin mendandani motornya. BMW menawarkan dua arah modifikasi: sport dan touring. F 800 R dilego murah untuk ukuran moge BMW, bahkan dijamin mengguncang sisi kompetitif motor-motor Jepang dalam soal harga. F 800 R sudah berpindah tangan dengan uang sekitar 8000 Euro. Bagi bikers yang tidak doyan akrobatik secara sengaja maupun tidak sengaja, BMW siap memasang F 800 R dengan peranti ABS, cuma nambah 700 Euro doang...(wah dapet 3 motor bebek second tahun 90-an nih..).

Sumber:
Motorradmagazin 12/ 2008
Motorrad News 12/ 2008

Rabu, 26 November 2008

Matchless G45 Made Me Speechless

Kira-kira itu kesan pertama saya saat melihat si sexy Matchless G45. Motor ini bermesin 2 silinder paralel berkapasitas 498 cc hasil dari konstruksi 66x72,8 mm. Mesin bertenaga 48 PS pada 7200 rpm ini dikembangkan departmen balap AJS untuk menghadapi musim balap 1952. Mesin G45 adalah hasil pengembangan dari mesin yang berhasil finish ke-4 pada ajang balap Manx-GP 1951. Lho..ini motornya Matchless atau AJS sih?? Begini ceritanya: pada tahun 1931, AJS diambil alih oleh Matchless, ngerti ora Bro???

Si gendut yang berbobot 145 Kg bisa digeber hingga mencapai kecepatan sekitar 193 Km/jam. Performa yang lumayan asoy geboy ini diperoleh dari 2 karburator Amal Grand Prix yang dipadukan sistem pengapian racing Lucas. Untuk meneruskan tenaga hingga ke roda belakang, dipercayakan pada produk Burman. G45 sudah menggunakan blok silinder dari alumunium dan memiliki fly wheel alias roda gila bin gendeng dari baja tempa. Supaya sang bikers senantiasa teringat pada penderitaan mesin saat doi digeber habis, G45 diperlengkapi dengan tachometer. Model G45 sendiri terbukti dapat bersaing di arena-arena balap, tetapi sayangnya tidak sesukses model-model lainnya. Akhirnya produksi G45 dihentikan pada tahun 1957.

Sexy kan motor klassik yang satu ini? Kalau Bro ingin memodif tunggangan kesayangan jadi bergaya cafe racer, mungkin G45 bisa dijadikan acuan dasar. Tanki yang membulat dan besar tampaknya menjadi salah satu ciri khasnya. Dengan tanki besar, pastinya bikin sirik orang-orang yang ikutan antre saat 1 hari menjelang hari H kenaikan bensin. Singkat kata: juga cocok buat yang doyan jalan jauh atau tinggal di daerah yang masih jarang pom bensin. Saya sarankan untuk dimodif tidak setengah-setengah. Gaya single seater dan buntut tawon dijamin memberikan nuansa motor balap klassik. Selain itu, dijamin orang lain males nebeng, apalagi cewe cantik...Sebaiknya motor bermodel tanki besar seperti G45 ini tidak dipakai untuk pacaran. Bahaya Bro!! Tanki besar kan banyak bensinnya, bisa-bisa meleduk kalau kesamber api asmara!!! Kalau motor habis terbakar api asmara, niscaya yang punya speechless and lemess.....

Sumber:
Hugo Wilson: Motorräder, über 300 Klassiker. München 2007


Senin, 24 November 2008

Yamaha XJ6, Moge Murah Meriah



Dalam ajang pameran motor EICMA di Milan, ada sebuah motor di stand Yamaha yang ditudungi, padahal motor-motor Yamaha lainnya sudah melakukan penampakan. Tentunya banyak orang jadi penasaran, kejutan apakah yang disiapkan Yamaha???

Ketika tudung dibuka, banyak pengunjung yang sedikit kecewa. Ternyata motor misteri Yamaha hanyalah varian sejenis Yamaha XJ6 Diversion yang sebelumnya sudah diperkenalkan di ajang Intermot di kota Köln (Cologne), Jerman. Yamaha menamai varian street fighter yang tankinya bisa diisi 17,3 liter bensin ini XJ6.

XJ6 tampil sedikit lebih bandel dibandingkan XJ6 Diversion yang sedikit menutup auratnya dengan fairing. Kedua motor ini menggunakan mesin yang sama, yakni 600 cc, 4 silinder segaris yang bertenaga 78 PS pada 10000 rpm dan bertorsi 60 Nm pada 8500 rpm. XJ6 diturunkan Yamaha untuk merebut pasar di kelas menengah. Bahkan di Eropa, moge kelas 600 cc bertenaga kecil masih dianggap moge untuk pemula. Di kelas ini, harga merupakan faktor yang paling signifikan. Untuk itu, Yamaha mengeluarkan XJ6 yang menggunakan spidometer kombinasi digital-analog dan berberat kosong 205 Kg untuk bertempur melawan Suzuki Bandit 650, Suzuki Gladius dan Kawasaki ER-6. Soal harga memang terhitung murah, tetapi konsumen tetap ingin gaya juga dong...oleh karena itu, pabrikan juga tidak setengah hati merancang moge-moge murah mereka.

Trik apa saja yang digunakan Yamaha untuk menekan harga XJ6? Pertama yang jelas terlihat adalah aliran naked bike. XJ6 dijual lebih murah 400 Euro dibandingkan XJ6 Diversion karena tidak memakai fairing. Motor yang memakai sistem injeksi ini (karena tuntutan standard emisi Euro 3) bisa diperoleh dengan 5995 Euro. Untuk mereka yang mementingkan peranti ABS, Yamaha bisa memenuhinya, jika si pembeli mau keluar uang hingga 6495 Euro. Dengan harga segitu, XJ6 masih lebih murah dibandingkan gacoan Kawasaki, ER-6, yang dijual di kisaran 6700 Euro.

Faktor kedua yang membuat XJ6 bersahabat dengan kantong adalah material rangkanya yang dibuat dari baja yang irit ongkos produksi. Jarak antara kedua sumbu roda yang cukup panjang, yakni 1440 mm dikompensasi Yamaha dengan penggunaan ban belakang berukuran lebih kecil, yakni 160/60/17, jadi lebih kecil dibandingkan moge dikelasnya yang menggunakan ban bertapak 180. Selain handling menjadi lebih lincah, tentunya harga ban lebih sejuk dikantong.

Tidak sampai disitu, Yamaha mempercayakan rantai ukuran 520 untuk menyalurkan tenaga mesin 4 silinder yang memiliki 4 klep per silindernya. Artinya ukuran ini sama dengan rantai Honda Tiger!! Bandingkan dengan Yamaha Fazer 600 yang menggunakan rantai ukuran 530! Suspensi depan juga turut menyelamatkan bikers dari kebangkrutan. Yamaha XJ6 menggunakan suspensi depan biasa berdiameter 41 mm, artinya 2 mm lebih kecil dibandingkan milik Fazer.

Harga ga bohong! Kalau Bro mau moge murah, tentunya di sisi fitur dan performa tidak sebaik moge yang diproduksi dengan material berkualitas tinggi. Mari kita sedikit membandingkan, apa yang didapatkan dengan menggunakan material yang lebih hemat dikantong, supaya lebih enak membandingkannya, saya pilih Yamaha R6:

Harga:
5995 Euro (XJ6 non ABS) vs. 11480 Euro (R6 2008)

Bobot:
205 Kg (XJ6) vs. 180 Kg (R6) : Ingat, kualitas bahan baku sangat mempengaruhi bobot! Yamaha R6 yang menggunakan Fairing masih jauh lebih ringan! Mungkin bahan baku untuk rangka XJ6 yang murah menjadi faktor penyumbang bobot yang signifikan.

Tenaga:
Cukup jelas bedanya: 78 PS (XJ6) vs. 129 PS (R6)

Stabilitas:
Sepertinya tidak perlu dipertanyakan lagi, jelas-jelas R6 dipersenjatai suspensi dan perangkat rem yang dahsyat, berbeda dengan XJ6 yang bersyukur dengan apa yang sudah dia miliki.

Kesimpulan:
XJ6 adalah pilihan yang bijak, bagi Bro yang mendambakan moge baru dengan desain yang up to date tetapi dibanderol dengan harga yang out of date. Jika KTM RC8 yang dilego nyaris 16000 Euro dapat diperoleh dengan Rp. 400 juta di Jakarta, seharusnya XJ6 yang nyaris 6000 Euro ini dilego tidak lebih dari Rp.150 Juta.

Masih kurang murah????? Mungkin XJ6 masih bisa di spec-down dengan menggunakan garpu depan, spidometer, panel dan lampu-lampu Yamaha Vixion. Kemudian sistem injeksi diganti dengan karburator. Rantai 520 Jepang diganti dengan produk Aspira, lengan ayun dan cakram diganti buatan Kumis. Knalpot boleh diganti dengan Knalpot Gagalmaning Performance made in Tegal. Konsumen pun diberi kebebasan memilih velg: Sumber Mas, Sprint atau Power. Nah kalau sudah begini, mungkin bisa dijual dengan harga 60 jutaan, tapi tentunya Yamaha tidak tanggung risikonya!! Menurut terawang gaib Ki Gede Anue, sangat mungkin jika produk ini dinamai YAHAHA XJ6....

Sumber:
Motorrad News 12/ 2008
http://www.motorradonline.de/
Terawang Gaib by Ki Gede Anue

Jumat, 21 November 2008

Merindukan Masa Lalu

















Apa persamaan yang Bro tangkap dari foto-foto jepretan Hp saya? Isinya motor semua?? Itu sudah pasti...Mereknya Suzuki semua?? Tidak juga, kan ada satu Honda CBR 900 di sana. Memang kebetulan yang saya temukan di jalan di kota Jena bermerk Suzuki. Wajar saja, mengingat penjualan Suzuki bertengger di posisi ke-2 penjualan sepeda motor di Jerman, hanya beda tipis dengan motor tuan rumah, BMW, yang menjadi juara kandang. Posisi ini mungkin saja tahun depan berubah, mengingat Max Neukirchner yang saat ini menjadi pembalap pabrikan Suzuki di ajang WSBK.
Kembali ke pertanyaan awal: Apa persamaan pesan yang ditampilkan foto-foto ini? Oke, yang saya maksud dengan menampilkan foto-foto ini adalah memberikan gambaran tentang jumlah sepeda motor yang wara-wiri di jalanan negaranya Michael Ballack ini. Yup, hanya sedikit!! Kenapa bisa begitu?
1. Cuaca yang tidak begitu bersahabat dengan bikers. Selain dari rentang waktu pertengahan musim semi di sekitar bulan April hingga awal musim gugur di awal bulan September, cuaca sama sekali tidak mendukung untuk bersenang-senang dengan si roda dua. Jarang bikers yang mau naik motor jika suhunya sudah dibawah 15 derajat celcius. Faktor alam inilah yang membuat tidak banyak pembalap motor asal Jerman yang sanggup berbicara banyak di dunia balap motor internasional. Bandingkan dengan Italia dan Spanyol yang memiliki iklim lebih hangat!
2. Naik motor adalah pilihan dan gaya hidup, bukan lebih dikarenakan kebutuhan. Jadwal bis, tramp dan kereta sangat bisa diandalkan, bahkan ketepatannya hingga hitungan menit. Tidak seperti kisah saya yang menunggu di stasiun UI hingga satu jam lebih sebelum toa berbunyi: Para penumpang yang terhormat, kereta tertahan di Stasiun Manggarai. Ada penumpang yang tersengat listrik! OOuucchh....
3. Orang Jerman sudah lebih tinggi kesadaran untuk melestarikan lingkungannya. Jika memungkinkan, mereka memilih naik sepeda. Banyak lho yang tampangnya kaya Heidi Klum tapi naik sepeda...coba di Jakarta, pasti mintanya naik mobil BMW. Yang membuat saya salut sih ketika menyaksikan sendiri dosen-dosen saya yang Professor dan Doktor ke kampus naik sepeda (ga kalah melankolis deh dengan Umar Bakri). Suatu hal yang saya ancungi dengan semua jempol yang saya punya. Bayangkan, hal yang lumrah bagi seorang Professor Jerman yang mengajar di universitas memiliki gaji 6000 Euro per bulannya. Kesahajaan sebuah kesederhanaan...
Bagaimana keadaan di Jakarta saat ini? Motor menjadi kendaraan yang menyelamatkan hidup orang banyak, tidak hanya mengebulkan asap knalpot, tetapi juga membuat asap dapur banyak orang tetap mengebul. Dampak kenaikan bahan bakar minyak, kemacetan lalu lintas serta transportasi umum yang secara ekonomis, kenyamanan, keamanan dan waktu tidak memadai membuat orang beralih menjadi bikers. Bahkan tidak sedikit yang tadinya mencela-cela sepeda motor jadi keranjingan naik motor. Namun, apa akibat negativnya???
1. Kemacetan lalu lintas yang bertambah parah. Ditambah kelakuan bikers yang indisipliner mencemarkan nama bikers. Ini berujung pada pembagian 2 kelas sosial di masyarakat yang kita tahu tidak bisa dibenarkan, tetapi kita pun tidak berdaya memeranginya: Mobil= orang kaya, mengerti aturan vs. Motor = orang kecil, tidak tahu aturan lalu lintas dan egois.
2. Perlakuan pada motor yang tidak motorsiawi. Ayo, siapa sih yang motornya belom pernah baret gara-gara parkir di parkiran umum yang bikin motor-motor kita jadi kaya ikan bandeng presto gara-gara digeser-geser dan digencet sana-sini??
3. Bermunculan klub-klub motor hanya karena sejenis. Tunggu dulu, ini bukannya negativ, tentunya dan mudah-mudahan lebih banyak positivnya. Tapi kita harus introspeksi juga, berapa kali sudah terjadi kasus klub motor menindas pengendara lainnya? Ini menjadi PR yang tidak mudah buat Bro-bro yang aktif di perkumpulan motor.

4. Komponen palsu! Bengkel kejar setoran! Keduanya kerap menghantui Bikers, terutama yang tidak terlalu mahir dalam soal bongkar-pasang motor dan segala piranti pendukungnya.
5. Banjir produk motor! Ini negatif?? tidak juga sih, dari sisi pilihan dan harga, tentunya sebagai konsumen kita diuntungkan. Namun, jika kita lihat dari sisi lain, bukankah harga jual kembali jadi lebih parah jatuhnya dibandingkan masa sebelum booming motor di Indonesia?? Tampaknya pendapat yang mengatakan, bahwa motor sarana investasi yang baik, perlu ditinjau ulang.
6. Apakah kita siap mengalami kondisi yang dialami bikers Vietnam? Dalam sebuah siaran televisi, Vietnam di satu sisi sangat memberikan kebebasan bagi bikers: ga perlu helm ataupun protector lainnya!! Di sisi lain, di sana naik motor sudah seperti Jamaah Haji di Terowongan Minah, pada merayap bo... Ya tidak separah itu sih, tapi apa enaknya naik motor kalau semua jalanan seperti itu??? Apakah perbandingan jumlah motor dengan jumlah penduduk bisa tetap terjaga proporsinya? Di siaran TV itu dikatakan, jumlah penduduk Vietnam 80 juta jiwa, jumlah sepeda motornya 40 juta saja!!!
7. Jika kemacetan sudah tidak terkendali, jika aturan yang menerapkan kadar emisi gas buang benar-benar ditegakkan dengan standard yang tinggi, bahkan jika motor sampai dilarang!! wah mimpi buruk...
Karena itulah, saya merindukan masa dimana naik motor adalah pilihan, bukan keterpaksaan...

Kamis, 20 November 2008

Awas Kesetrum: Era Motor Listrik


Perkara bensin akan habis, semua orang sudah tahu. Perkara motor listrik akan menggantikan motor berbahan bakar bensin itu nanti dulu... Pandangan semacam ini sepertinya masih berkuasa di benak kita. Kalau mendengar nama motor listrik, kita teringat pada motor mainan bocah atau motor konsep yang sepertinya terlalu canggih dan masih terlalu lama untuk diproduksi masal. Motor Listrik sebenarnya sudah ada di Indonesia, atau pastinya di Jakarta. Sekitar 1,5 tahun lalu, saya pernah melihat brosur dan barangnya. Bentuknya kira-kira bentuknya sekelas dengan Yamaha Mio dan skubek lainnya, hanya saja lebih kecil dan sederhana. Kecepatan maksimumnya juga hanya 40 Km / jam. Harga yang ditawarkan juga tidak bisa dibilang murah, sekitar 5 juta rupiah. Untuk masyarakat Indonesia, sepertinya tema motor listrik belum menarik dan tidak terlalu menjual. Jika meninjau harga dan performa yang ditawarkan, sepertinya kita masih memandang motor listrik hanya ''mainan'', bukan alat transportasi sesungguhnya.

Lain halnya jika yang mengeluarkan produk motor bertenaga listrik pabrikan yang sudah punya nama besar di industri roda dua. KTM baru-baru ini memperkenalkan motor listrik prototipenya, namanya sendiri masih gurem, entah Elektro Enduro atau Elektro Crosser. Di tingkat internasional, sebenarnya sudah ada produsen motor listrik yang lebih mapan, misalnya Vectrix dari negerinya Obama (USA), Ekrad made in Germany dan Quantya yang diproduksi di Swiss. Omong-omong, BMW juga digosipkan ingin memproduksi motor listrik juga lho...

Dengan keseriusan KTM memproduksi motor listrik, bisa jadi pertempuran di kelas baru ini akan terbuka dan menguntungkan konsumen, tentunya banyak pilihan dan harga yang ditawarkan bisa lebih kompetitif. Tampaknya KTM sudah berani melangkah ke segmen ini, mereka melihat trend di dunia roda dua. Keputusan ini juga didasari pertimbangan matang, bukan sekedar berdasarkan terawang gaib Ki Gede Anue. Perkembangan teknologi aki yang sanggup memuat lebih banyak tenaga dan lebih tahan lama serta lebih cepat waktu pengisian ulangnya memungkinkan motor listrik menjadi andalan transportasi sehari-hari.

Foto yang Bro lihat diatas, yang berwarna oranye tentunya, adalah si motor listrik produksi KTM. Kelihatannya kencang juga kan? Apa iya bisa sekencang itu? Masa sih tenaga aki bisa sekencang itu? aki kan sudah tua...ngelantur!!! Ingat, jangan remehkan tenaga aki alias baterai. Tau dong kencengnya mainan kita kira-kira 15 tahun lalu: TAMIYA!! Kenceng kan???

KTM mengklaim produknya ini Full Emotion with Zero Emission. Tenaga motor listrik ini tidak bisa dianggap remeh, karena sudah setara dengan motor enduro kelas ringan. KTM juga memperlengkapi motor ini dengan suspensi berkualitas tinggi, jadi wajar saja kalau mereka berani sesumbar kalau motor ini ready to race! Wajar saja, sebab motor ini hanya berbobot kurang dari 90 Kg, masih lebih ringan dibandingkan motor trail KTM 125 cc. Kenapa bisa seringan itu? Tentunya karena motor ini tidak memerlukan motor bermesin bensin dan segala peranti pendukungnya seperti knalpot, air box, karburator, tanki bahan bakar, dan kopling. Belum lagi perawatan yang lebih mudah: tidak perlu bensin dan oli, artinya tidak perlu repot-repot kuras bak oli, tanki bensin ataupun repot membersihkan karburator dan saringan udara.

Di pasar motor listrik, KTM harus siap bersaing dengan produk yang sudah lebih dahulu terjun di segmen ini, misalnya Ekrad dan Quantya (foto sebelah bawah) yang juga berbasis motor pencinta jalan rusak bin ancur. Menurut terawang gaib Ki Gede Anue, spesifikasi KTM tidak akan berbeda jauh dari yang dimiliki Ekrad. Ekrad yang dipasarkan di Jerman dengan harga sekitar 10.000 Euro (masih dianggap terlalu mahal, tentunya karena nyaris tidak ada saingan) berbobot 96 Kg dan bertenaga 21 KW alias 28,5 PS (DK) dan bertorsi 45 Nm, tentunya cukup untuk mengalahkan Kawasaki Ninja 250 standard dalam ajang balap 1/4 mil. Ingat, tenaga puncak memang lebih kecil, tapi bobot yang lebih ringan serta final gear yang ringan (motor trail githu lho) boleh dijadikan jaminan untuk akselerasi yang bisa bikin bikers bermotor mesin bensin juga ingin membeli si motor listrik ini. Untuk mengisi ulang akinya juga tidak perlu seharian, cukup 4 jam. Produsen Ekrad mengklaim, biaya untuk pengisian listrik hanya 60 cent. Artinya 60 Cent cukup untuk bersenang-senang dengan Ekrad selama 2 jam. Bandingkan sendiri, berapa biaya untuk membeli bensin untuk 2 jam perjalanan, kalau harga bensin saat ini (walaupun lagi turun) sekitar 1,2 Euro seliternya. Menggiurkan juga kan secara ekonomis.
Untuk Quantya, saya tidak mempunyai data akurat, data di internet menampilkan penilaian yang berbeda-beda. Sebagai gambaran saja, harga motor listrik ini sekitar 8800 Euro, berbobot 80 Kg, bertenaga 18 PS yang menghabiskan aki dalam 30 menit dan untuk isi ulang cukup 20 cent saja!! Ingat, ini informasi simpang siur!
Kira-kira faktor berikut ini mencegah bikers Indonesia membeli motor listrik:

1. Belum ada produsen ternama yang memproduksi.
2. Kalau beli, jangan harap mudah dijual kembali dengan harga yang tidak bikin sakit hati.
3. Performa, jarak tempuh, perawatan rutin dan onderdil yang belum familiar.
4. Harga masih relatif mahal.
5. Nyaris tidak bersuara, ga sangar!
6. Kalau rusak, kemana aku harus mengadu??
7. Anggapan: bukan motor, tapi mainan.
8. Takut tegangan PLN turun naik dan bikin rusak.
9. Hanya jawaban 1, 2 dan 3 yang benar.
10.Takut kesetrum.
11.Jawaban 1-11 salah semua.

Sumber:
Motorrad Magazin Nr. 12/2008
Motorradnews, Nr. 12/2008
Terawang Gaib by Ki Gede Anue


Senin, 17 November 2008

Bridgestone Hurricane, bukan Battlax!


Nama Bridgestone tentunya tidak asing di telinga Bro semua, pastinya yang ada di kepala kita adalah ban. Hari gini memang Bridgestone dikenal sebagai produsen ban, bahkan di Motogp baru-baru ini bisa dibilang sukses besar mempecundangi dan melengserkan kiprah Michelin di kelas para raja.
Sebenarnya Bridgestone sudah eksis sejak tahun 1946 sebagai produsen sepeda (ga pake motor). Pada tahun 1949, Bridgestone mulai menambahkan motor pada sepeda hasil produksinya, tentunya motor berkapasitas mini. Barulah pada tahun 1958 Bridgestone memproduksi sepeda motor..baru tahu kan?? Bridgestone memproduksi sepeda motor dari rentang waktu 1958 hingga 1971, makanya sekarang hanya segelintir orang yang tahu, kalau Bridgestone mantan biangnya motor. Padahal di era tahun 60-an, motor-motor Bridgestone mendominasi arena-arena balap motor. Bridgestone pada awalnya nama toko yang menjual onderdil mobil. Bosnya bernama Soichiro Ishibashi. Nama Bridgestone adalah terjemahan nama si bos ke dalam bahasa Inggris: Ishi-Stone dan Bashi-Bridge.
Yang Bro lihat di foto adalah salah satu karya Bridgstone yang dilabeli: Bridgestone Hurricane. Hurricane yang menyanjung konsep funbike diluncurkan ke pasar pada tahun 1968. Tak lama sejak diluncurkan, Hurricane mendapat pengakuan dari bikers karena performanya, baik di lintasan aspal, maupun off road. Motor 2 silinder berkapasitas 177 cc ini bertenaga 20 PS pada 8000 rpm, tentunya cukup untuk mengantarkan motor berbobot 123 Kg ini menembus 126 Km/jam.
Kalau mobil-mobil offroad multiguna modern alias SUV membanggakan fasilitas perpindahan modus transmisi dari 2WD ke 4WD hanya dengan menggeser tuas dari dalam kabin, pengendara Hurricane sudah melakukannya puluhan tahun lalu. Cukup membungkuk dan menggerakkan tuas yang terletak di sisi kiri mesin motor, maka si pengendara bisa memilih 2 modus:
Modus normal yang memiliki 5 tingkat percepatan: netral-1-2-3-4-5-mentok.
dan modus rotasi yang hanya memiliki 4 tingkat percepatan: netral-1-2-3-4-netral (bukan salah cetak).
kebayang dong kalo lagi trek-trekan tapi lupa mengganti ke modus normal, pas mau pindah ke gigi 5, eh motor malah netral, dijamin ngeloyor ga karuan deh, lebih serem lagi kalo mau nyalip container atau truk gandeng, wah saya anjurkan baca dua kalimat syahadat. Oleh karena itu, modus rotasi ini kurang disukai.
Produk Bridgestone lainnya yang cukup dikenal adalah 350 GTR, motor yang memiliki akselerasi spektakuler di zaman itu. Spektakuler sih spektakuler, tapi lihat harganya dong: 900 US dollar. Murah?? Ya hari gini 900 USD murah untuk ukuran sepeda motor, tetapi kalau kita lihat harga produksi Yamaha dan Honda di kelas ini, pastinya Bro berubah pikiran. Sepeda motor Honda dan Yamaha di kelas ini, paling mahal hanya bermain di kisaran 200 USD!!! Kebayang dong mahalnya..Ducati dan MV Agusta saja hanya berani 100% lebih mahal untuk meluncurkan produk mereka di kelas yang sama dengan pabrikan Jepang, maksud saya dari kelas yang sama di performa, bukan fitur.
Pada tahun 1971, Bridgestone memutuskan hengkang dari dunia produsen sepeda motor. Bridgestone menutup cabang mereka di bidang ini. Mungkin saja Ishibashi mendapat nasehat spiritual yang menganjurkan demikian. Paling tidak, keputusan ini tidak bisa disalahkan jika melihat prestasi Bridgestone sekarang. Masalahnya, siapakah paranormal yang memberikan terawang gaib hingga Ishibashi mengambil keputusan itu??? The truth is out there!!!
Sumber:
Hugo Wilson: Motorräder, über 300 Klassiker. München 2007.
Mirco de Cet: Illustrierte Klassische Motorräder, Enzyklopädie.

Kamis, 13 November 2008

Igor Akrapovic: Biangnya Knalpot Racing


Jangan mengklaim suka dunia Balap kalau tidak pernah mendengar nama Akrapovic. Yup, merek salah satu knalpot racing paling sukses di dunia balap internasional.
Sekitar 18 tahun lalu, Igor Akrapovic memulai kariernya sebagai tukang insinyur knalpot. Ia merancang dan membuat knalpot di bengkel kecil di Slovenia. Hari ini, bengkel kecil itu telah berkembang menjadi sebuah perusahaan yang mendunia dan mempunyai 400 orang pegawai. Akrapovic memproduksi hampir semua bagian yang diperlukan untuk menciptomangunkusumokan knalpot-knalpot racing yang bisa ''bersuara'' di ajang balap moge dunia, bahkan hingga baut-baut titaniumnya. Menurut Akrapovic, titanium sangat digemari di dunia balap, sebab lebih tahan banting dibandingkan karbon dan berbobot hanya sedikit lebih berat dibandingkan karbon.
Kalau kita berkunjung ke pabriknya di Ivancna Gorica, niscaya kita akan kesulitan menemukannya. Pabrik Akrapovic terlihat sederhana, tanpa umbul-umbul ataupun plang reklame perusahaan berukuran besar. Pabrik berukuran 15000 meter persegi ini hanya memiliki logo kecil yang menandai, bahwa di situlah knalpot-knalpot andalan juara-juara balap dunia diciptakan. Tentunya kesederhanaan ini tidak mencerminkan kesuksesan Akrapovic yang tahun lalu memasarkan 80000 produk dan beromset 31 juta Euro sajalah!! Makro Adamic, sang direktor pabrik berkomentar: kami tidak butuh buang-buang uang untuk membuat iklan, cukup dengan kualitas dan kesuksesan di dunia balap, itu iklan kami!!
Filosofi ini sudah dimulai ketika Igor Akrapovic menciptakan knalpot pertamanya pada tahun 1990. Karena peralatan yang kurang memadai, ia bekerjasama dengan rumah tuning di Bologna yang memproduksi produk after market Ducati. Akrapovic ditugaskan merancang dan memproduksi silincer Knalpot Ducati 888 (angka hokky bgt nih!!).
Pabrikan yang menurunkan pasukannya di WSBK dan pertama kali memesan knalpot Akrapovic adalah Kawasaki pada tahun 1996. Sejak itu, banyak kemenangan di kelas Superbike dan Supersport yang turut menaikkan image Akrapovic hingga akhirnya di tahun 1999 keempat tim pabrikan Jepang mempercayakan Akrapovic menciptakan knalpot untuk jagoannya di WSBK, sebuah cerita sukses yang mendunia. Bahkan pabrikan mobil Ford meminta Akrapovic mengganti nama produknya. Jadi, dulunya knalpot Akrapovic dilabeli: Skorpion. Ford ingin menghindari pertukaran nama dengan produk limousine mereka yang bernama Scorpio. Akrapovic menerima permintaan ini (entah disogok berapa atau bagaimana). Ia mengganti nama perusahaannya, dari Skorpion menjadi Akrapovic. Nama Akrapovic sendiri mengandung kata ''Akrap'' dari bahasa Turki yang berarti kalajengking. Oleh karena itu, binatang yang kecil tapi dahsyat ini menjadi logo Akrapovic. Hanya saja warnanya tidak hitam, tapi merah (mungkin kalajengking rebus).
Bro yang punya perkebunan pohon duit mau pesan rancangan sendiri ke Akrapovic?? Eiittss..tunggu dulu, perusahaan ini sudah tidak semudah itu menerima orderan, banyak orderan dari perusahaan seperti KTM dan BMW yang harus ia selesaikan. Bahkan Porsche pun membutuhkan jasa Akrapovic untuk mempersenjatai gacoan mereka: GT2. Untuk memenuhi birahi sembalap klien-kliennya, Akrapovic akhir tahun ini merencanakan hijrah ke kompleks pabrik yang lebih luas lagi: 19000 meter persegi saja. Pabrik Akrapovic saat ini dianggap tidak mampu lagi menampung permintaan pasar. pabrik yang diperlengkapi alat-alat modern untuk membentuk pipa-pipa titanium menjadi knalpot yang digilai joki-joki balap ini hanya mempekerjakan tukang las terbaik untuk menyatukan pipa-pipa titaniumnya. Untuk merancang knalpot racingnya, ia mempekerjakan insinyur-insinyur dari berbagai penjuru dunia. Sekali lagi, kualitas selalu dinomersatukan!
Slavko Trstenjak, mandor departemen pengembangan Akrapovic, menjelaskan, simulasi aliran udara gas buang melalui komputer hanya menjamin 95% saja untuk tenaga yang dihasilkan. 5% lagi harus didapatkan dengan uji coba. Untuk itu, knalpot-knalpot Akrapovic mengalami uka-uka alias uji kekuatan diatas dyno jet. Setelah itu, knalpot dikembangkan kembali dengan perbaikan di sana-sini untuk mengejar tenaga yang 5% ini. Sebuah pekerjaan yang mendetail dan menuntut ketekunan tingkat tinggi. Uji coba diatas dyno jet dilakukan para ahli yang memperhatikan tekanan ban, kelembapan udara, tendangan gas balik, dan emisi yang dihasilkan. Di sisi lain pabrik, para insinyur sibuk merancang desain-desain baru knalpot Akrapovic di lap top, kerja mereka benar-benar seperti seniman!
Kesimpulan: Ayo ngekor Akrapovic!! bukan bikin knalpotnya, tetapi filosofinya:
apapun yang Bro lakukan, jangan kebanyakan ngomong, tunjukkan Kualitas terdepan!!!
Sumber:
PS- Das Sport-Motorrad Magazine, Maret 2008.

Senin, 10 November 2008

BMW Lo Rider: Tunjukkan Ekspresimu!!

Cocok untuk Jalanan Indonesia!! Itu yang terlintas dalam pikiran saya saat pertama kali melihat BMW Lo Rider yang tidak punya hubungan darah sama sekali dengan Tim Lo. BMW memperkenalkan motor konsep yang minimalis ini pada pameran motor EICMA di Milan.
Lo Rider alias BMW R 1200 Scrambster adalah motor konsep yang memadukan kesan klassik dan modern. Bro bisa melihat perpaduan antara motor street fighter dan scrambler mewarnai penampilannya. Doi berbasis BMW HP2 Mega Moto, motor super moto BMW yang pastinya seru diajak jungkir balik di jalan-jalan Ibu Kota yang lengkap dengan jalan mulus dan mendadak LOBANG!!! Velg lebar jari-jari berdiameter 17 inci semakin membuat pengendara percaya diri melintasi jalan Ibu Kota yang sekali lagi ber-LOBANG, polisi tidur, polisi bangun dan sangat memprihatinkan polisi udaranya. Seharusnya motor yang suspensi depannya sudah dikorting jadi lebih pendek ini cocok untuk badan rata-rata orang Indonesia, judulnya saja Lo Rider, pastinya lebih Low dibandingkan BMW lainnya yang jujur saja terlalu besar untuk ukuran orang yang bertinggi badan dibawah 175 cm.
Pastinya sensasi mengendarai motor se-sexy Lo Rider begitu menggugah hasrat riding bikers. Mesin Boxer khas BMW memang gagah. Meskipun tenaganya tergolong lemah jika dibandingkan motor-motor besar lainnya, tetapi sudah terbukti tangguh daya tahannya. Ditunjang dengan suspensi kelas wahid, pastinya pengendara dimanjakan dengan kenyamanan khas motor-motor touring BMW.
Hal yang paling menarik dari konsep Lo Rider adalah ide BMW untuk memanjakan selera konsumennya. Lo Rider yang Bro lihat diatas hanyalah salah satu bentuk jadinya...bingung?? Begini ceritanya: Lo Rider adalah motor yang setengah jadi..tambah bingung?? Jadi BMW memberikan kebebasan kepada konsumen untuk berekspresi. Calon Pembeli dapat menentukan head lamp, jok, knalpot, foot step dan berbagai komponen lainnya untuk dirakitkan menjadi Lo Ridernya masing-masing. Custom Your Bike!! Mungkin cara ini bisa ditiru AHM, jadinya kan Bikers punya sedikit kesempatan untuk mendesain motornya masing-masing. Pastinya sih, kemungkinan berekspresi itu, apalagi yang ditawarkan BMW: MAHALLLLLLL!!!!!!
Sumber:

Lampu Rem Ducati 1098/848





Dijual sajalah: Lampu 2nd ex Ducati 1098, sepertinya bisa juga untuk ducati 848, sepertinya...
kondisi mulus, soket bagus, lampu led mestinya masih menyala, kecuali Yang Maha Kuasa berkehendak lain...oleh karena itu, saya tidak memberikan jaminan. Barang yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan ya...
Dibuka di harga 448 RR (ribu rupiah), selayaknya di pasar kaget, boleh di nego.
barang ada di Jakarta Selatan, serah terima langsung saja biar enak.
Ayo, yang mau modif2....atau mau punya ducati, mungkin beli lampu remnya dulu buat ,,mancing'' hihihi....
hubungi: 08129753351 (Febi)





Jumat, 07 November 2008

Böhmerland: Motor Gede, Asli Gede!!!

It's a tractor...it's a limo....no, its Böhmerland. Kalo ada angket yang harus dijawab bikers dunia yang mengerti motor klassik, pastinya nama Böhmerland jadi salah satu motor yang dinominasikan sebagai motor teraneh yang pernah diproduksi.

Böhmerland adalah motor produksi Cekoslowakia yang kini telah berpisah menjadi Republik Ceko dan Slowakia. Untuk pasar Cekoslowakia, motor rancangan Albin Liebisch ini dikenal dengan nama Cechie. Sepintas, motor yang diproduksi dari tahun 1925-1939 ini lebih mirip jembatan daripada sepeda motor. Atau mungkin mengingatkan kita pada jungkat-jungkit di TK karena warna standardnya yang merah-kuning. Motor ini ada yang diproduksi untuk 2 orang, dan ada yang untuk 3 orang, wow, kalo yang versi 3 orang bisa-bisa kena aturan three in one nih. Tidak puas dengan badan yang bongsor, bahkan ada versi khusus, untuk 4 orang dengan panjang 3,2 meter!!! Well, kayanya yang diorder untuk urusan ini Mak Errot deh..Artinya, Böhmerland cukup untuk memenuhi kebutuhan Bro yang ekstra leboy alias sanggup ngegebet 3 cewe sekaligus untuk satu kali kencan keliling kota.

Motor bermesin OHV 1 silinder 4 tak ini berkapasitas 598 cc, bahkan ada sumber lain yang bilang 603 cc (mungkin yang diukur Böhmerland dari tahun atau versi yang berbeda). Böhmerland tidak cocok buat Bro yang doyan ngebut, meskipun mesinnya bandel dan berkapasitas besar, tenaganya hanya 16 PS pada 3000 rpm. Ditambah dengan beratnya yang sekelas Harley Davidson: 227 Kg saja, itupun rodanya sudah dibuat dari alumunium cor yang ringan. Faktor-faktor ini membuat Böhmerland hanya mau berlari hingga 95 Km/jam saja.

Supaya bisa berkeliling Ibu Kota sampai Binaria, Böhmerland memiliki 2 tanki yang terletak disamping kanan dan kiri roda belakang. Bagaimana soal kenyamanan? Böhmerland memiliki suspensi depan yang bekerja terbalik, artinya bekerja menarik ketika pegasnya menegang, tidak seperti suspensi umumnya yang bekerja jika ditekan. Untuk suspensi belakang, aliran yang dianut adalah aliran sangat super minimalis, alias tuna pegas, alias rigit, alias tepos ash lover. Konstruksi mesin yang unik juga jadi jaminan, kalo Bro yang doyan mesin adem ayem dan bersuara halus dijamin menolak mentah-mentah naik Böhmerland: klepnya nonjol keluar!! Ga kalah berisiknya deh sama gambang kromong!!



Sumber:
-Hugo Wilson: Motorräder, Über 300 Klassiker. München 2007.
-Micro de Cet: Illustrierte Klassische Motorräder, Enzyklopädie.
-www.1990greif.de


Moyangnya Motor: Daimler Einspur


Ayo..sungkem dulu sama Mbah Moyang...Ini dia nih moyangnya benda-benda yang setiap hari mengantar kita kesana-kesini: Daimler Einspur.

Daimler Einspur boleh dikatakan sebagai motor pertama yang diturunkan ke muka bumi ini, yakni secara resmi pada tahun 1885. Meskipun sebelumnya ada motor 2 silinder karya Sylvester Roper pada tahun 1867. Masalahnya, motor karya Roper bertenaga uap, sedangkan Daimler Einspur adalah motor pertama berbahan bakar bensin. Kalo mas Bro lagi ke Jerman, bisa mampir ke Deutsches Zweirad und NSU Museum di kota Ulm, di sana si Moyangnya motor ini bersemayam. Letak museum ini tidak begitu jauh dari Frankfurt am Main, jika naik kereta, tapi kalo jalan kaki mungkin seminggu, kalo jalan jongkok, mungkin sampenya ke akherat.

Motor ini bermesin 1 silinder, 4 tak dengan kapasitas 264 cc. Soal tenaganya, ada yang bilang 1 PS pada 600 rpm (Micro de Cet), ada yang bilang 0,5 PS pada 700 rpm (Hugo Wilson). Motor ini memiliki rangka yang terbuat dari kayu, bobotnya hanya 90 Kg. Motor ini diciptakan oleh Gottlieb Daimler, seorang tukang insinyur Jerman. Dalam produksinya, ia dibantu anak didiknya, Wilhelm Maybach, yang diangkat Daimler menjadi chief-designer di bengkelnya.

Daimler Einspur lebih mirip kuda ketimbang sepeda, itu kalo dilihat dari tingginya. Joki tidak bisa menjejakkan kaki ke tanah, karena letak sadel yang mirip sadel kuda ini memang tinggi. Untuk itu, Daimler einspur diperlengkapi dengan 2 roda kecil untuk membuatnya tegak berdiri, ya seperti sepeda roda empat kita waktu kecil dulu. Daimler Einspur juga sudah melakukan jelajah negeri (liliput). Ia berhasil menempuh jarak antar kota sejauh 3 km saja dan tanpa mengalami masalah. Kecepatan maksimal saat pengetesan ini adalah 12 Km/ jam.

Sumber:

-Hugo Wilson: Motorräder, über 300 Klassiker. München 2007.

-Micro de Cet: Illustrierte Klassische Motorräder, Enzyklopädie.

-www.wired.com

Rabu, 05 November 2008

Victoria Bergmeister Mematikan



Baru tau saya ada pabrikan motor made in Germany yang namanya Victoria. Perkenalkan, Victoria Bergmeister, motor bermesin 4 tak pertama yang diproduksi Victoria setelah Perang Dunia II, perusahaan motor Jerman yang eksis dari tahun 1899-1966. Sebelumnya, perusahaan yang didirikan Max Frankenburger dan Max Othenstein di Nürnberg, Jerman, menggunakan mesin boxer BMW di masa antara Perang Dunia I dan II. Pada tahun 1923, Victoria menggaet Martin Stolle dari BMW untuk mengembangkan mesin-mesin motor Victoria.

Pada tahun 1951, Victoria memperkenalkan V35 Bergmeister, motor bermesin V-Twin 64 derajat hasil rancangan Richard Küchen. Sebelumnya Victoria hanya memproduksi mesin-mesin 2 tak. Bergmesiter bisa diklaim sebagai motor Victoria yang paling terkenal. Motor yang baru bisa dimiliki umum pada tahun 1953 ini berkapasitas 347cc. Dengan tenaga 21 PS pada 6300 rpm, Bergmeister yang berbobot 177 Kg ini bisa mencapai 130 Km/ jam.

Motor yang menggunakan velg ring 19 ini memiliki gear box dengan 4 tingkat percepatan, tetapi tidak seperti motor pada umumnya yang menganut gear pada sistem perpindahan gear-nya, Bergmeister menggunakan rantai! (entah saya salah mengerti atau salah menerjemahkan, saya pun bertanya2????). Sebagai penggerak final, Victoria mempercayakan pada sistem gardan.

Bergmeister bisa dibilang produk ambisius Victoria. Produksi motor ini menelan biaya besar yang membuat perusahaan berdiri di tepi jurang kebangkrutan. Singkat kata, Bergmeister mematikan Victoria! Akhirnya produksi Bergmeister dihentikan pada tahun 1956. Setelah itu, Victoria hanya berkonsentrasi memproduksi motor-motor 2 tak berkapasitas kecil. Victoria yang mengalami kesulitan finansial akhirnya menikahi David Beckham (ngaco nih!!), yang bener: bergabung dengan firma Express Werke AG dan bagian sepeda motor Auto Union AG. Mereka menyebut diri mereka: POWER RANGER!!! Maaf, bukan jiplakan Google Five itu, tetapi mereka bergabung dan menggunakan nama Zweirad Union.

Sumber:

- Hugo Wilson: Motorräder, über 300 Klassiker. München 2007.
-Micro de Cet: Illustrierte klassische Motorräder, Enzyklopädie.
-www.meisterdinger.de

Selasa, 04 November 2008

(masih) Superbike Tercepat di Sentul: RC 45


Buat mas Bro yang lahir tahun 80an dan para penggemar WSBK tentu tidak asing dengan tampang motor yang satu ini: RC 45 alias RVF 750 alias VFR 750 R (banyak amat aliasnya, ni motor apa teroris sih ??!!!).
Kalo boleh saya mengklaim tanpa data yang memadai dan hanya berdasarkan pada terawang gaib Ki Gede Anue, RC 45 adalah motor Superbike yang pernah menempuh Sirkuit Sentul dengan catatan waktu tercepat. Kalo mau lihat aksinya, silakan ubek-ubek You Tube. Di sana Bro sekalian bisa melihat kepiawaian John Kocinski dan Aaron Slight mengitari Sentul menunggangi RC 45 tim Castrol Honda.
Tentunya banyak yang protes, kenapa motor berkapasitas tanki 22 liter dan berat kosong 162Kg (versi standard 189 Kg) ini saya kategorikan sebagai motor klassik. Sebelum menyalahkan pendapat saya, salahkan dulu para pengarang buku yang mengkategorikan motor ini sebagai motor klassik. Ingat arti kata klassik!! Tidak dimakan zaman!! Lihat bodynya yang sterk, lihat juga warnanya yang super sportif. Di kamus saya, inilah motor yang warnanya paling sembalap! Meskipun menggunakan lampu bulat dobel dan buritan yang extra bahenol, RC 45 tetap pede disejajarkan dengan motor-motor superbike modern. Itu adalah salah satu ciri motor klassik! Mungkin pemilihan warna yang fresh dan kaki-kaki yang super canggih membuat penampilannya tetap segar dan menggoda saya membawa motor saya ke rumah-rumah modifikasi untuk dibuat tetap sehat tetap semangat 45 dengan meniru RC 45. Pastinya saat ini saya tidak akan mampu mengadopsi kaki asli RC 45: Marchesini 3,5 inci di depan, 6,5 inci dibelakang plus ban Michelin. Belum lagi biaya untuk suspensi up side down 47 mm Showa plus kaki belakangnya yang pro arm, waaaa....jual apa lagi ya??!!!!!
RC 45 diturunkan Honda pada tahun 1994 untuk menggantikan RC 30 dan menjegal Ducati 916. Sayang, kelahirannya bukan tanpa cacat. Aaron Slight adalah pembalap yang paling mengenal motor ini, sepertinya tidak ada seorang pembalap pun di dunia ini yang menghabiskan jam terbang dengan RC 45 lebih lama daripada si pembalap asal New Zealand ini. RC 45 yang bermesin V4 DOHC berkapasitas 749,2 cc plus sistem injeksi PGM FI, adalah motor superbike yang terkenal halus dan jinak dikendarai, meskipun bertenaga 160 PS pada 14000 rpm (versi standard 118 PS pada 12000 rpm)!! Kelemahannya adalah pada suspensi depan yang tidak pernah akrab dengan jalan bergelombang sehingga Slight tidak pernah sekalipun menjadi juara dunia WSBK. Untuk menutupi kelemahan ini, Honda mempekerjakan pembalap nomor wahid seperti Doug Polen, Carl Fogarty dan John Kocinski. Hanya Kocinski yang bisa mengantarkan RC 45 menjadi juara dunia. Slight sendiri hanya sanggup menempati posisi runner up pada tahun 1996.
Slight tidak hanya direpotkan oleh liarnya suspensi depan, tetapi juga mengeluhkan kurangnya tenaga RC 45. Honda akhirnya membekali Slight dan Kocinski dengan mesin baru yang bertenaga 6 PS lebih besar dibandingkan mesin sebelumnya. Dan untuk pertama kalinya motor itu diturunkan di Sentul!!! Saat uji coba, Slight kecewa, dengan performanya, tetapi ketika melihat catatan waktunya, ternyata lebih baik dibandingkan mesin versi sebelumnya. Dengan mesin baru ini, Kocinski berhasil menjadi juara di Sentul setelah di lap terakhir terlibat salah satu duel termaut yang pernah ada di Sentul. Sekali lagi, di Sentul pun Slight hanya menjadi yang ke-2. Makanya Slight, dibilangin minta wejangan ama Ki Gede Anue ga mau, salah Ente!!!
Sumber:
Terawang Gaib by Ki Gede Anue

Sabtu, 01 November 2008

The First Superbike: CB 750





Coba Bro perhatikan foto CB 750 paling atas! Sebuah CB 750 masa kini hanyalah sebuah motor besar yang sangat biasa sekali deh..untuk ukuran moge, tidak ada yang istimewa dari motor ini. Namun, CB 750 tetap eksis hingga berpuluh-puluh tahun, artinya dia memang memiliki sesuatu untuk dibanggakan!
Bagaimana jika Bro lihat kedua CB 750 dari tahun 1969 ini? Kuno? Biasa saja? Mungkin itu yang terlintas di pikiran kita sebagai biker yang hidup di abad ke-21 ini. Bayangkan, apa pendapat bikers yang melihatnya saat CB 750 pertama kali diluncurkan?
CB 750 pertama kali diperkenalkan di ajang Tokyo Motorshow pada tahun 1968. Saat itu, fitur yang ditawarkan CB 750 sebagai motor jalanan sangat mencengangkan bikers dunia. Motor ini bermesin 4 silinder in line, konstruksi yang hingga saat ini masih berpengaruh besar pada motor2 superbike modern. Konstruksi ini diadopsi dari mesin-mesin balap Honda tahun 60-an yang bersilinder jamak mirdad. Berbeda dengan motor balap Honda yang menggunakan kem ganda dan 4 klep per silinder, CB 750 disederhanakan hingga hanya memiliki satu kem dan 2 klep per silinder. Baru pada tahun 1978 Honda mempersenjatai CB 750 dengan kem ganda dan 4 klep per silinder. Dengan kapasitas 736 cc (61 x 63 mm) bertenaga 67 PS/8000 rpm, motor berbobot full tank 230 kg ini sanggup menembus 198 Km/jam, fantastis untuk ukuran motor jalanan di masa itu. Di tahun 70-an, CB 750 adalah salah satu motor tercepat dan terdahsyat dalam urusan berakselerasi. Dengan mesin standard, CB 750 sanggup menempuh jarak 1/4 mil dengan catatan waktu dibawah 13 detik. Akselerasi ini didukung oleh gear box dengan 5 tingkat percepatan, satu gigi lebih banyak dibandingkan para pesaingnya.
CB 750 adalah motor jalanan pertama yang memiliki konstruksi 4 silinder dan menggunakan rem cakram hidrolik. Pengendara CB 750 juga dimanjakan oleh elektrik starter, teknologi eksotis pada masa itu. Supaya pengendara tidak was-was dan memanjakan bikers yang suka berolah raga, Honda masih memperlengkapi motor ini dengan kick starter.
Sejak awal diluncurkan, CB 750 laris manis. Mayoritas CB 750 dijual di Amerika Serikat, sedangkan bikers Inggris baru bisa menungganginya pada awal Januari 1970. Mengapa Honda bisa sangat sukses memasarkan si bongsor ini? Tidak hanya fitur yang tercanggih di masanya ataupun harga yang relatif murah untuk fitur yang ditawarkan, tetapi juga nama besar Honda. Bikers sudah mengenal kehandalan Honda dari motor-motor ber-cc lebih kecil yang diproduksi Honda di tahun-tahun sebelumnya. Honda dikenal sebagai produsen motor-motor bermesin handal, tidak ''makan oli'' dan perangkat kelistrikan yang tidak rewel. Image Honda ini menjadi jaminan bagi para bikers, bahwa CB 750 tidak akan mengecewakan!!
Hanya satu kelemahan CB 750, rangka pipa bajanya dinilai kurang memadai ketika CB 750 dikendarai dengan ekstrem, tetapi untuk masa itu, handling CB 750 tergolong baik. Lagipula, berapa banyak sih bikers yang berani mengendarai salah satu motor jalanan tercepat saat itu dengan ekstreeeem??!!!!
CB 750 benar-benar menjadi tulang punggung pemasukan Honda. Kemenangan CB 750 di ajang balap 24 jam Bol d'or di Prancis pada tahun 1969 dan kemenangan di ajang balap 200 mil Daytona di Amerika Serikat pada tahun 1970 bahkan dinilai tidak perlu untuk mendongkrak penjualan CB 750. Karena kesuksesannya, Honda mengeluarkan versi mini CB 750: CB 500 F, CB 350 F dan CB 400 F.
Dengan segala prestasinya, CB 750 generasi awal dianggap sebagai first Superbike! Cycle World pun menobatkan CB 750 saat itu sebagai motor jalanan terbaik sedunia. Bahkan ada yang menobatkan CB 750 sebagai motor jalan terbaik abad ke-20. Dalam berbagai tayangan televisi yang mengangkat tema sepeda motor terbaik, CB 750 tidak pernah absen!! Predikat-predikat ini menyebabkan CB 750 generasi awal menjadi incaran dan kebanggaan para kolektor. Para pemimpi seperti saya hanya bisa berkata: tak ada CB 750, CB 200 pun jadi...
Sumber:
-Hugo Wilson: Motorräder, über 300 Klassiker. München: 2007.
-Roland Brown: Motorräder, Faszination und Abendteuer.